10 Tantangan Mobil Listrik di Indonesia

26/11/2020

Pengemudian

6 menit

Share this post:
10 Tantangan Mobil Listrik di Indonesia
Indonesia tengah bersiap untuk menyambut era mobil listrik. Namun sebelum populasi mobil listrik di Indonesia semakin berkembang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat.

Mau tidak mau, suka tidak suka, populasi mobil listrik yang terus digenjot oleh hampir semua pabrikan di seluruh dunia akan berimbas pula ke Indonesia. Kendaraan-kendaraan tanpa bahan bakar minyak ini bakal memberondong pasar otomotif domestik yang selama ini masih berkutat pada mesin bakar.

Apalagi populasi mobil listrik di Indonesia semakin terdorong berkat terbitnya sejumlah regulasi untuk terus bisa merangsang penjualan kendaraan jenis baru ini kepada masyarakat Tanah Air. Ini dimaksudkan antara lain untuk menyetop atau mungkin mengurangi penggunaan bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor di dalam negeri yang ternyata sebagian besar bahan bakar itu masih impor.

Namun melihat karakteristik Indonesia yang cukup unik, Hari Setiapraja, Kepala Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi (BT2MP) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menilai ada beberapa tantangan yang perlu dipersiapkan saat menghadapi tren mobil listrik di Indonesia ini. Setidaknya ada 10 hal yang perlu diperhatikan pemerintah agar populasi mobil listrik semakin pesat dan masyarakat jika hendak mulai mengkonsumsi mobil listrik.

>>> Permintaan Minyak Dunia Bakal Menyusut dengan Kehadiran Mobil Listrik

1. Kecukupan Suplai Listrik

Charging Station Mobil Listrik

Pemerintah harus mencukupi kebutuhan listrik saat populasi kendaraan elektrik meningkat

Satu-satunya sumber tenaga dari mobil listrik adalah baterai listrik. Baterai ini tentunya butuh daya listrik yang disimpan untuk menggerakkan motor listrik pada kendarana tersebut. Disinilah dibutuhkan suplai listrik yang memadai untuk kebutuhan para pengguna mobil listrik di Indonesia. Karena semakin banyak populasi kendaraan listrik, maka kebutuhan daya listrik juga semakin besar.

2. Ketersediaan Charging Station yang Memadai

Jika kendaraan mesin bakar butuh pom bensin, maka kendaraan listrik juga butuh Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) atau charging station. Saat populasi kendaraan listrik di Indonesia mulai banyak maka ketersediaan jaringan tempat pengisian daya listrik ini juga harus semakin bertumbuh. "Tanpa adanya ini rasanya sulit untuk implementasi kendaraan listrik secara menyeluruh," ucap Hari melalui video conference, Kamis (26/11/2020).

3. Teknologi Baterai

Setiap kendarana listrik pastinya memiliki baterai listrik. Tantangan berikutnya yang akan dihadapi para produsen otomotif menurut Hari adalah bagaimana menciptakan teknologi baterai yang memiliki densitas power tinggi, punya kempuan fast charging, dan tahan lama. Selain itu biaya pembuatan baterai listrik ini juga harus semakin murah agar harga mobil listrik bisa semakin terjangkau.

>>> Mau Simpan Mobil Hybrid Dan Elektrik? Jangan Isi Baterai Sampai Penuh

4. Regulasi Teknis dari Pemerintah

Stasiun Pengisian Listrik Umum

Keberadaan SPLU harus lebih banyak dan tersebar sampai ke pelosok daerah

Pemerintah harus menerapkan regulasi yang terpat dan efisien terkait standarisasi layak jalan dan keamanan kendaraan listrik, serta keuangan seperti penerapan harga mobil listrik di Indonesia. Karena sampai saat ini harga mobil listrik masih dua kali lipat harga mobil bensin. "Kalau cuma dijanjikan bisa menghasilkan CO2 yang rendah rasanya kurang menarik, kecuali ada insentif khusus sehingga harganya jadi terjangkau," kata dia.

5. Pengolahan Limbah Baterai dan Sistem Recycle

Mobil listrik memang bebas gas buang tapi wajib diperhitungkan juga mengenai limbah baterainya. Apakah akan ada sistem recycle untuk baterai-baterai kendaraan listrik yang sudah tidak terpakai. Menurut Hari umumnya baterai kendaraan listrik dapat bertahan 8 tahun dengan pemakaian intensitas tinggi. Baterai ini pun ada yang bisa didaur ulang tapi akan tetap tersisa limbah yang dihasilkan.

6. Keberlangsungan Ekosistem Kendaraan Listrik

Saat kendaraan listrik sudah banyak beredar di Indonesia, harus dipikirkan juga bagaimana keberlangsungan ekosistem kendaraan ini. Apakah hanya akan tren sesaat atau bisa berlangsung lama seperti halnya kendaraan bahan bakar.

7. Perhitungkan dengan Kondisi Jalan Raya Sebenarnya

Mobil terendam banjir

Harus dipikirkan apakah mobil listrik tahan terendam banjir

Dengan kondisi jalan raya yang sering macet seperti misalnya di Jakarta, tentu akan sangat berpengaruh pada konsumsi energi yang dihasilkan mobil listrik tersebut. Karena selama ini klaim pabrikan yang diberikan tentu dalam kondisi jalan yang ideal. "Tapi kalau dengan kondisi real di Indonesia pasti faktanya akan berbeda sekali," sebut Hari.

>>> Review Suzuki Grand Escudo XL-7 2003: SUV Tangguh untuk Berpetualang

8. Geografis Daerah

Tentunya Indonesia bukan hanya Jakarta atau kota-kota besar lain. Letak geogarafis Indonesia yang beragam dengan kontur jalan yang amat bervariasi tentunya wajib dipikirkan juga apabila ingin populasi mobil listrik di Indonesia semakin berkembang. Karena semakin banyak jalan menanjak tentu membutuhkan daya yang lebih besar. Ini pula nantinya akan berpengaruh pada penempatan lokasi charging station di daerah tersebut. Jangan sampai mobil listrik mati di jalan akibat kehabisan daya saat menanjak.

9. Kondisi Alam

Hal lainnya yang perlu diperhatikan ketika ingin penjualan kendarana listrik di dalam negeri terus berkembang adalah faktor alam. Mengambil contoh kejadian di Jepang tahun 2018 akhir ketika ada banjir melanda di sebuah daerah yang sebelumnya tidak pernah terjadi, saat itu masyarakat sekitar diminta tidak mendekati kendaraan listrik untuk keamanan. Disinilah perlu standar khusus untuk menghadapi kondisi banjir yang juga sering terjadi di Indonesia. Karena umumnya pengujian yang dilakukan para produsen otomotif hanya pada jalanan tergenang air bukan yang kondisi permanen terendam air.

10. Atitude Berkendara

Hal terakhir yang perlu diperhatikan saat populasi mobil listrik di Indonesia pada akhirnya nanti berkembang pesat adalah mengenai cara berkendara pengemudi kendaraan listrik ini. Karena biasnya kendaraan listrik memiliki torsi yang cukup besar sehingga perlu perlakuan khusus ketika mengemudikannya. Selain itu di mobil tersebut juga sebaiknya ada sistem navigasi untuk menghindari kemacetan di jalan dan mengetahui lokasi keberadaan charging station terdekat.

Sudah menulis di media online sejak 2009, Pras sangat berpengalaman di bidang otomotif. Pria penggemar mobil modifikasi ini sudah mencicipi berbagai jenis mobil, mulai LCGC hingga Hypercar. Pras menjadi anggota tim redaksi Cintamobil.com sejak 2019.
 
back to top