Vector M12: Saat Indonesia Terjun Ke Industri Sportscar

13/08/2020

Pasar mobil

5 menit

Share this post:
Vector M12: Saat Indonesia Terjun Ke Industri Sportscar
Sportscar bukanlah salah satu segmen yang akrab dengan masyarakat Indoensia. Namun, Indonesia ternyata sempat terlibat dalam pembuatan Vector M12 loh, bagaimana kisahnya?

Tahun 1990-an merupakan era di mana banyak sportscar atau mobil performa tinggi bermunculan. Mulai dari jagoan Britania Raya seperti McLaren F1, Mercedes CLK-GTR, sampai Toyota GT-One TS020.

>>> Tidak cuma pesawat terbang, BJ Habibie juga terlibat dalam proyek mobil nasional

Ketiganya merupakan hasil dari homologasi regulasi GT1 untuk mengikuti FIA GT Championship, termasuk balapan paling bergengsi Le Mans 24 jam. Tidak cuma merek mapan, hadir juga pabrikan ekslusif khusus membuat mobil performa tinggi seperti Pagani dan Bugatti, sampai RUF yang secara khusus memodifikasi line-up Porsche, dan banyak lagi. 

Tampilan depan samping Vector M12

Tampilan belakang samping Vector M12

Eksterior Vector M12 mirip dengan konsep Vector WX-3

Dari semua nama ini terselip nama Vector M12, sebuah Supercar dengan DNA Lamborghini di dalamnya. Namun jangan salah, ternyata Indonesia juga turut andil dalam produksi mobil ini.

Supercar dengan DNA Amerika

Vector sendiri merupakan pabrikan sportscar asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Gerald Wiegert pada tahun 1971, dengan produk pertama Vector W2 yang rilis tahun 1978.

Berbekal V8 5,7 liter lansiran Chevrolet, Vector W2 mampu menghasilkan tenaga 600 HP dan torsi 800 Nm. Adapun mobil ini diklaim dapat dipacu sampai kecepatan 389 km/jam, meski Vector tidak menyarankan untuk melakukan pengetesan top speed.

Vector W8 warna biru tua

Vector W8 jadi mobil pertama yang diproduksi Wiegert

Namun, pengembangan mobil tersebut memakan waktu cukup lama karena masalah dana. Dan pada akhir 1980-an, Wiegert dapat memulai produksi mobil konsep W2 dengan nama Vector W8, di mana mobil terjual sebanyak 22 unit antara 1989-1993.

>>> Jual beli mobil bekas, baru harga murah, kondisi terbaik di seluruh Indonesia

Berbeda dari W2 sebagai konsep, Vector W8 menggunakan mesin V8 6.0L twin-turbo buatan Rodeck yang menghasilkan tenaga 625 HP dan torsi 880 Nm dengan girboks Hydramatic 425 Automatic buatan GM. Top speednya masih sama di kisaran 389 km/jam dengan akselerasi 0-100 km/jam dalam waktu 3,9 detik.

Setelah W8, Vector menyiapkan WX-3 yang tampak lebih modern dengan pilihan dua body berbeda, coupe dan roadster dengan mesin V8 7.0L twin-turbo yang menghasilkan tenaga 600,800, atau bahkan 1.200 HP. Konsep ini dipamerkan untuk pertama kalinya di Geneva Motor Show 1993.

Mobil konsep Vector WX3

Vector WX3 terbagi jadi dua model, coupe dan roadster

Di saat bersamaan, perusahaan asal Indonesia, Megatech, yang dimiliki oleh Hutomo Putra Mandala (Tommy Soeharto), mengakuisisi saham mayoritas Vector, dan langsung menendang Wiegert dari perusahaan yang didirikannya.

Setelah melalui proses peradilan yang alot dan sangat panjang, akhirnya Wiegert dinyatakan berhak atas paten Vector WX-3 dan semua karyanya selama di Vector.

Proyek kebut semalam

Kehilangan platform WX-3 membuat Megatech kelabakan, untungnya mereka telah mengakuisisi Lamborghini di saat bersamaan. Tak ingin rugi atas invenstasinya, Vector bergegas memproduksi sportscar dengan mesin V12 5.7L yang dipakai Lamborghini Diablo. 

Mesin V12 Lamborghini yang dipakai di Vector M12

Vector menggunakan mesin V12 donor dari Lamborghini Diablo

Untuk soal desain, Vector merekrut Peter Stevens. Namun karena waktu yang sangat kepepet, desain eksterior mobil memakai basis WX-3 dengan bagian belakang yang dipanjangkan untuk mengakomodir mesin V12 Lambo. 

>>> Berita pasar mobil terbaru 2020 di Indonesia

Sementara itu, bagian dalamnya terlihat seperti Lambo. Dan proyek kebut semalam ini tuntas tahun 1994, yang diberi nama Vector M12. Mobil ini menghasilkan tenaga 492 HP dan torsi 576 Nm dengan banderol $189.000,- atau setara $333.368 mengacu angka inflasi saat ini.

Desain interior Vector M12

Desain eksterior dan interior Vector M12 

Seperti perkiraan, Vector M12 tidak memiliki identias ala Vector kreasi Wiegert seperti W2 atau W8. Pada adasarnya M12 adalah Lamborghini Diablo yang sedikit dipanjangkan dengan eksterior WX-3 dengan sedikit ubahan di bagian belakang yang membuatnya aneh.

Tak ayal, mobil ini dihujat habis-habisan oleh kritikus dan media otomotif kenamaan. Desain yang aneh, bobot mobil 1.600 kg yang lebih berat 60 kg dibandingkan Lamborghini Diablo, sampai build quality yang cukup buruk untuk mobil seharga lebih dari $300 ribu (setara Rp 5 miliar).

Kiprah balap IMSA, kembali ke Wiegert

Untuk memperbaiki reputasi Vector M12 yang sudah kepalang hancur, Megatech mengikuti kejuaraan balap mobil IMSA GT tahun 1998 dengan debut di ajang Sebring 12 jam. Dibantu American Spirit Racing, dan duet pembalap Bill Eagle dan Dorsey Schroeder tidak mencatatkan waktu di kualifikasi dan start P33, dan tidak menyelesaikan balapan akibat masalah mobil. 

Vector M12 yang dipakai di IMSA 1998

Vector M12 sempat mengikuti beberapa balapan di kejuaraan IMSA GT2 tahun 1998

Kiprah Vector M12 di IMSA tidak berlangsung lama, karena Megatech mengalami masalah finansial akibat krisis moneter yang menimpa Indonesia di akhir 1998. Bukan hanya itu, perusahaan juga harus kehilangan Lamborghini yang dijual ke Volkswagen Group.

Kondisi jadi semakin menghawatirkan karena Vector harus membayar mesin M12 sedangkan mereka tidak mampu untuk itu. Produksi M12 pun terhenti tahun 1999 dengan total 17 unit diproduksi.

Mobil konsep Vector SVR8

Prototype SVR8 tidak naik produksi karena Megatech menjual Vector

Sebenarnya, Vector sudah menyiapkan suksesor M12, yakni SVR8 dengan basis Vector M12 balap yang sudah dimodifikasi, termasuk mesin baru V8 LT1 kepunyaan General Motors yang dipakai di Chevrolet Corvette.

Sayang, mobil tersebut tidak diproduksi karena Megatech telah menjual Vector ke American Aeromotive, yang pada akhirnya kembali lagi ke tangan Wiegert.

Vector M12 memang tidak sesukses supercar lainnya, baik secara penjualan ataupun sepak terjang di dunia balap. Tapi, mobil ini cukup populer karena jadi salah satu mobil di game legendaris Gran Turismo 2 yang cukup booming pada masanya.

Bagaimanapun juga, ini merupakan bagian dari sejarah otomotif Indonesia. Di mana Indonesia sempat memiliki brand sehebat Lamborghini, dan "merek" supercar sendiri.

>>> Berita mobil baru, event, promosi, informasi pasar mobil baru 2020

Bergabung di Cintamobil sejak 2019, Derry adalah seorang penyuka kecepatan tulen. Pengalaman di salah satu situs motorsport global membuatnya khatam soal dunia balap. Masih mengejar gelar Sarjana, Derry juga sering memacu adernalin dengan go-kart.
 
back to top