
General Motors (GM) Powerglide & Turbo-Hydramatic memang sudah berusia lebih dari 60 tahun. Namun kedua transmisi otomatis ini masih dipercaya oleh banyak kalangan, mulai dari para hot rodder, penggila muscle car & truck bahkan ajang motorsport. Kelebihannya tak lain adalah kekuatan, daya tahan serta desain plus pengoperasiannya yang sederhana. Tak heran jika Powerglide & Turbo-Hydramatic masih menjadi favorit di ajang drag race dan off-road racing di Amerika dan beberapa belahan dunia lainnya.
GM Powerglide & Turbo-Hydramatic terkenal tahan banting, mudah dioperasikan serta memiliki harga terjangkau
>>> Sering Tertukar, Ketahui Perbedaan Muscle Car dan Pony Car
Kedua transmisi otomatis yang legendaris ini ternyata juga memiliki banyak penggemar di Indonesia, terlebih di dunia balap speed off-road nasional, seiring menjamurnya mesin V8 buatan Amerika yang terpasang di jip tubular bertenaga beringas tersebut. Lantas yang menjadi pertanyaan besar adalah, bagaimana kedua transmisi otomatis ini ternyata masih dipercaya oleh para petrolhead? Bagaimana dengan daya tahannya dalam meredam tenaga buas dari mesin V8 buatan Amerika? Cintamobil.com akan menjawab pertanyaan di atas dengan membawa Anda kembali menuju masa keemasan dunia otomotif Amerika yang dimulai dari dekade ’50-an. Selamat menikmati.
GM Powerglide
Bisa dibilang, GM Powerglide merupakan transmisi otomatis tertua yang pernah diproduksi dan masih digunakan hingga kini. Berawal dari keputusan GM untuk mengembangkan transmisi otomatis sejak tahun 1930-an. Saat itu, persaingan dunia otomotif Amerika mulai sengit, dan GM berusaha untuk menghadirkan mobil dengan kenyamanan dan kepraktisan untuk digunakan sehari-hari. Hingga akhirnya pada 1950 lahirlah Powerglide, transmisi otomatis dengan dua tingkat percepatan yang pertama kali digunakan pada Chevrolet Deluxe.
Dengan hanya memiliki dua percepatan, membuat Powerglide lebih nyaman untuk cruising jarak jauh
Pada generasi pertama, Powerglide masih menggunakan besi (iron cast) sebagai casing-nya. Kelemahan transmisi Powerglide generasi pertama ini adalah waktu perpindahan gigi yang terlalu lama ketika di-kickdown sekalipun. Selain itu, Powerglide generasi pertama memiliki rasio gigi yang terlampu rendah, membuat akselerasinya mengecewakan. Namun hal tersebut ditebus dengan karakter penyaluran tenaga, daya tahan serta perpindahan gigi yang sangat halus, sehingga membuat nyaman para ‘Yankees’ saat itu.
>>> Desain khas Amerika, cek Jeep Cherokee bekas dengan harga terbaik hanya di Cintamobil.com
Pada 1963, General Motors memperkenalkan Powerglide generasi kedua yang telah menggunakan casing dari material aluminium. Sehingga, membuatnya memiliki bobot lebih ringan hingga 50 kg dari generasi pertama. Pada generasi kedua ini pula, Powerglide dibekali beberapa pilihan rasio gigi dan final gear demi mengejar performa dan efisiensi bahan bakar yang lebih mumpuni.
Banyaknya ketersediaan komponen aftermarket dan reinforcement kit menjadi salah satu keunggulan Powerglide di ajang motorsport Amerika
General Motor juga menyediakan Powerglide versi heavy duty yang dilengkapi dengan rasio gigi reduksi 1.76:1 pada rasio final gear 3.31;1. Hal tersebut membuatnya ideal digunakan pada full-sized pick-up yang memiliki kemampuan membawa bobot atau menarik beban ekstrim. Selain itu, pada bagian gear dan body valve-nya juga diperkuat agar kuat menyalurkan tenaga lebih besar pada mobil dengan bobot lebih berat. Varian heavy duty inilah yang kerap digunakan sebagai basic untuk transmisi Powerglide di ajang motorsport.
>>> Sejarah Perkembangan Transmisi Otomatis Mobil Di Dunia
Pada 1973, merupakan tahun terakhir Powerglide diproduksi, lantaran setelah itu berganti dengan era Turbo-Hydramatic. Namun diajang motorsport, Powerglide tetap diunggulkan, mulai dari drag race hingga off-road racing. Kemudahan dalam pengoperasian, kuat dan desain mekanikal yang minimalis, membuat Powerglide tetap kompetitif.
Chevrolet Deluxe 1950 merupakan model Chevrolet pertama yang menggunakan transmisi Powerglide
ATI, tuner asal Maryland, Amerika ini misalnya, yang kerap membangun Powerglide khusus untuk keperluan balap, lewat beberapa penguatan pada bagian internalnya. Powerglide racikan ATI ini bahkan kuat untuk dipasang pada mesin V8 dengan tenaga maksimum yang mencapai 3.500 hp! Untuk keperluan balap, baik Powerglide dan Turbo-Hydramatic menggunakan tuas perpindahan model shift gate atau ratchet dengan solenoid elektrik agar memungkinkan perpindahan gigi ala manual, sehingga proses shifting bisa lebih cepat dan presisi.
>>> Agar Tetap Aman, Inilah Tiga Cara Mengoptimalkan Transmisi Otomatis di Jalanan Menanjak Atau Menurun
Di dunia speed off-road Indonesia, transmisi Powerglide menjadi populer digunakan lantaran kemudahan dalam pengoperasiannya, terlebih ketika kita berbicara mengenai jip tubular dengan tenaga di atas 500 hp. “Kita jadi tidak perlu sering-sering pindahin gigi karena cuma dua speed dan lebih fokus ke setir,” ujar Julian Johan yang sempat menggunakan Jeep Grand cherokee bermesin v8 LS3 dengan transmisi powerglide di ajang speed off-road nasional ini.
GM Turbo-Hydramatic
GM Turbo-Hydramatic (Biasa disingkat TH) merupakan transmisi otomatis dengan tiga percepatan buatan General Motors yang pertama kali diperkenalkan pada 1940. Setelah kesuksesan Powerglide, General Motors secara bersamaan juga mengembangkan transmisi otomatis dengan performa yang lebih baik dengan konstruksi modular, alias bisa dikembangkan ke banyak platform serta digunakan pada banyak model, mulai dari sedan, muscle car, SUV hingga pick-up truk.
Turbo-Hydramatic 400 terkenal sebagai transmisi otomatis paling kuat dan kerap digunakan di ajang motorsport
>>> Membeli Mobil Bekas: Mengecek Transmisi Mobil Matic Bekas
Lima tahun kemudian, General Motors merilis TH350. Angka ‘350’ menunjukkan bawa TH350 ditujukan untuk mesin dengan torsi maksimal sebesar 350 lb.ft atau 474 Nm. Karena ditujukan untuk mesin dengan tenaga lebih ‘sopan’, TH350 paling banyak digunakan di hampir semua model mobil produksi General Motors seperti Chevrolet, Buick, Oldsmobile dan Pontiac.
Drag race menjadi salah satu ajang motorsport yang kerap menggunakan transmisi Powerglide atau Turbo-Hydramatic Series
>>> Simak artikel tentang teknopedia terkini hanya di Cintamobil.com
Di dunia motorsport, baik TH350 dan Th400 memiliki keunggulan tersendiri. TH350 memiliki bobot lebih ringan, namun kekuatannya tak sebaik TH400, terlebih untuk mesin dengan tenaga maksimal di atas 800 hp. Sementara TH400 terkenal kuat bahkan tuner seperti ATI, B&M dan TCI menawarkan TH400 racing kit yang kuat untuk menahan tenaga hingga 3.000 hp! Layaknya Powerglide, Turbo-Hydramatic juga memiliki kemudahan penggunaannya serta banyaknya pilihan tuner atau produsen aftermarket yang menyediakan kit untuk balap. Namun yang paling membedakannya terletak pada pilihan rasio gigi, dimana TH350 dan TH400 memiliki rasio gigi lebih rapat lantaran tiga percepatan ketimbang Powerglide yang hanya dua percepatan. Tentunya, rasio gigi tersebut akan sangat tergantung pada tenaga mesin yang digunakan, desain trek hingga karakter pembalapnya.
>>> Temukan berbagai tips dan trik otomotif terpercaya hanya di sini