
Berawal dari keputusan General Motors mengembangkan transmisi yang lebih nyaman dan praktis dalam penggunaan sehari-hari, dua merk GM, Cadillac dan Oldsmobile mengembangkan transmisi otomatis yang dinamakan Hydra-Matic Transmission, dan mulai diaplikasikan pada kedua merek tahun 1940.
Sejak saat itu, transmisi otomatis menjadi pilihan utama bagi sebagian besar pengendara di seluruh dunia. Kenyamanan, perpindahan gigi tanpa gangguan, dan aksesibilitas menjadikannya opsi yang lebih baik ketimbang transmisi manual.
>>> Manual lebih irit dari matic, kata siapa?
Satu-satunya stigma negatif tentang transmisi otomatis adalah kurangnya efisiensi, namun seiring berkembangnya zaman hal tersebut sirna dengan hadirnya teknologi baru yang membuatnya sama, atau bahkan lebih efisien ketimbang mobil manual.
Secara sekilas, terlihat bahwa transmisi otomatis hanya terbatas pada perpindahan gigi otomatis. Nyatanya, ada beberapa tipe transmisi otomatis yang digunakan di berbagai kendaraan dengan karakteristik berbeda-beda, simak penjelasan di bawah ini.
1. Transmisi Matic Konvensional
Matic model Torque Converter masih cukup populer di Indonesia
Ini adalah pengembangan transmisi Hydra-Matic yang dibuat oleh Oldsmobile, dan masih banyak digunakan mobil matic sampai saat ini. Sesuai dengan namanya, mobil ini menggunakan kopling cairan hidrolik atau torque converter yang mengubah daya mesin menjadi energi kinetis dan menyalurkannya kepada driveshaft.
>>> Baca juga: GM Powerglide & Turbo-Hydramatic, Transmisi Otomatis Tertua Dan Tersukses Di Dunia
2. Continous Valve Transmision (CVT)
Karena rasio yang berbeda-beda, CVT mampu menyesuaikan kerja mesin agar lebih sigap dan ringan
Alih-alih menggunakan gir konvensional, transmisi ini bekerja dengan drum berbagai ukuran dan rasio yang digerakkan belt. Karena rasio yang berubah-ubah, CVT mampu menyesuaikan kerja mesin agar lebih sigap dan ringan, alhasil konsumsi BBM menjadi lebih efisien. Karena efisiensinya, transmisi CVT banyak digunakan di mobil keluaran terbaru, khususnya city car.
>>> Mungkin Anda tertarik: Ini Cara Mudah Mengemudi Irit BBM Di Dalam Kota Dengan New Honda Mobilio CVT 2019
3. Dual Clutch Transmission (DCT)
Dengan dua kopling, perpindahan gigi menjadi lebih sigap dan lancar
>>> Sedang mencari mobil matic bekas?
Sesuai dengan namanya, transmisi ini menggunakan dua kopling yang bertanggung jawab dalam penggantian gigi, ganjil dan genap. Karena itu, proses perubahan gigi menjadi lebih halus karena hadirnya dua kopling yang bekerja pada waktu berbeda sesuai dengan gigi yang dipilih. Transmisi jenis ini bersifat kering, yang berarti tidak memerlukan oli transmisi, dan kerap digunakan mobil-mobil VW, contohnya VW Golf.
4. Direct Shift Gearbox (DSG)
Hampir sama dengan Dual Clutch Transmission, Direct Shift Gearbox membutuhkan oli transmisi
Konsepnya hampir sama dengan DCT, namun bedanya Direct Shift Gearbox adalah transmisi basah, di mana terdapat oli transmisi dan harus diganti secara teratur.
5. Automated Manual Transmission (AMT)
Transmisi ini memiliki kopling yang diaktifkan oleh aktuator, yang terhubung dengan TCU
Transmisi ini sebenarnya adalah transmisi manual yang digerakan oleh akuator yang terhubung dengan Transmission Control Unit (TCU), dengan prinsip yang sama seperti transmisi manual namun digerakan secara otomatis.
>>> Temukan tips pengemudian lainnya di sini
Anda dapat mengoperasikannya dengan dua cara, yakni secara manual namun dengan kopling yang digerakkan komputer atau sepenuhnya digerakkan komputer. Di Indonesia, transmisi ini digunakan oleh Suzuki Ignis dan Karimun Wagon R.
6. Triptonic
Untuk menambah kesan sporty, biasanya mobil-mobil bertransmisi Triptonic dilengkapi gear shifter
Pertama kali dipopulerkan Porsche, transmisi ini populer di kalangan mobil-mobil performa tahun 90-an. Cara kerjanya sama seperti transmisi manual, namun menggunakan torque converter menggantikan kopling. Salah satu ciri transmisi triptonic juga adalah perpindahannya yang bertahap dan tidak bisa melompati gigi, sama seperti sepeda motor.