Bedah Cara Kerja Transmisi eCVT Hybrid Toyota: CVT yang Bukan CVT

17/08/2020

Mobil baru

5 menit

Share this post:
Bedah Cara Kerja Transmisi eCVT Hybrid Toyota: CVT yang Bukan CVT
Transmisi otomatis makin lama makin canggih, salah satu yang pakai teknologi maju adalah transmisi eCVT. Beginilah cara kerja Transmisi eCVT Hybrid Toyota

Perkembangan teknologi semakin maju, tak terkecuali dengan peranti penerus daya alias transmisi. Sekarang ini, banyak sekali jenis transmisi otomatis, mulai dari konvensional, kopling ganda, hingga CVT. Transmisi otomatis jenis CVT juga semakin canggih, salah satu transmisi CVT yang pakai teknologi maju adalah transmisi eCVT Hybrid Toyota. Yuk sejenak, mari kita bahas cara kerja transmisi eCVT hybrid Toyota ini.

Foto mesin 2ZR-FXE Toyota Corolla Cross

Mesin berkode 2ZX-FXE Corolla Cross dikawinkan dengan transmisi eCVT

>>> Mana yang terbaik? Honda CR-V, Nissan X-Trail atau Toyota Corolla Cross? Temukan jawabannya di sini

Cara Kerja Transmisi eCVT Hybrid Toyota

Cara kerja dari transmisi eCVT hybrid Toyota ini memanfaatkan tenaga listrik. Tidak seperti transmisi CVT pada umumnya yang mengandalkan dua buah puli yang disatukan dengan belt untuk menggerakkan dua puli tersebut secara simultan. Pada transmisi eCVT hybrid Toyota, motor listrik digunakan sebagai penggerak roda, bentuknya seperti motor AC biasa (contohnya motor induksi seperti di Tesla atau dinamo pompa air di rumah).

Foto transmisi eCVT Hybrid Toyota

Transmisi eCVT tidak pakai puli tapi menggunakan dinamo yang bekerja seperti CVT

Jika putaran dinamo ingin dipercepat atau pengemudi hendak melaju kencang, rpm (putaran dinamo) dinaikan dengan cara arus listriknya di tambah, prosesnya seperti pedal gas diinjak dan sebaliknya jika ingin melambat atau rpm hendak diturunkan, arus listrik tadi dipotong. Nah, yang mengatur besar arus tadi adalah si komputer (ECU transmisi). Komputer tersebut seperti komputer mobil bensin pada umumnya (ECU atau ECM).

Gambar Toyota Corolla Cross sedang di test drive di Thailand

Laju mobil menjadi lebih smooth tapi tetap bisa agresif saat dibutuhkan

Banyak sensor yang menjadi bahan input buat si komputer tadi, selain pedal gas yang utama. Seperti ada sensor temperatur air, speed kendaraan, dan sebagainya. Dari semua input sensor tadi, komputer menentukan berapa besar arus yang diberikan ke motor, sehingga menentukan speed (kecepatan) dari motor tersebut. Speed motor bisa diubah kecepatannya menjadi naik atau turun, dengan kata lain motor listrik tersebut bekerja layaknya sebuah CVT.

Mirip Mainan TAMIYA Berukuran Besar

Gambar transmisi eCVT Toyota Prius

Inilah 'jeroan' transmisi eCVT mobil Toyota yang bermesin hybrid

Jika diperhatikan cara kerja eCVT Hybrid Toyota tersebut mirip baterai di mobil-mobilan TAMIYA, mengingat magnetnya permanen, dan putarannya dapat disesuaikan dengan kecepatan kendaraan dan juga rpm mesin. Sebab tiga komponen tersebut berupa mesin, motor listrik dan roda itu dihubungkan melalui sebuah planetary gear. isi transmisi eCVT adalah Motor Generator atau disingkat MG. Ada dua MG yakni MG1 dan MG2.

Gambar motor Generator di transmisi eCVT Toyota Hybrid

Motor Generator (MG) bisa jadi penggerak bisa menjadi alternator

MG1 dan MG2 bekerja secara bersamaan dan menyesuaikan kebutuhan mobil, bisa menjadi motor (penggerak ke ban) saat mobil dijalankan, dan berakselerasi atau terkadang jadi bisa alih fungsi menjadi generator (jadi alternator) saat mobil melakukan self charging dari pengereman atau energi terbuang lainnya. MG ini ada gear setnya juga, yang bertugas buat memindahkan putaran motor ke ban, seperti planetary gear, namun tidak "pindah gigi" alias mengalir smooth saja bak transmisi CVT.

Butuh Pendinginan Ekstra

Yang namanya dinamo, momok terbesarnya adalah panas, kalau eCVT digunakan terus-menerus pasti berpotensi overheat. Makanya, para insinyur Toyota membuat transmisi canggih ini memiliki sistem pendinginan sendiri, pake air radiator juga. Dari informasi yang Cintamobil.com dapat, sirkulasi air coolantnya terpisah sama air pendingin mesin, alias punya tempat reservoir sendiri untuk mengisi cairan pendinginnya.

Foto alur sistem pendinginan transmisi eCVT Toyota Hybrid

Suhu kerja eCVT yang berkisar 155-165°C jelas butuh cooling system memadai

Cara pendinginannya juga beda, tidak seperti mesin yang bloknya dilubangi untuk water jacket, tetapi aliran air tersebut dialirkan di casing transmisinya saja, air pendinginnya diputer pakai waterpump listrik terpisah, setelah sebelumnya didinginkan oleh radiator juga. Sebagai perbandingan, jika mesin bensin range suhunya di jaga di 83-94°C, dinamo atau transmisi elektrik ini lebih tinggi, yakni sekitar 155-165°C. Jadi, karena suhu kerjanya butuh pendinginan ekstra pula. So, itulah penjelasan kami mengenai cara kerja dari transmisi eCVT andalan Toyota. Nantikan ilmu pengetahuan tentang mobil lainnya hanya di Cintamobil.com.

Mengawali karir sebagai jurnalis otomotif pada 2014, setahun kemudian Arfian menjadi test driver di sebuah tabloid otomotif nasional. Bergabung di Cintamobil.com sejak 2018, kini ia menjadi Head of Content di Cintamobil.com   About Arfian Lulusan kampus Trisakti angkatan 2009 ini sebe
 
back to top