PT Jasa Marga (Persero) Tbk menyebutkan bahwa 80% penyebab kecelakaan kendaraan di jalan tol adalah faktor pengemudi, wah pengemudi seperti apa yang jadi penyebab kecelakaan?
Faktor Pengemudi Lebih Dominan
"Jadi memang 80% penyebab kecelakaan itu pengemudi. Pengemudi yang apa? Pastinya pengemudi yang mengantuk dan juga tadi salah satunya overspeed dan sebagainya, bahkan underspeed, jadi gap kecepatan itu juga sangat menentukan kecelakaan yang terjadi," kata Atika Dara Prahita, selaku Operation and Maintenance Management Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Faktor pengemudi dalam kecelakaan itu lebih dominan
"Karena seringkali itu kecelakaan di jalan tol mereka beristirahat itu mereka (truk) berhenti di bahu jalan, nah saat itu ada juga pengemudi kita yang kurang disiplin (tidak semua pengemudi itu disiplin) khususnya kendaraan kecil itu selalu menyalip dari bahu jalan, karena itu mereka tidak siap lalu ketemu kendaraan berat yang sedang parkir, nah itu selalu jadi penyebab kecelakaan," ujar Atika/Tika sapaan akrab Atika Dara Prahita.
>>> Kronologis Pengemudi Fortuner Plat Merah Todongkan Pistol di Tol Jagorawi
Patuhi Aturan yang Berlaku
"Ada beberapa ketentuan juga yang pastinya (pengguna jalan) itu sudah tahu bahwa ketika masuk jalan tol itu harus mengetahui secara teknis itu sudah dipelajari," kata Atika/Tika dalam sambutannya di acara Pelatihan Safety Driving In Toll Road with Heavy Vehicle, Selasa (15/11).
Patuhi aturan-aturan yang berlaku di jalan tol
itu juga e-tollnya harus cukup (saldo), "Kemudian juga tidak boleh berhenti, mengikuti aturan-aturan lalu lintas tidak boleh berhenti di bahu jalan, kemudian juga istirahat di tempat yang disediakan, di rest area," tambah wanita yang sudah jalan 10 tahun berkarir di PT Jasa Marga (Persero) Tbk ini ke Cintamobil.com..
Berkendara Defensive Driving Merupakan Solusi
Menghindari kecelakaan di tol yang tingkat fatalitasnya tinggi, harus "Berkendara secara defensive, kunci pengendara defensive ada tiga, satu Alertness (Kewaspadaan), dua Awareness (Kesadaran), tiga Attitude (Perilaku), dan Anticipated (Antisipasi)," ujar Sumantri, selaku Instructor Indonesia Defensive Driving Canter (IDDC).
Jadilah pengemudi yang selalu mengedepankan prinsip Defensive Driving
Selain itu pengemudi harus menerapkan SMITH SYSTEM, "Yaitu selalu memandang jauh kedepan, selalu gerakkan mata (8-10 detik sekali menurut undang-undang), dapatkan gambaran secara menyeluruh (jangan hanya lihat 1 titik), sediakan ruang untuk menghindar (jaga jarak), dan pastikan pengendara lain melihat kita," tutup Sumantri yang doyan mobil Opel/Chevrolet Blazer ini.
>>> Awas Kena Tilang! Berikut Batas Kecepatan Tol yang Diperbolehkan