Papua Nugini kini tengah kebingungan mencari pemilik baru dari mobil Maserati yang dibeli untuk menyambut para tamu pada konferensi APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) 2018 silam.
Papua Nugini mengakui bahwa mereka melakukan kesalahan besar dan kesulitan untuk menjual mobil mewah yang saat itu ditujukan untuk memukau para tamu undangan dari berbagai negara.
>>> Mitsubishi Resmikan Dealer Pertama di Papua, Berapa Harga Mobilnya?
Maserati Dijual Rugi
Mobil Maserati itu masih terparkir rapi di gudang. Foto: STRINGER/Reuters
Pembelian mobil mewah itu memang tak lepas dari kontroversi. Beberapa petinggi negara juga menolak untuk menggunakan mobil tersebut, salah satunya Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern. Walhasil salah satu negara termiskin di dunia itu kini menjual mobil Maserati di bawah harga yang seharusnya.
"Kalau kami memiliki pandangan ke depan, mobil Maserati itu mungkin tak akan dibeli sejak awal," ungkap Menteri Keuangan John Pundari kepada media lokal seperti dikutip BBC.
"Saya tak tahu alasan pasti di balik pembelian Maserati ini dan sekarang kami tengah menghadapi dilema," sambung John.
Masing-masing mobil dijual dengan harga 400.000 kina atau kalau dirupiahkan setara dengan Rp 1,6 miliar. Harganya turun sekitar 20% dari aslinya. Sebelumnya sedan Quattroporte itu diboyong dari sebuah dealer di Sri Lanka dan diterbangkan ke Papua Nugini menggunakan pesawat jumbo jet yang dicarter.
Kala itu, Menteri APEC setempat Justin Tkatchenko menyebut bahwa mobil tersebut merupakan standar untuk bisa memberikan kenyamanan bagi para petinggi negara dan memang biasa digunakan pada konferensi sekelas APEC.
Tkatchenko juga meyakini bahwa usai konferensi APEC rampung, mobil akan cepat terjual. Tak lama berselang Perdana Menteri Peter O'Neill juga menyebut bahwa pemerintah tak akan kehabisan dana dengan pembelian Maserati tersebut. Pada kenyataannya, tiga tahun setelah konferensi APEC hanya dua mobil terjual.
Didatangkan dengan pesawat carter jumbo jet. Foto: HANDOUT/Reuters
>>> Maserati Kenalkan Levante Hybrid, SUV Listrik Pertama dari Modena
Kondisi Jalan Tak Memadai untuk Mobil Sekelas Maserati
Sayangnya, sejak pertemuan berakhir mobil-mobil mewah itu terparkir di gudang kawasan Ibu Kota Port Moresby. Pada tahun 2019, Menteri Keuangan saat itu dan kini menjabat Perdana Menteri James Marape sempat mengecek bahwa kondisi mobil tidak ada yang hilang atau dicuri.
"Pembelian tersebut menggambarkan minimnya pandangan akan masa depan sekaligus kekecewaan, menyia-nyiakan dana masyarakat. Padahal kebutuhan dasar masyarakat seperti akses jalan dan layanan kesehatan belum memadai dan masih di bawah standar.," ujar Executive Director Institute of National Affairs Papua Nugini, Paul Barker.
Barker memang cukup lantang menyuarakan hal tersebut sekaligus tak percaya akan pernyataan pemerintah bahwa mobil akan dijual dengan cepat setelah konferensi APEC usai. Barker mengatakan bahwa Maserati tak cocok untuk kondisi jalan di Papua Nugini, bahkan tak ada tempat untuk melakukan perawatan secara rutin.
Sekadar informasi, Papua Nugini merupakan salah satu negara termiskin di APEC. Dalam catatan PBB, 40% dari keseluruhan populasi di sana hidup dengan biaya kurang dari 1 dolar perhari.