Ramai Soal Mobil Listrik, Mobil Bermesin Konvensional Bakal Punah?

01/11/2021

Pasar mobil

3 menit

Share this post:
Ramai Soal Mobil Listrik, Mobil Bermesin Konvensional Bakal Punah?
Mobil listrik menjadi topik pembicaraan hangat belakangan ini. Kehadiran mobil listrik tentu menjadi pertanyaan, akankah mobil bermesin konvensional punah?

Mobil listrik masih menjadi topik perbincangan hangat di industri otomotif global. Di Indonesia pun demikian. Terlebih sejak aturan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) tak lagi didasarkan pada jenis kendaraan serta kapasitas mesinnya, melainkan kadar emisi dan konsumsi BBM. Aturan ini membuat harga kendaraan elektrifikasi seperti mobil hybrid mengalami penurunan yang cukup signifikan. 

Foto menunjukkan salah satu pengisian daya mobil listrik di jalanan Norwegia

Satu hal pasti, mobil elektrifikasi akan makin banyak di masa depan

Selisih harga dengan mobil berbahan bakar konvensional pun kini tak terlalu 'jomplang'. Harapannya, orang Indonesia mau untuk segera beralih menggunakan mobil elektrifikasi.

>>> Harga Mobil Hybrid di Indonesia Turun hingga Rp 120 Jutaan!

Mobil Berbahan Bakar Konvensional Masih Hidup

Lalu bagaimana dengan nasib mobil bermesin konvensional di masa depan bila masyarakat mulai beralih ke kendaraan elektrifikasi? Benarkah akan punah? Bisa iya bisa tidak. Namun untuk jangka pendek, mobil bermesin konvensional dipercaya masih akan hidup.

"ICE (Internal Combustion Engine) nggak akan hilang ya. Produk-produk ICE masih ada at least 5-10 tahun ke depan. Tapi kondisi masyarakat berbeda, satu hal pasti jumlah produk elektrifikasi akan bertambah," begitu jawab Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor mengenai mobil berbahan bakar konvensional di masa depan. 

Pemerintah belakangan tengah gencar soal pengembangan kendaraan elektrifikasi di Tanah Air. Bahkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memiliki peta jalan terkait pengembangan mobil listrik di Indonesia. Dalam peta jalan itu disebutkan, Indonesia akan berhenti menjual motor konvensional pada tahun 2040, dan akan menghentikan penjualan mobil bermesin konvensional pada 2050.

Gambar menujukan BBM Pertamina

Mobil bermesin konvensional diramal bakal masih 'hidup'

Mobil listrik sendiri ditargetkan bisa mencapai 2 juta unit populasi pada tahun 2030. Sementara sepeda motor listrik ditargetkan untuk mencapai 13 juta unit pada tahun 2027.

Penjualan mobil listrik di Indonesia terbilang masih minim, meski sudah ada beberapa model yang ditawarkan. Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), saat ini populasi mobil listrik yang beredar di Indonesia per hari ini belum sampai 1.000 unit. Sedangkan Kementerian ESDM sendiri pernah memproyeksi populasi mobil listrik pada tahun 2025 akan bisa mencapai 125.000 unit.

Adapun model mobil listrik yang ditawarkan juga masih terbatas. Untuk mobil listrik murni hanya ada Hyundai Kona Electric, Hyundai Ioniq Electric, Nissan Leaf, dan DFSK Glory E. Sementara untuk kendaraan listrik jenis hybrid terdapat Toyota Camry Hybrid, C-HR, Corolla Cross Hybrid, Altis Hybrid, Nissan Kicks e-Power, dan Lexus UX 250h Hybrid.

>>> Inilah Mitos VS Fakta Seputar Mobil Hybrid dan Elektrifikasi

Jumlah SPKLU Terus Dikebut

Permasalahan lain yang kerap menjadi sorotan adalah jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) juga belum banyak dan menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat. Sebagai informasi per September 2021 sudah ada 187 unit SPKLU di 155 lokasi. Pemerintah terus mengebut pembangunan SPKLU tersebut. 

Gambar menunjukan SPKLU

SPKLU terus ditambah

Pembangunan SPKLU sudah tersebar di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi. Secara rinci, sebaran SPKLU berada di DKI Jakarta mencapai 83 unit yang tersebar di 63 lokasi.

Kemudian Jawa Tengah dan DIY sebanyak 18 unit yang tersebar di 16 lokasi, Jawa Barat mencapai 29 unit SPKLU yang tersebar di 29 lokasi, Banten mencapai 15 unit di 12 lokasi. Ada pula di Jawa Timur, Bali dan NTB sebanyak 29 unit yang tersebar di 23 lokasi, Sumatera mencapai 7 unit di 7 lokasi, dan Sulawesi mencapai 6 unit di 5 lokasi.

"Memang Pulau Jawa masih dominan tapi sudah ada di Sumatera hingga paling timur itu ada di Sulawesi. Ini semua bergerak terus karena bisnis ini saling tunggu. Yang beli mobil menunggu SPKLU, yang bangun SPKLU nunggu orang beli mobil dulu," beber Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana. 

>>> Indonesia Akan Stop Menjual Mobil Bermesin Konvensional Mulai 2050

Menjadi jurnalis otomotif di salah satu media ternama di Indonesia sejak 2016 dan telah memiliki ragam pengalaman menguji mobil hingga mengunjungi pameran otomotif tingkat dunia. Bergabung sebagai Editor di Cintamobil sejak tahun 2020. Lulusan Universitas Trisakti ini mengawali karir sebagai jurnal
 
back to top