First Drive Mazda CX-30 GT: Janjikan Kenyamanan dan Kesenangan Berkendara

31/01/2020

Mobil baru

3 menit

Share this post:
First Drive Mazda CX-30 GT: Janjikan Kenyamanan dan Kesenangan Berkendara
Segmen SUV Tanah Air semakin sesak dengan kehadiran Mazda CX-30. Compact crossover ini dihadirkan di antara Mazda CX-3 dan Mazda CX-5. Seperti apa impresi awalnya?

PT Eurokars Mazda Indonesia (EMI), secara resmi meluncurkan compact crossover Mazda CX-30 pada Selasa (28/1) lalu. Dari sosoknya, dimensi mobil ini memang hanya tampak sedikit lebih besar jika dibandingkan Mazda CX-3 yang telah lebih dulu hadir. Namun dari angka dimensi, CX-30 jelas-jelas lebih unggul. 

Gambar menunjukkan Tampilan depan Mazda CX-3 2020 berwarna merah

Mazda CX-30 membawa tampilan yang lebih kekar dibandingkan Mazda CX-3

>>> Harga Mulai dari Rp484 Jutaan, Mazda CX-30 2020 Sudah Bisa Dipesan

Kesan pertama saat melihat tampilannya adalah desainnya yang cantik, dengan proporsi yang kini tampak lebih kekar dengan garis bahu yang tinggi, overfender yang tampak lebih gemuk dibandingkan CX-3, sehingga menonjolkan desain dengan proporsi yang menggabungkan ketangguhan sebuah SUV dengan garis-garis sporty hatchback yang dinamis. Di bagian depan, lampu utama tampil lebih sipit dengan grille yang kini tampil lebih besar dengan aksen chrome yang tampil lebih massif di bagian depan.

Masuk ke dalam kabinnya, peningkatan desain juga didapat oleh Mazda CX-30.  Seperti halnya Mazda3, dashboard CX-30 juga menganut filosofi desain human-centric khas Mazda. Tombol-tombol, tampilan panel instrumen, semua terasa ergonomis, terutama bagi sang supir. Begitu duduk di depan kemudi, pengaturan kursi pengemudi dapat diatur secara elektrik, sehingga lebih akurat. Bahkan tersedia fitur memori posisi duduk yang memudahkan jika berganti pengemudi.

Gambar menunjukkan Dashboard Mazda CX-30 kini semakin mewah

Dashboard CX-30 tampil dua lapis memberikan kesan lebih lapang

>>> Review Mazda CX-30 2020: Mazda3 Khusus Keluarga

Berkat pengaturan duduk yang akurat tadi itu, visibilitasnya yang terbaik juga mudah didapatkan. Dengan sosoknya yang sebagai sebuah crossover, pandangan dari kursi pengemudi juga terasa tinggi. Garis bahu mobil yang dari luar tampak tinggi, ternyata tak menjadikan duduk di dalamnya terasa tenggelam. Begitu menekan tombol start-stop untuk menyalakan mesin, suara mesin terdengar senyap. 

Di balik kap mesinnya terdapat mesin berbahan bakar bensin SKYACTIV-G 4-silinder 2,0 liter dengan tenaga puncak 155 ps pada 6.000 rpm dan torsi maksimal hingga 200 Nm yang bisa didapat pada 4.400 rpm. Output dari dapur pacu ini disalurkan ke roda depan melalui transmisi otomatis 6-speed SKYACTIV-DRIVE. Respon akselerasinya juga cukup spontan, apalagi ada pilihan mode pengendaraan Sport, yang diklaim bisa mengubah karakter pengendaraannya menjadi lebih sporty.

Gambar menunjukkan Mesin berteknologi SKYACTIV yang diusung oleh Mazda CX-30

Performa CX-30 disuguhkan mesin 2,0 liter SKYACTIV-G dengan tenaga puncak 155 ps dan torsi 200 Nm

>>> Perayaan 100 Tahun Mazda: Dari Pabrik Gabus Hingga Pemenang Le Mans

Saat dicoba ditengah kepadatan lalu-lintas Jakarta, meski punya dimensi lebih besar dibandingkan CX-3, namun berkat visibilitas yang baik di seluruh sisi, Mazda CX-30 ini dapat dikontrol dengan baik saat meliuk-liuk di tengah kemacetan. Respon kemudinya cukup baik, dan putarannya ringan. Sayang saya belum sempat merasakan kedinamisan pengendaraannya di kecepatan yang lebih tinggi karena keterbatasan area pengujian.

Peredaman suspensi juga dapat dirasakan nyaman saat menghadapi beberapa lubang dan polisi tidur di kecepatan rendah. Suspensi yang lebih tinggi dan ban yang lebih tebal dibandingkan Mazda3 yang memiliki platform sama, jelas menjadikan CX-30 ini lebih nyaman dikendarai. 

Gambar menunjukkan Tampilan bagian belakang Mazda CX-30

Bagasi CX-30 menyuguhkan ruang yang paling lapang di kelasnya

>>> Ingin membeli mobil Mazda bekas ? Dapatkan daftarnya di sini

Untuk keleluasaan di dalam kabin, Mazda CX-30 memberikan lebar ruang kabin yang cukup lapang di bagian depan. Namun di belakang, meski secara dimensi lebih kuas dibandingkan CX-3, namun untuk ruang kaki masih tergantung pada posisi duduk penumpang di depan, dan masih menjadi salah satu kekurangan Mazda sejak CX-5 pertama kali hadir adalah sandaran tempat duduk yang terlalu tegak. Sementara ruang kepala cukup besar mengingat dimensinya yang tinggi dan yang menjadi keunggulan adalah ruang bagasinya yang luas. Kapasitas bagasi  CX-30 mencapai 430 liter, yang diklaim mampu untuk menampung kereta bayi berukuran besar berstandar global plus tas jinjing. Kapasitas ini bisa bertambah jika diperlukan dengan melipat bangku baris kedua.

Gambar menunjukkan Mazda CX-30 varian GT dilengkapi dengan sunroof

Mazda CX-30 varian GT telah dilengkapi dengan sunroof

>>> Serupa Tapi Tak Sama: Ini Komparasi Mazda CX-30 dan CX-3

Dengan selisih Rp 40 juta rupiah, Anda tidak akan mendapatkan perbedaan pengalaman berkendara yang signifikan jika memilih baik varian Touring atau Grand Touring (GT) yang kami coba ini. Perbedaan paling jelas ada pada bagian interior dimana varian Touring memiliki aksen finishing berwarna biru berbahan fabric, sementara pada varian GT berwarna cokelat bernaterial kulit. Pada varian Touring juga tidak terdapat sunroof yang dimiliki oleh GT. Namun yang paling signifikan, pada varian GT sudah mengusung fitu canggih i-ACTIVESENSE dimana di dalamnya termasuk  adaptive cruise control, lane keep assist, Lane Departure Warning System, blind spot warning sampai Smart City Brake Support.

>>> Mazda CX-30 2020 Resmi Dijual di Indonesia, Ini 7 Fitur Unggulannya

Gambar menunjukkan Mazda CX-30 dengan transmisi otomatis 6-speed SKYACTIV-DRIVE

Pengendaraan menyenangkan CX-30 juga disuguhkan oleh transmisi 6-speed SKYACTIV-DRIVE

Pendapat kami sementara ini, Mazda CX-30 memang menawarkan pengendaraan yang nyaman di dalam kota. Suspensinya lebih empuk dibandingkan Mazda3 yang lebih sporty. Untuk mengetahui rasa berkendara yang lebih dalam, tunggu hasil pengujian kami lebih lanjut.

>>> Berita otomotif menarik lainnya dari seluruh penjuru dunia ada disini

Sarjana Teknik Sipil ini menjadi jurnalis otomotif sejak 2003. Ia sudah pernah melesat di atas single seater di sirkuit hingga off-road di padang salju bersuhu -15 derajat. Saat ini Ia bertugas sebagai Managing Editor Cintamobil.com sejak 2019.
 
back to top