
Beberapa orang yang memiliki mobil suka mengganti ban asli (OEM) dengan produk ban aftermarket. Ada banyak alasan pemilik mobil ganti ban OEM dengan ban aftermarket. Padahal pabrikan sudah memperhitungkan penggunaan ban sesuai dengan spesifikasi mobil. Sehingga harus berhati-hati bila Anda berniat ganti ban OEM.
>>> Baca juga: Hati-hati, Mobil Listrik Ternyata Boros Ban
Hal pertama yang harus diperhatikan saat ingin ganti ban OEM adalah ukuran ban yang terkadang konsumen tidak sesuai dengan ukuran ban aslinya. Khususnya pada bagian load index harus sama atau sesuai dengan spesifikasi kendaraan.
Sesuaikan spesifikasi load index ban aftermarket dengan ban OEM saat penggantian
Sebagai contoh, load index pada ban OEM adalah 88. Artinya ban tersebut mampu menahan beban hingga 560 kg per-ban. Disinilah pemilik kendaraan patut untuk mengganti ban dengan spesifikasi load index yang serupa. Hal ini dilakukan agar ban produk aftermarket tersebut memiliki kemampuan menahan beban yang sama.
>>> Tips perawatan terlengkap bisa Anda dapatkan di sini
Hal lainnya yang juga bisa Anda perhatikan adalah speed symbol. Mungkin hal ini tidak terlalu dipermasalahkan karena kondisi jalan di Indonesia. Contohnya, speed symbol S mempunyai arti ban itu mampu digunakan pada kecepatan maksimum 180 km/jam.
Speed symbol menentukan kemampuan ban pada kecepatan maksimum mobil
Setelah dua hal itu sama dengan ban OEM, Anda bisa mulai memilih pattern ban atau keunggulan dari setiap ban. Meskipun pattern ban juga harus disesuaikan dengan kebutuhan, apakah untuk angkut penumpang atau angkut barang. Pun dengan kondisi jalan yang sering dilalui, apakah aspal atau tanah. Jadi hati-hati, jangan sembarang ganti ban OEM.