
Ban tubeless butuh penambalan dengan teknik khusus yang tepat
Ban tubeless memang bisa menjadi solusi sementara untuk menjawab masalah tusukan benda tajam semisal paku yang terjadi dalam perjalanan. Sebab, ban tubeless hanya memperlambat waktu berkurangnya tekanan angin ban, tetapi tetap tidak mengatasi masalah karena Anda harus mengganti ban dan menambalnya di bengkel tambal ban. Sebagai antisipasi untuk hal tersebut, sejumlah pabrikan mobil menerapkan ban run flat (RFT). Atau seperti yang dulu dilakukan oleh PT Nissan Motor Indonesia untuk MPV Nissan Elgrand dengan meniadakan ban serep dan memberikan cairan penambal ban plus kompresor.
Berangkat dari latar belakang tersebut, kini di pasaran semakin banyak beredar beberapa label produk cairan penambal ban mobil. Mudah digunakan dan menjadi penolong penting bagi pengemudi yang mengalami ban bocor. Cukup masukkan cairan penambal ban lewat pentil dan kebocoran menghilang. Namun muncul pertanyaan terkait penggunaan cairan penambal ban ini. Bagaimana keseimbangan ban saat mobil melaju kencang? Lalu apa pengaruhnya lainnya?
>>> 5 Fakta Menarik Tentang Maskot Michelin Bibendum
Salah Prosedur
Cairan anti bocor diiisikan secukupnya saja ke dalam ban
Menurut M Syaiful dari Garage #23 yang berlokasi di Serpong, Banten, memang pada waktu lalu banyak dijumpai masalah pada produk anti bocor tersebut.
"Kebanyakan masalahnya karena memang produk anti bocor yang versinya sudah lama dan salah prosedur saat pemakaian." Maksudnya bagaimana ya? "Kalau cairan anti bocor yang sekarang sudah lebih baik teknologinya sehingga tidak lagi bermasalah seperti yang dulu. Selain itu, pemakaian disesuaikan untuk penambalan, jadi secukupnya saja. Karena dulu sering dimasukkan satu kaleng penuh cairan anti bocor ke dalam ban sehingga muncul masalah pada ban, velg dan pentil. Mungkin untuk mengantisipasi kebocoran karena tusukan benda tajam sehingga cairan anti bocor sekaleng penuh dimasukkan semua ke dalam ban," urai M Syaiful panjang lebar.
Prosedur Benar
Ikuti petunjuk untuk pengisian cairan anti bocor ke dalam ban
Untuk prosedur pemakaian produk cairan penambal ban yang benar adalah gunakan sesuai petunjuk dalam artian takaran harus sesuai dengan kebutuhan. Jadi bukan satu kaleng diisikan semuanya ke dalam ban karena untuk penambalan satu ban cukup dengan 1/4 atau maksimal 1/3 dari isi kaleng cairan anti bocor. Lalu gunakan kompresor untuk mengisikan angin ke dalam ban hingga mencapai tekanan yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan mobil dan sekaligus membantu sirkulasi cairan anti bocor. Setelah prosedur tersebut tuntas, barulah paku yang menembus tapak ban boleh dicabut.
Berdasarkan pengalaman pribadi Zulpata Zainal, On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk, "Saya pakai cairan anti bocor sudah cukup lama dan relatif aman. Selama mengikuti prosedur pemakaian yang benar, relatif tidak ada masalah pada ban."
Perhatikan Detail
Perhatikan spesifikasi teknis cairan anti bocor agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari
Selain prosedur yang benar, perhatikan juga detail produk anti bocor. Pilih cairan anti bocor dengan kandungan pH yang tepat karena berpotensi menyebabkan karat pada bagian dalam velg dan mempengaruhi keseimbangan ban (tidak balance). Kandungan pH mengacu pada kadar asam basa di dalam cairan. Jika kandungan pH pada cairan anti bocor cenderung ke asam maka dapat menyebabkan karat pada velg. Apalagi cairan anti bocor ini tidak boleh menggumpal dan harus bersifat seperti lapisan khusus yang menutup lubang bocor karena tusukan benda tajam. Lagi pula jika ban terasa tidak seimbang bisa di-balance di bengkel ban. Selanjutnya bisa saja membuang cairan anti bocor dari dalam ban setelah ban tersebut ditambal dengan metode yang tepat sesuai kondisi kebocorannya.
>>> Untung Rugi Penggunaan Cairan Anti-bocor untuk Ban Mobil