Mobilnya Dipakai KTT G20 Bali, Genesis Bakal Dijual di Indonesia?

03/12/2021

Pasar mobil

3 menit

Share this post:
Mobilnya Dipakai KTT G20 Bali, Genesis Bakal Dijual di Indonesia?
Genesis G80 Electrified dipastikan bakal menjadi tunggangan para kepala negara di KTT G20 Bali. Inikah sinyal mobil Genesis akan ikut dijual di Indonesia?

Mobil listrik Genesis G80 telah ditunjuk untuk menemani para kepala negara saat pelaksanaan KTT G20 Bali. Sedan mewah ini dipilih lantaran telah Hyundai telah berinvestasi besar di industri kendaraan listrik Tanah Air. 

Gambar Genesis G80 KTT G20

Mobil listrik G80 menjadi kendaraan kepala negara di KTT G20 Bali

Penunjukan Genesis sebagai kendaraan KTT G20 Bali juga sejalan dengan peta jalan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Mobil listrik Genesis G80 merupakan model EV (Electric Vehicle) premium pertama dari pabrikan asal Korea Selatan itu. 

>>> Debut Genesis GV80 2022, SUV Mewah Korea Selatan Tampil Bak Bentley

Hyundai mau Jual Mobil Genesis di Indonesia?

Mobil ini dibekali dengan dua buah motor listrik di tiap gandar yang masing-masingnya menghasilkan tenaga 182 HP. Jika bekerja secara selaras, Genesis G80 listrik ini bisa mampu menghasilkan tenaga hingga 364 HP.

Motor listrik tersebut ditenagai oleh baterai 87,6 kWh yang tersemat pada lantai mobil. Dalam kondisi penuh, mobil ini mampu menempuh jangkauan hingga 426 kilometer. Genesis mengklaim bahwa Electrified G80 dapat berakselerasi dari 0 - 100 km/jam di bawah 5 detik.

Gambar Menteri Kabinet Indonesia Maju

Penggunaan G80 Electrified di KTT G20 Bali sejalan dengan peta jalan kendaraan listrik di Indonesia

Genesis sendiri belum pernah dijual di Indonesia. Akankah dengan penggunaan mobil listrik G80 di Bali, Hyundai turut memboyong Genesis untuk memanjakan kalangan atas di Indonesia? Sayang, Hyundai masih enggan bicara soal itu. 

"Ya kita lihat aja nanti, kalau dilihat setiap segmen itu marketnya ya, kalau berapa besar silahkan dilihat di data Gaikindo," kata Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia Makmur baru-baru ini. 

Mobil mewah di Indonesia memang punya segmennya tersendiri. Berkaca pada data distribusi retail yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang 2020, segmen mobil mewah yang diisi oleh merek premium seperti Mercedes-Benz, BMW, Lexus, hingga Audi memiliki pangsa pasar 0,8% (4.899 unit) dari total penjualan di Indonesia. Kemudian pada periode Januari hingga Oktober 2021 tak jauh berbeda, pangsa pasarnya sekitar 0,68% atau jumlahnya sekitar 4.640 unit. 

mobil Genesis

Genesis belum pernah masuk ke Indonesia

>>> Mobil Listrik Hyundai Genesis G80 Jadi Mobil Resmi KTT G20

Persaingan Mobil Mewah Cukup Ketat

Kalau dibandingkan dengan mobil MPV, jumlah itu tentu tak seberapa. Mobil jenis MPV setiap tahunnya menyumbang 54,1% penjualan mobil di Indonesia. Atau setengah dari keseluruhan mobil yang dijual di Indonesia jenisnya adalah MPV. 

Sementara itu, persaingan mobil mewah di Indonesia pada merek-merek premium itu cukup ketat. Kalau tak kuat bersaing bukan tidak mungkin hengkang seperti yang dialami divisi mobil mewah dari Nissan yakni Infiniti. 

Gambar Infiniti QX80 warna putih melaju di jalanan

Infiniti kurang dilirik di Indonesia

Penjualan Infiniti yang dalam data Gaikindo hadir pada tahun 2011 memang tak terlalu cemerlang bila dibandingkan Audi, Lexus, BMW, hingga Mercedes-Benz. Kalau para rival dari Jerman mampu menjual ribuan unit setiap tahun, Infiniti justru hanya sanggup melego puluhan unit. Popularitasnya makin tahun kian menurun hingga tak ada lagi mobil yang terjual di Tanah Air. Hingga akhirnya pada September 2018, PT Nissan Motor Indonesia memutuskan untuk menyetop penjualan Infiniti di Indonesia. 

>>> Mengintip Harga Hyundai Staria sang 'Alphard Killer'

Menjadi jurnalis otomotif di salah satu media ternama di Indonesia sejak 2016 dan telah memiliki ragam pengalaman menguji mobil hingga mengunjungi pameran otomotif tingkat dunia. Bergabung sebagai Editor di Cintamobil sejak tahun 2020. Lulusan Universitas Trisakti ini mengawali karir sebagai jurnal
 
back to top