Masa Depan Mobil LCGC Masih Cerah

28/10/2021

Pasar mobil

3 menit

Share this post:
Masa Depan Mobil LCGC Masih Cerah
Masa depan mobil LCGC atau kerap disebut mobil murah diprediksi masih menjanjikan. Hal itu terlihat dari data penjualan LCGC yang belakangan meningkat.

Masa depan mobil Low Cost Green Car (LCGC) belakangan menjadi pertanyaan. Ini lantaran penerapan aturan PP 73 tahun 2019 dan 74 tahun 2021 tentang Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) berdasarkan emisi dan konsumsi BBM yang berlaku mulai 16 Oktober 2021.

Gambar menunjukkan tampilan samping Toyota Agya TRD 2020

Agya masih memikat bagi mereka yang ingin mencari mobil pertama

Dalam aturan itu, mobil jenis LCGC akan dikenakan PPnBM untuk pertama kalinya. Perlu diketahui, sejak perdana hadir di Tanah Air tahun 2013 mobil LCGC sama sekali tak dikenakan PPnBM. 

>>> Review Toyota New Calya 1.2 G 2019: Fitur Nambah Banyak, Cuman Lebih Mahal Rp 2 Juta

LCGC Masih Punya Masa Depan

Pengenaan PPnBM pada LCGC tentu akan berpengaruh terhadap harganya. Mengacu pada PP 73, LCGC akan dikenakan PPnBM sebesar 3%. Namun tak menutup kemungkinan mobil LCGC akan mendapat perlakuan sama dengan mobil penumpang lain yakni dikenakan pajak mulai 15% sesuai PP 74 tahun 2021.

Adanya potensi peningkatan harga mobil LCGC menyisakan pertanyaan tersendiri, akankah LCGC masih dilirik? Wajar, kalau harganya naik mobil akan bersinggungan langsung dengan harga mobil Avanza bekas dan model Low MPV lainnya. 

Gambar menunjukkan Tampilan depan Toyota New Calya 1.2 G 2019

Calya pun banyak dilirik

Tapi jawabannya justru iya, LCGC masih akan dilirik. Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy menyebut ke depan mobil LCGC masih akan diminati. Melihat tren saat ini, penjualan LCGC disebut masih menjanjikan karena terlihat mengalami peningkatan. 

"So far, jujur kalau dibandingin mobil-mobil yang dapat PPnBM, Avanza, Rush, Vios, Yaris kan jualannya naik, LCGC tuh jualannya naik lebih dari itu. 1-2 minggu lalu kita cek datanya, LCGC kadang sama atau naik dibandingkan mobil yang dapat insentif PPnBM," terang Anton baru-baru ini. 

Di Toyota sendiri, penjualan LCGC terbilang besar. Anton membeberkan setidaknya ada 6.000 unit LCGC Toyota yang laris di pasaran tiap bulannya. Angka ini tentu tidak kecil apalagi kalau membandingkan dari keseluruhan penjualan Toyota setiap bulannya yang berada di kisaran 25.000 unit. 

Gambar menunjukkan tampilan samping Toyota New Calya 1.2 G 2019

Masa depannya masih menjanjikan

>>> Menakar Potensi Pasar Mobil Murah di Indonesia

Masih Dijual dengan Harga Lama

Sejauh ini, harga LCGC Toyota tak mengalami ubahan meski aturan PPnBM baru sudah berlaku. Tak hanya Toyota, produsen lain yang menjual LCGC pun mengaku masih menawarkan mobil murah itu dengan harga lama sembari menghabiskan stok dan menunggu aturan relaksasi LCGC dari pemerintah dirilis. Toyota berharap stok LCGC yang dimiliki masih mencukupi kebutuhan konsumen hingga relaksasi PPnBM dirilis. 

"Itu masih besar. Paling tidak dari 5 mobil 1 mobil LCGC (terjual)," katanya lagi. 

LCGC saat ini menempati posisi kedua segmen mobil terlaris di Indonesia. Posisinya tepat berada di bawah Low MPV dengan pangsa pasar sebesar 20%. Tak bisa dipungkiri, harga menjadi satu faktor penting mobil ini bisa laris manis. Namun kondisi perekonomian Indonesia dan masa pandemi juga tak kalah menentukan ke depannya. 

"20% itu gede lho, percayalah itu prospek banget," tegas Anton.

>>> Suzuki S-Presso Siap 'Bunuh' LCGC?

Menjadi jurnalis otomotif di salah satu media ternama di Indonesia sejak 2016 dan telah memiliki ragam pengalaman menguji mobil hingga mengunjungi pameran otomotif tingkat dunia. Bergabung sebagai Editor di Cintamobil sejak tahun 2020. Lulusan Universitas Trisakti ini mengawali karir sebagai jurnal
 
back to top