Pandemi Belum Usai, Mobil Murah Masih Dilirik Nggak Ya?

30/08/2021

Pasar mobil

4 menit

Share this post:
Pandemi Belum Usai, Mobil Murah Masih Dilirik Nggak Ya?
Mobil murah turut merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Lantas apakah mobil murah atau dikenal juga dengan Low Cost Green Car (LCGC) itu masih dilirik?

Pandemi Covid-19 di Indonesia belum juga usai. Hingga saat ini tak ada satupun yang bisa memastikan kapan pandemi akan berakhir. Sejumlah pihak turut merasakan imbasnya. Tak terkecuali industri otomotif Indonesia. Penjualan mobil sempat anjlok, namun kini perlahan-lahan mulai bangkit kembali. 

Pun demikian dengan mobil Low Cost Green Car (LCGC) atau yang kerap dijuluki mobil murah. Meski terbilang murah, nyatanya mobil LCGC tak kebal akan adanya pandemi dan turut merasakan imbasnya.

Foto Toyota Agya TRD

Agya merupakan salah satu model mobil LCGC di Indonesia

>>> Pertarungan Mobil LCGC 7-Penumpang Makin Seru

Mobil Murah Turut Merasakan Imbas Pandemi

Showroom beroperasi terbatas, kondisi perekonomian tak menentu sehingga membuat banyak orang mengerem untuk menghabiskan uangnya. Ditambah lagi dengan adanya gelombang kedua penyebaran Covid-19 pada tahun 2021 yang membuat mobil murah kembali terkena imbasnya.

"Kalau komparasi July to June, LCGC memang drop market nya di 35% sih ya. Kontribusi market LCGC ke total market otomotif Indonesia 13.6% (juli). Banding sama year to date 2021 ada di 17.9%. Kesimpulan nya market LCGC agak tertekan ya sepanjang 2021 ini. Terutama di bulan July," beber Head of Brand Development and Marketing Research PT SIS Harold Donnel kepada Cintamobil belum lama ini. 

Berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mobil LCGC menjadi penyumbang terbesar kedua setelah mobil Low MPV. Tercatat 21% mobil LCGC mendominasi keseluruhan penjualan kendaraan roda empat di Tanah Air.

Pada periode Januari hingga Juli 2021 sudah ada 81.892 unit mobil murah terdistribusi ke sejumlah dealer. Dengan sisa lima bulan, tampaknya penjualan mobil murah dapat menyaingi torehan yang dicapai pada tahun 2020 yakni sebesar 104.650 unit. 

Pemainnya pun cukup banyak dan didominasi model hatchback baru kemudian Low MPV. Toyota misalnya menyajikan dua mobil LCGC lewat Agya dan Calya.

Kemudian Daihatsu juga menghadirkan kembaran Agya-Calya melalui Ayla dan Sigra. Lalu ada juga Honda Brio Satya. Suzuki pun punya mobil murah lewat model Karimun Wagon R. 

Foto Suzuki Karimun Wagon R tampak samping

Ini Karimun Wagon R yang jadi andalan Suzuki di segmen LCGC

>>> Mitsubishi Siapkan Mobil Listrik Murah Seharga Xpander

Mobil LCGC Terlaris Kedua Setelah Low MPV

Harga deretan mobil LCGC tersebut bisa dibilang terjangkau dibandingkan model lainnya. Bagi yang belum tahu, mobil LCGC mendapat keringanan berupa PPnBM 0% apabila memenuhi persyaratan dari Kementerian Perindustrian sehingga harga jualnya bisa lebih murah. Di samping itu, harga jual mobil LCGC juga berada di tengah jangkauan sebagian besar orang Indonesia. 

"Jadi 2 segmen ini saja yang menguasai pasar dalam negeri di Indonesia. Kenapa? jawabannya simpel sekali daya beli masyarakat kita adanya pada kendaraan-kendaraan dengan harga jual di bawah Rp 250 juta. Nah mobil-mobil inilah yang bisa dibeli dengan harga sedemikian, Rp 250 juta maksimal Rp 300 juta itu adalah MPV-MPV yang kita sebut Low MPV dan LCGC," ungkap Ketua I Gaikindo Jongkie D Soegiarto dalam sebuah webinar baru-baru ini. 

>>> Mobil Rp 70 Jutaan Suzuki S-Presso Bakal Segera Dijual di Indonesia? 

Menjadi jurnalis otomotif di salah satu media ternama di Indonesia sejak 2016 dan telah memiliki ragam pengalaman menguji mobil hingga mengunjungi pameran otomotif tingkat dunia. Bergabung sebagai Editor di Cintamobil sejak tahun 2020. Lulusan Universitas Trisakti ini mengawali karir sebagai jurnal
 
back to top