Kehadiran Suzuki S-Presso Bakal Ulangi Kisah Kelam Celerio?

19/09/2021

Pasar mobil

2 menit

Share this post:
Kehadiran Suzuki S-Presso Bakal Ulangi Kisah Kelam Celerio?
Artikel ini adalah opini tim Cintamobil.com dengan tetap mengamati pasar dan fakta di lapangan, akankah Suzuki S-Presso bernasib baik selayaknya Ignis di 2017?

Sudah bukan rahasia lagi bila Suzuki S-Presso semakin santer diberitakan akan dijual di Indonesia. Meski kabar tersebut masih ditepis oleh PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) selaku agen pemegang merek Suzuki di Tanah Air.

A Million Dollar Question

Namun, sebenarnya ada kekhawatiran tersendiri terutama di pihak internal Suzuki Indonesia. Yakni 'A Million Dollar Question', apakah Suzuki S-Presso akan bernasib baik seperti Suzuki Ignis di 2017 ataukah terpuruk seperti Suzuki Celerio di tahun 2015.

>>> Suzuki S-Presso Lebih Cocok Di Indonesia Dari Karimun Baru?

Yes, Suzuki Celerio memang punya akta lahir dari Thailand dan dimasukkan oleh PT SIS ke Indonesia di tahun 2015. Tetapi mobil ini didesain untuk mengikuti selera pasar di India. Selayaknya mobil-mobil lansiran Maruti Suzuki lainnya.

Suzuki Celerio 2015

Desainnya lebih ke India dibandingkan Indonesia

Anda tentu bisa menilai sendiri bagaimana desain terutama pada eksterior mobil-mobil yang memang diperuntukkan untuk negara asalnya aktor Shah Rukh Khan itu. Jelas beda sekali dengan selera pasar mobil lokal yang lebih suka desain yang aerodinamis dan smooth, bukan lekuk berani bak film action India.

Tampilan eksterior belakang Suzuki Celerio

Eksterior Celerio tidak menggugah

Coba Anda tengok mobil-mobil racikan tim research and development 'asli' Indonesia seperti Daihatsu Ayla, Honda Brio, Daihatsu Terios hingga Toyota Avanza bekas. Beberapa mobil yang kami sebutkan tersebut memiliki 'rasa' yang sangat Indonesia. Baik fitur maupun segala kelengkapan di dalamnya.

>>> Suzuki S-Presso Siap 'Bunuh' LCGC?

Suzuki Celerio tidak bernasib baik di Indonesia memang bukan hanya karena desainnya. Ada faktor lain seperti spesifikasi yang terlalu beririsan dengan Suzuki Karimun Wagon R yang nyatanya punya dimensi dan kelengkapan fitur hampir mirip dengan Celerio. Apalagi harga jualnya tergolong tinggi saat itu.

Hanya Terjual 600 Unit

Kisah sedih Suzuki Celerio ini kami ungkapkan bukan tanpa dasar. Dari data penjualan yang kami kutip di Gaikindo, selama tiga tahun penjualan (2015 hingga 2017), Celerio hanya mampu mengaspal sebanyak 600 unit. Itu terdiri dari 324 unit varian bertransmisi manual, dan 276 unit varian bertransmisi CVT.

Padahal, dari hasil tes kami terhadap Suzuki Celerio beberapa tahun silam tidaklah buruk. Terutama konsumsi bahan bakarnya yang sangat irit. Kami coba merayap saat jam pulang kantor di kecepatan rata-rata 18 km/jam ia mampu menunjukkan angka 15,3 km/l.

Suzuki Celerio CVT Ungu

Padahal mobil ini mampu menunjukkan supremasinya di konsumsi BBM

Lebih amazing lagi saat kami mencoba tes konsumsi bahan bakarnya di jalan tol. Pada kecepatan rata-rata 85 km/jam. 1 liter bahan bakar oktan 92 di tangki mobil ini, mampu membawanya berjalan sejauh 25,9 kilometer di jalan tol. Kedua figur tersebut kami peroleh di varian CVT, kalau manual? Ya lebih irit lagi.

Konsumsi BBM mobil ini bisa sedemikian hemat terutama di jalan bebas hambatan lantaran saat melaju 100 km/jam, putaran mesin mobil ini hanya ditahan di 2.100 rpm saja. Tak heran Suzuki Indonesia saat itu pede memberi tagline 'The Amazing 1.000 cc'.

Suzuki Celerio 1.0 CVT

The Amazing 1.000 cc jadi tagline Celerio tahun 2015

Tapi Celerio bukan lahir tanpa cacat, saat pengetesan kami menemukan hal yang sedikit mengganggu. Seperti 'rasa' setirnya yang terasa tidak natural, feedback-nya juga buruk seolah setir tidak terkoneksi ke permukaan jalan, jadi pengemudi tidak bisa merasakan licinnya permukaan jalan dari setir.

Untuk di transmisi manual mobil ini mudah stall (mati) saat kopling diangkat terlalu cepat. Plus pergerakan tuas transmisinya terasa loose dan kurang presisi. Tapi itu hanya masalah minor yang kami cukup yakin tak akan terjadi di Suzuki S-Presso.

Eksterior belakang Suzuki S-Presso

Suzuki S-Presso mungkin pertama akan didatangkan utuh dari India

Hal itulah yang akan menjadi tantangan Suzuki Indonesia jika nanti harus memasarkan Suzuki S-Presso. Tak bisa semata-mata hanya mengandalkan harga yang 'murah' saja, tetapi harus punya Unique Selling Point lain agar S-Presso dilirik oleh konsumen Tanah Air.

>>> 3 Hal Ini Bikin Suzuki S-Presso Lincah Bermanuver

Kondisi Pandemic Kian Batasi Ruang Gerak RnD

Memang, di kondisi pandemic seperti ini mungkin tidak bijak jika harus melakukan riset dengan biaya besar. Maklum saja, riset itu butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit serta harus bolak-balik trial-error, bahkan keluar masuk kampung untuk memahami seperti apa mobil yang disukai oleh konsumen Indonesia.

Suzuki S-Presso 2021

Suzuki S-Presso bakal menarik minat konsumen Indonesia?

Belum lagi tren kini bergeser ke mobil kompak berbentuk SUV yang makin digandrungi oleh konsumen. Sebut saja Daihatsu Rocky, KIA Sonet, hingga Renault Kiger 'ikutan' nyemplung di kelas ini dan sukses 'memukul' penjualan Suzuki Ignis. So, Suzuki Indonesia harus lebih berhati-hati sebelum meluncurkan produk anyar ke pasar...

>>> Duel Suzuki S-Presso dan Daihatsu Ayla 1.0, Pilih Mana?

Mengawali karir sebagai jurnalis otomotif pada 2014, setahun kemudian Arfian menjadi test driver di sebuah tabloid otomotif nasional. Bergabung di Cintamobil.com sejak 2018, kini ia menjadi Head of Content di Cintamobil.com   About Arfian Lulusan kampus Trisakti angkatan 2009 ini sebe
 
back to top