
Mobil yang dilengkapi dengan transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) memang nikmat nan nyaman. Tapi kalau sudah rusak lantas bikin kesal. Penyebabnya tidak lain karena biaya perbaikannya yang tinggi, bahkan beberapa bengkel cenderung disarankan untuk melakukan penggantian satu unit utuh agar masalah tuntas. Nah, berikut ini Cintamobil.com akan membeberkan cara mendeteksi transmisi CVT mobil bekas rusak.
Pahami Dulu Cara Kerja Transmisi CVT
Cara kerja transmisi CVT yang menggunakan dua buah puli dan diputar oleh belt
Cara mendeteksi kerusakan transmisi CVT dimulai dengan memahami terlebih dahulu transmisi jenis ini. Cara kerja transmisi CVT yang menggunakan dua buah puli dan diputar oleh belt. Kedua puli inilah yang bertugas untuk membesar dan mengecilkan rasio sesuai dengan tenaga yang akan disalurkan ke roda. Jadi perlu diingat, Anda tidak akan merasakan hentakan apapun saat transmisi ini bekerja melajukan mobil.
Melaju dengan mobil bertransmisi CVT itu nyaman
Juga yang menjadi ciri khas transmisi CVT adalah putaran mesin akan tetap rendah, sementara mobil semakin melaju, ambil contoh di Honda Brio Satya dengan transmisi CVT, saat mobil melaju di kecepatan 100 km/jam putaran mesin hanya 2.000 rpm saja. Tak heran konsumsi BBM mobil tersebut luar biasa hemat. Intinya, transmisi CVT seolah tidak mengijinkan mesin berputar di putaran tinggi yang membuat konsumsi BBM boros.
Cara Mendeteksi Transmisi CVT Mobil Bekas Yang Rusak
Puli dan belt yang sudah apkir membuat laju mobil tertahan
Kembali lagi ke cara mendeteksi transmisi CVT mobil bekas yang rusak, puli yang sudah lemah akan membuat laju mobil menjadi tersendat. Misalnya mobil baru melaju 40 km/jam namun putaran mesin meraung (melewati 3.000 rpm), padahal kondisi elevasi jalan tidak menanjak. Itu dapay menjadi indikator transmisi CVT mengalami kerusakan, bisa jadi belt (sabuk) baja dan puli sudah aus atau hal lainnya.
Kerusakan transmisi juga dapat diketahui saat memindahkan tuas transmisi
Ada lagi kasus 'rpm loncat' jadi saat mobil melaju konstan di kecepatan tertentu, indikator rpm naik turun diiringi dengan nada mesin mobil yang menjadi tidak rata. Kalau sudah merasakan gejala tersebut ada baiknya Anda mengurungkan niat untuk memboyong mobil bekas yang diincar. Gejala rusaknya transmisi CVT juga dapat dirasakan saat Anda memindahkan shifter, misal dari D ke R atau D ke L biasanya ada hentakan keras seolah mobil ditabrak dari belakang.
Perawatan Transmis CVT Penting & Jangan Sampai Salah Oli
Gunakan oli sesuai rekomendasi, ingat oli CVT beda dengan oli matik biasa
“Yang terpenting dan paling aman adalah ganti oli transmisi mengikuti oli mesin mobil. Misal oli mesin ganti per 5.000 kilometer, maka oil transmisi lebih baik ganti per 20.000 kilometer. Mengapa? Karena transmisi juga akan bekerja keras, sama dengan mesin primer dalam menghantarkan tenaga mesin ke roda, namun jangan lupa oli mesin juga akan lebih cepat rusak jika kita sering melalui jalan macet” papar Triyono dari Family Auto Service di Bekasi, Jawa Barat.