
Pilihan mobil listrik di Indonesia kian beragam. Hal itu terbukti dari cukup banyaknya pabrikan yang ramai memperkenalkan mobil listrik di Tanah Air. Mulai dari Hyundai dengan IONIQ dan KONA, lalu ada BMW dengan i3s, terakhir PT Toyota Astra Motor (TAM) yang juga ikut meramaikan dengan brand Lexus-nya yang menelurkan model UX300e. Belum lagi IU (Importir Umum) yang mendatangkan Tesla.
Kami menemukan beberapa alasan mengapa Toyota Corolla Cross Hybrid cocok untuk Indonesia
Namun, dibandingkan dengan mobil listrik murni yang sedang ngetren saat ini, Toyota Corolla Cross Hybrid bisa dibilang jauh lebih cocok di Tanah Air. Hal ini bisa kami simpulkan usai mengetes jalan secara lengkap mobil ini lebih dari 1000 kilometer. Menurut kami teknologi hybrid adalah 'jembatan' yang pas saat ini sebelum menuju ke era mobil listrik. Tapi ada sejumlah alasan mengapa Corolla Cross Hybrid cocok di Indonesia, berikut rinciannya.
1. Ramah Lingkungan + Hemat BBM
Dengan menggunakan Toyota Corolla Cross Hybrid Anda termasuk cinta lingkungan
Seperti yang kami sebutkan di awal paragraf artikel ini, mobil bermesin hybrid adalah teknologi yang tepat untuk menjembatani dua kebutuhan. Yakni kebutuhan akan hemat bahan bakar dengan kebutuhan ramah lingkungan. Dengan teknologi hybrid, mesin konvensional tidak serta-merta bekerja terus menerus dan menghasilkan karbon monoksida, jelas ini sangat baik untuk lingkungan.
Toyota Corolla Cross Hybrid ini sangat hemat BBM
Mesin hybrid di Corolla Cross 1.8 Hybrid AT 2020 ini jarang sekali menyala, karena pengisian ulang daya listrik dari sistem regenerative brake mobil ini demikian baik. Berdasarkan hasil tes kami, konsumsi BBM Toyota Corolla Cross 1.8 Hybrid AT 2020 ini berada di angka 24,5 km/l pada kecepatan rata-rata 22 km/jam. Sedangkan untuk melaju di jalan bebas hambatan dengan kecepatan rata-rata 90 km/jam, 1 liter Pertamax mampu membawanya sejauh 23,8 kilometer. Irit kan?
2. Tak Perlu Ribet Ngecas
Sistem Hybrid Synergy Drive bisa melakukan Self-charging
Salah satu keunggulan dari Toyota Corolla Cross Hybrid adalah enggak perlu ribet ngecas. Hingga artikel ini dibuat, memang PLN (Perusahaan Listrik Negara) mengklaim sudah memiliki lebih dari 1.000 SPLU (Stasiun Pengisian Listrik Umum) di Jakarta yang dapat diketahui dari Google Maps. Tapi untuk ke luar daerah apalagi luar pulau Jawa SPLU jelas tidak lebih familiar daripada pom bensin. Otomatis hal ini menghambat daya jelajahnya.
Bisa juga aktifkan mode full EV jika listrik pada baterai mencukupi
Sebagai informasi sistem hybrid milik Toyota dapat melakukan self charging secara cepat, jadi mesin berkode 2ZR-FXE yang tersemat di balik bonnet Corolla Cross ini tak perlu sering bekerja. Meski kapasitas tangki SUV berharga Rp 497,8 juta ini hanya 36 liter, namun mobil yang dilengkapi dengan transmisi pintar eCVT ini memiliki kehematan yang luar biasa, secara teoritis ia sanggup berjalan 828 kilometer dengan hanya satu kali isi full tank.
3. Fitur Cukup Lengkap
Sunroof menambah aura lega pada kabin Corolla Cross Hybrid ini
Dengan banderol 'hanya' Rp 497.800.000, ia jauh lebih murah dibandingkan dengan saudara-saudara sesama Toyota lainnya yang bermesin hybrid. Fitur yang diusung juga cukup baik, ada sunroof, cruise control, dan NFC (Near Field Communication) pada head unit yang dapat membaca saldo e-Money Anda. Namun, sementara hanya e-toll card dengan basis e-Money Bank Mandiri yang bisa diperiksa saldonya, sementara kartu uang elektronik dari bank lain belum bisa.
Peranti keselamatan cukup lengkap
Empat rem cakram di masing-masing roda juga sudah dilengkapi dengan rem ABS (Anti-lock Braking System), EBD (Electronic Brake-force Distribution), dan BA (Brake Assist) plus EBS (Emergency Brake Signal) yang mampu memberi notifikasi pengemudi di belakang saat melakukan panic brake. Mobil juga tidak akan turun sesaat berhenti di tanjakan karena ada HSA (Hill Start Assist) dan bermanuver ekstrim pun tak perlu ragu sebab sudah ada fitur VSA (Vehicle Stability Assist).
4. Pengendalian Lincah
Kami curiga ia pakai basis yang sama dengan Lexus UX
Seperti halnya karakteristik mobil-mobil Toyota yang menggunakan platform Toyota New Global Architecture (TNGA), membuat karakter pengendaraan dari Corolla Cross ini demikian menyenangkan. Memang tidak se-presisi Toyota C-HR yang suspensi belakangnya mengandalkan konstruksi double wishbone, namun pada torsion beam di Corolla Cross ini terasa lebih nyaman dan pas untuk keluarga.
Rekayasa teknis TNGA membuat mobil ini nikmat dikendarai
Bantingan suspensinya juga terasa dewasa, maksudnya tidak terlalu empuk juga tak terlalu keras baik ketika dikemudikan sendiri, berdua ataupun dengan beban penuh. Karena berbasis TNGA, kami malah merasa Corolla Cross Hybrid ini pengendaliannya mirip dengan Lexus UX yang sama-sama mengusung basis TNGA, namun itu bukan hal buruk, mengingat UX adalah crossover mungil yang punya kualitas buatan baik.
>>> Begini rasa mengemudi Toyota Corolla Cross Hybrid
5. Sistem Hybrid Durabel
Toyota Prius generasi pertama tahun 1997
Terakhir adalah sistem hybrid Toyota yang sudah teruji. Tentunya ini bukan isapan jempol semata, sebab sejak 24 tahun lalu pabrikan asal Jepang ini sudah serius menggarap hybrid. Adalah Toyota Prius yang saat itu menjadi mobil hybrid pertama yang diproduksi oleh Toyota. Yes, tepatnya satu tahun sebelum era reformasi di Indonesia ini, seluruh dealer Toyota di Jepang memajang Toyota Prius sekaligus menjadikannya sebagai pionir mobil hybrid paling populer di dunia.
Pengalaman Toyota dalam mendevelop sistem hybrid tak perlu diragukan lagi
Sebagai informasi, Prius berawal dari keinginan Eiiji Toyoda, sebagai salah seorang Chairman Toyota, untuk membangun konsep mobil masa depan. Tim di bawah koordinasi Yoshiro Kimbara akhirnya dibentuk untuk menjalankan sebuah proyek prestisius bertajuk Global 21 (G 21). Sebuah target nyaris mustahil pun diajukan, mobil tersebut harus memiliki konsumsi bahan bakar sangat irit, yaitu lebih dari 20 kilometer per liter.
Hingga hari ini Prius sudah lahir empat generasi di muka bumi
Tak seperti novel cerita rakyat tentang proyek membuat candi dalam semalam, tentunya proyek ini butuh waktu panjang agar konsep hybrid tersebut dapat direalisasikan. Karena bagaimanapun juga, teknologi ini masih membutuhkan bahan bakar dan menghasilkan emisi gas buang. Kendati demikian, menurut kami teknologi ini paling memungkinkan untuk dikembangkan karena tidak perlu menambah infrastruktur baru yang sangat mahal, seperti teknologi mesin elektrik murni.
Toyota Prius tahun 2009 sempat dijual PT TAM
Tahun 1997 adalah awal perjalanan panjang Prius. Saat itu ia hanya dipasarkan di Jepang. Baru tahun 2001 Prius dijual ke belahan dunia lainnya. Ia pun mencetak sejarah lantaran telah terjual lebih dari 2 juta unit per tahun silam. Di Indonesia sendiri, Prius generasi ketiga sempat dijual oleh PT TAM pada tahun 2009 tepatnya di ajang Indonesia International Motor Show tahun tersebut. Pengalaman panjang development ini seakan jadi jaminan sistem hybrid Toyota sudah demikian durabel.