Ban yang meletus atau pecah ban memang bisa menjadi momok tersendiri bagi pengemudi, sebab nyawa bisa melayang bila ban pecah terjadi di kecepatan tinggi. Jelas saja, ban merupakan satu-satunya bagian di mobil yang kontak langsung dengan permukaan jalan. Lantas apa sebenarnya faktor utama yang menyebabkan ban bisa pecah? Apakah ban didesain semudah itu untuk kehilangan tekanan angin?
>>> Begini cara rotasi ban yang benar
Ban Tidak Mungkin Meletus Begitu Saja
"Pada dasarnya ban itu dibuat sangat kuat sekali, misalnya kami di PT.Gajah Tunggal kalau mau test ban sampai (benar-benar) pecah ban, perlu beberapa hari pelaksanaan test sampai ban pecah, test endurance, ban dipasang dipelek sesuai yang dikendaraan lalu dengan memakai mesin drum yang berputar ban dijalankan dengan kecepatan sesuai spec bannya tapi bebannya ditambah terus sampai bannya pecah," papar tukas Zulpata Zainal, selaku OVT GT Prooving Ground Manager, PT.Gajah Tunggal Tbk kepada tim Cintamobil.com.
Ban yang pecah seperti terkoyak
Pria pengguna SUV 7-seater asal Korea itu juga menambahkan, pecah ban tidak serta merta langsung dapat terjadi, "Itu (tes tersebut) perlu berhari hari, lalu ada test High Speed, dengan mesin drum yang sama, ban diputar dengan beban yang sesuai kemampuan, lalu kecepatannya ditambah terus, bahkan perlu berhari-hari juga untuk sampai ban pecah, ini gambaran saja bahwa ban itu dibuat sudah kuat banget, karena ban adalah satu-satunya komponen kendaraan yang benar-benar nempel dipermukaan jalan, jadi perlu safety yang tinggi," tuturnya.
Pecah ban jadi sangat berbahaya apalagi saat bermanuver di kecepatan tinggi
Lalu apa yang menyebabkan ban bisa pecah atau kehilangan tekanan angin tiba-tiba? "Bisa terjadi demikian, karena kurang dilakukan perawatan pada ban, yang paling sering adalah kurang memeriksa tekanan angin ban dgn teratur. Pecah ban terjadi akibat ban dijalankan terus menerus dalam keadaan kurang angin, atau membawa beban berlebihan, akibatnya dinding ban mengalami defleksi yang hebat, mengakibatkan karet pada dinding samping ban hangus, kemudian benang ban jadi putus, akibatnya ban pecah," tambah Zulpata, sapaan akrab Zulpata Zainal.
Jangan pernah lupa cek tekanan angin
Sebagai informasi, kurang tekanan angin ban bisa saja akibat kurang pemeriksaan rutin, atau bisa juga ban menumbur benda tajam (paku, besi siku atau lainnya) namun kendaraan tetap dijalankan terus dalam keadaan kurang angin, akibatnya adalah ban pecah yang diakibatkan dinding ban mengalami defleksi berlebihan, akirnya membuat hangus karet dinding ban dan mebuat putus benang samping ban.
Saat Jalan Basah Juga Butuh Tekanan Angin Pas
Kecuali treknya ekstrim seperti ini, Anda tak perlu kurangi tekanan ban saat jalan basah
Ada anggapan bahwa saat dikondisi basah, tekanan ban harus dikurangi agar lebih mencengkram permukaan jalan, kecuali sedang di medan off-road ekstrim, hal ini ternyata tidak sepenuhnya benar. "Tekanan ban disarankan untuk disesuaikan dengan yang disarankan oleh pabrikan mobil, biasanya ada di pilar pintu pengemudi . Kalau tekanan angin dikurangi saat jalanan basah, berakibat pada performance ban yang turun, akhirnya defleksi pada dinding ban jadi makin parah, pengendalian jadi telat reaksinya, daya pengereman kurang, serta stabilitas jadi turun," tutup Zulpata sembari mengakhiri pembicaraan dengan kami.