
Menjelang pameran IAA Mobility 2021 di Munich, Jerman, BMW memperkenalkan teknologi mobil listrik terbaru mereka melalui iX5 Hydrogen. Sesuai namanya, mobil tersebut menggunakan tenaga hidrogen untuk menggantikan baterai yang biasa digunakan untuk memberi daya pada motor listrik.
BMW iX5 Hydrogen dibangun dari platform X5 dan merupakan pengembangan mobil konsep i Hydrogen NEXT yang diperkenalkan tahun lalu. Tak main-main, BMW bahkan sudah berniat memproduksi mobil ini dalam waktu dekat.
Diproduksi Dalam Jumlah Terbatas
Mobil ini akan mulai diproduksi dalam volume kecil pada tahun 2022. Untuk sementara, mobil-mobil tersebut akan difokuskan pada pengetesan dan demonstrasi saja. Jadi kemungkinan belum ada BMW iX5 Hydrogen yang akan didistribusikan pada calon konsumen yang beruntung.
Tahun depan, iX5 Hydrogen mulai diproduksi dalam jumlah kecil
>>> BMW Seri 3 Touring Dijual Terbatas Dengan Harga Rp 1,3 Miliar
Mobil tersebut akan menggunakan motor listrik eDrive generasi kelima yang ditenagai oleh teknologi fuel cell. Motor listrik itu menghasilkan tenaga 168 HP, namun dapat ditingkatkan hingga 369 HP jika dibutuhkan.
Berbeda dengan mobil listrik yang hingga saat ini masih membutuhkan hitungan jam dalam pengisian daya. BMW iX5 dapat menyimpan hidrogen 5,8 kilogram hidrogen ke dalam tangki dalam waktu 3 - 4 menit saja.
BMW iX5 akan menampilkan beberapa detail yang membedakan untuk membedakan dirinya dari kembarannya yang bermesin bensin, X5. Bumper, Kidney Grille, pelek 22 inci aerodinamis, dan interior iX5 Hydrogen akan disematkan aksen biru khas lini produk BMW i.
Digerakkan oleh motor listrik eDrive generasi ke-5 dan teknologi fuel cell hidrogen yang 100% bebas emisi
Melanjutkan tema ramah lingkungan, mobil ini juga akan memakai ban yang terbuat dari karet alam dan rayon oleh Pirelli, yang diekstraksi di bawah standar organisasi Forest Stewardship Council (FSC).
>>> BMW i4 M50 Jadi Safety Car Balap Motor Listrik MotoE
Jalan Panjang Menuju Penggunaan Hidrogen Secara Massal
Mayoritas pabrikan otomotif yang sedang melakukan revolusi elektrifikasi lebih memilih menggunakan baterai ketimbang fuel cell alternatif. Wajar saja, baterai memang lebih menghemat biaya jika dibanding repot-repot mengembangkan teknologi baru.
Namun, BMW masih berkeyakinan bahwa hidrogen adalah kunci dari masa depan yang berkelanjutan, dan memutuskan untuk tidak menyerah dalam mengembangkan fuel cell alternatif ini.
Ilustrasi cara kerja teknologi fuel cell
"Dengan fuel cell performa tinggi dan baterai teroptimasinya, BMW iX5 Hydrogen memiliki sistem kendara yang unik. Dengan ini, kami membuat jalan baru untuk kesenangan berkendara yang berkelanjutan," ungkap Juergen Guldner, Head of BMW Group Hydrogen Fuel Cell Technology and Vehicle Projects.
Penggunaan teknologi fuel cell hidrogen akan menjadi jawaban dari kritik terhadap mobil listrik bertenaga baterai. Produksi dari baterai dalam jumlah besar disebut-sebut memiliki emisi yang tak jauh berbeda dengan emisi yang dihasilkan oleh mobil-mobil dengan mesin bakar konvensional.
Namun, keterbatasan infrastruktur serta keengganan industri untuk mengembangkan fuel cell bisa jadi hambatan bagi pabrikan seperti BMW yang masih berusaha untuk meraih mobilitas yang 100% bebas emisi.
Sejauh ini, ada Toyota Mirai dan Honda Clarity yang menggunakan fuel cell serupa. Sayangnya, Honda bahkan menyetop produksi dan penawaran Clarity pada Juni lalu. Mungkin, karena alasan yang sudah kami sebutkan di atas.