
Banyak yang masih bingung tentang cara merawat transmisi CVT. CVT (Continously Variable Transmission) menawarkan pengalaman berkendara yang lebih nyaman dan halus, serta efisiensi bahan bakar yang lebih baik. Itu menjadi salah satu alasan mengapa pabrikan otomotif membekali mobil-mobil modern dengan transmisi ini.
Dibalik sisi positifnya, transmisi yang mengandalkan mekanisme pulley dan sabuk baja ini juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah biaya perbaikan yang jauh lebih mahal dibanding transmisi otomatis konvensional.
Transmisi ini tidak menggunakan rangkaian gir melainkan mekanisme pulley dan sabuk baja
Jika ada kerusakan, pemilik mobil harus mengganti komponen CVT secara keseluruhan atau assembly. Itulah mengapa perbaikan dan perawatan CVT memakan biaya yang lebih besar.
Karena itu, Anda perlu mengetahui tips merawat transmisi CVT dan kebiasaan mengemudi yang tepat agar CVT mobil tidak mudah rusak. Simak penjabarannya di bawah ini.
>>> Ini Alasan Mengapa Mobil Baru Banyak Dibekali Dengan Transmisi CVT
Kebiasaan Mengemudi yang Harus Dihindari
Ada tiga kebiasaan mengemudi yang harus Anda hindari jika ingin CVT mobil Anda tetap prima dan terhindar dari kerusakan, yaitu:
1. Meletakan Persneling dalam Posisi N (Netral) saat Berhenti Sebentar
Kecuali mobil Anda menggunakan transmisi manual, menempatkan persneling di posisi N saat berhenti dalam waktu sebentar sebenarnya tidak diperlukan. Anda bisa membiarkan persneling tetap di D, baik itu CVT ataupun transmisi otomatis konvensional. Tentu dengan tetap menekan pedal rem.
Posisi N digunakan saat berhenti dalam waktu yang lebih lama
Jika transmisi Anda merupakan transmisi manual yang diotomatiskan seperti Dual Clutch Transmission (DCT) atau Automated Manual Transmission (AMT), Anda mungkin tak perlu menekan pedal rem karena sistem sudah melepas posisi gir secara otomatis.
2. Menahan Mobil di Tanjakan dengan Gas
Ini juga kebiasaan yang bisa merusak transmisi Anda. Pasalnya, pulley dan sabuk tetap berputar saat mobil tidak bergerak. Lama kelamaan, komponen tersebut dapat mengalami keausan.
Gunakan rem tangan dan pedal rem dalam kondisi seperti ini
Sebaiknya Anda tetap menggunakan pedal rem atau rem tangan saat berhenti di tanjakan. Ini juga berlaku pada semua jenis transmisi mobil.
>>> Mitsubishi Xpander Facelift Pakai CVT, Apa Plus dan Minusnya?
3. Mengubah Posisi Persneling saat Mobil Masih Berjalan
Jangan langsung mengubah posisi persneling Anda dari D menuju R atau N sebelum mobil berhenti melaju. Jika Anda melakukan itu, kemungkinan besar akan merusak beberapa komponen transmisi CVT.
Untungnya untuk beberapa mobil modern, Anda akan mendapatkan sistem yang mencegah perpindahan arah laju mobil sebelum benar-benar berhenti.
Oli CVT Menjadi Kunci
Satu elemen kunci yang justru kerap dilupakan oleh pemilik adalah pelumasan CVT. Kualitas oli sangat penting dalam menjaga kinerja transmisi ini. Meski friksi CVT lebih kecil dari transmisi otomatis konvensional, pulley dan sabuk baja bergerak sangat cepat. Pelumasan dibutuhkan untuk menghindari friksi pada transmisi menjadi lebih besar.
Salah satu tips penting dalam merawat transmisi CVT adalah pergantian oli. Pabrikan biasanya merekomendasikan untuk mengganti oli CVT setiap 40.000 kilometer. Namun, dengan kondisi lalu lintas stop & go, Anda bisa melakukannya setiap 20.000 kilometer. Perlu diingat, transmisi ini menggunakan spesifikasi oli yang spesifik. Biasanya, merek-merek pelumas yang beredar memasarkannya sebagai CVT fluid.