![Peralihan ke Mobil Listrik Diharapkan Alami, Seperti Manual ke Matik](https://img.cintamobil.com/resize/600x-/2021/10/18/tYG8w8tv/pexels-kindel-media-9800006-29f2.jpg)
Semakin ke sini pemerintah kian giat mendorong kehadiran mobil ramah lingkungan dengan kandungan emisi gas buang yang minim. Sejumlah aturan dirilis agar bisa memudahkan produsen melahirkan mobil listriknya di dalam negeri. Pun demikian bagi konsumen agar lebih mudah memiliki mobil listrik.
>>> Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Pertama di ASEAN Ada di Indonesia!
Gaikindo Harap Transisi Bisa Terjadi Secara Alamiah
Meski begitu, Ketua V Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Shodiq Wicaksono berharap peralihan penggunaan kendaraan listrik dari sebelumnya kendaraan berbahan bakar minyak bisa berlangsung secara alami di sisi masyarakat maupun industri karena ada banyak faktor yang mempengaruhi.
"Contohnya dahulu masyarakat Indonesia menggunakan mobil bertransmisi manual, namun untuk mengenalkannya ke transmisi otomatis dilakukan edukasi oleh APM secara alamiah sampai akhirnya mereka beralih sendiri. Begitu juga dengan EV ini mungkin bisa dilakukan dengan pendekatan transisi secara alamiah," ujar Shodiq saat menjadi pembicara webinar ‘Quo Vadis Industri Otomotif Indonesia di Era Elektrifikasi’ yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Industri (FORWIN) secara daring belum lama ini.
Shodiq menilai strategi peralihan secara alamiah itu tampak berhasil. Hal tersebut dapat dilihat saat pemerintah merilis aturan Low Cost Green Car (LCGC) yang tujuannya juga menekan emisi karbon di Indonesia sejak 2013.
LCGC masih memberikan kontribusi besar terhadap penjualan di Indonesia
Tak bisa dipungkiri hingga saat ini mobil LCGC masih menjadi primadona bahkan menjadi pilihan utama bagi sebagian besar orang Indonesia. Salah satu faktornya adalah harga yang lebih rendah ketimbang model lainnya.
"Sampai saat ini kontribusi penjualan LCGC terhadap total penjualan kendaraan nasional bisa bertahan di angka 20%. Jadi memang stepping menuju pure EV itu perlu dilakukan secara alamiah," jelas Shodiq.
>>> First Drive Toyota C +Pod 2021: Bukti Nyata Pabrikan Dukung Pariwisata Di Bali
Harga Mobil Listrik Masih Tinggi
Sebelum menuju mobil listrik murni, Shodiq menyebut masyarakat bisa lebih dulu menggunakan kendaraan elektrifikasi lain berjenis hybrid ataupun Plug-in Hybrid. Hal itu tentu bukan tanpa alasan. Gaikindo mencatat ada beberapa tantangan yang akan terjadi apabila Indonesia tidak melalui tahapan alamiah menuju mobil listrik murni.
Harga kendaraan listrik masih relatif mahal
Tantangan utama adalah harga jual mobil listrik murni yang tersedia di Indonesia saat ini masih tergolong mahal di kisaran Rp 600 juta lebih. Padahal kemampuan rata-rata orang Indonesia membeli mobil masih di bawah itu.
"Sementara daya beli masyarakat Indonesia untuk kendaraan itu masih sekitar di bawah Rp 300 juta. Ada gap Rp 300 juta yang perlu diperhatikan. Kalau ada teknologi baterai yang bisa cepat diproduksi di dalam negeri dengan lebih murah dan efisien, maka harga EV akan lebih murah karena sekitar 40-60% harga mobil listrik itu berasal dari baterai," tegasnya.
Namun dengan adanya aturan perpajakan baru diharapkan harga kendaraan listrik di Indonesia bisa turun. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih mudah menjangkau dan segera ingin beralih menggunakan mobil tanpa asap tersebut.
Jokowi percaya 3 tahun lagi jalanan Indonesia mulai diramaikan kendaraan listrik
Presiden Joko Widodo pun belum lama ini menyebut kendaraan listrik akan semakin banyak bermunculan di Indonesia. Terlebih pabrik baja di Indonesia disebut Jokowi sudah mampu memproduksi plat tipis yang bisa digunakan untuk kebutuhan pabrikan otomotif.
>>> Jokowi Sebut 3 Tahun Lagi Kendaraan Listrik Bermunculan di Indonesia