Mobil di Bawah Rp 250 Juta Masih Jadi Favorit Orang Indonesia

06/01/2022

Pasar mobil

3 menit

Share this post:
Mobil di Bawah Rp 250 Juta Masih Jadi Favorit Orang Indonesia
Mobil dengan harga di bawah Rp 250 juta masih menjadi favorit orang Indonesia. Disebut Menperin, jajaran mobil itu menguasai 60% pasar mobil di Tanah Air.

Mobil di bawah Rp 250 juta masih menjadi favorit bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam penjelasan yang diutarakan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, kendaraan bermotor roda empat dengan kapasitas di bawah 1.500 cc dengan harga penjualan yang berada di kisaran Rp 250 juta menguasai segmen pasar sekitar 60%.

Toyota Avanza

Ada beberapa model Avanza yang harganya di bawah Rp 250 juta

>>> Daftar Calon Mobil Rakyat yang Tak Lagi Tergolong Barang Mewah

Mobil di Bawah Rp 250 Juta Bukan Lagi Barang Mewah

Kalau sedikit melihat ke belakang, dalam catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mobil dengan harga di bawah Rp 300 juta memang mendominasi.

Adapun model yang ditawarkan beragam dimulai dari kendaraan jenis Low Cost Green Car (LCGC), Low MPV, Low SUV, hingga pick-up termasuk di dalamnya. Bila memperhatikan daftar mobil terlaris setiap bulan, isinya memang mobil sejenis Avanza, Calya, Ertiga, Carry Pick-up, Xpander, dan sejumlah model lainnya. 

“Hal ini menunjukkan bahwa kendaraan dengan jenis tersebut mendominasi pasar mobil di dalam negeri, dan sesuai dengan daya beli masyarakat. Sehingga, kami berpendapat bahwa mobil dengan harga di bawah Rp 250 juta bukan lagi merupakan barang mewah, namun telah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat,” ungkap Agus dalam keterangan resminya. 

Mobil yang harganya di bawah Rp 250 juta belakangan tengah menjadi topik perbincangan hangat. Seperti disebutkan Agus, mobil dengan harga di bawah Rp 250 juta dianggap bukan lagi barang mewah dan bisa disebut mobil rakyat.

Toyota Agya

LCGC juga bakal masuk kategori mobil rakyat?

Berbekal pertimbangan tersebut, Kementerian Perindustrian tengah mengusulkan agar mobil dengan harga penjualan di bawah Rp 250 juta dan local purchase minimal sebesar 80% tidak dikenai PPnBM mulai tahun 2022.

"Menurut kami, hal ini dapat menjaga kelangsungan industri otomotif di tahun 2022 dan selanjutnya. Kebijakan stimulus PPnBM DTP terbukti mampu menjaga momentum pertumbuhan industri otomotif di Tanah Air, sekaligus meningkatkan utilisasi dan kinerja sektor industri kompenen otomotif,” beber Agus.

Program relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk tahun 2022 memang belum diputuskan. Sekadar gambaran, program dison PPnBM tersebut memberikan dampak cukup signifikan terhadap penjualan mobil di Tanah Air. Pada Maret-November 2021, penjualan mobil yang menjadi peserta program stimulus PPnBM DTP mencapai 428.947 unit, atau meningkat 126,6% dari periode yang sama di tahun selanjutnya, sebanyak 189.364 unit.

Menperin Agus

Agus telah menyampaikan usulan ke Menteri Keuangan

>>> Rekomendasi Mobil Di Bawah 250 Juta yang Pas Untuk Keluarga

Menanti Program Relaksasi PPnBM Dilanjut

Berkat peningkatan penjualan mobil tesebut, industri alat angkut pada triwulan II dan III tahun 2021 juga merasakan dampak positif, dengan pertumbuhan di masing-masing periode tersebut sebesar 45,2% (yoy) dan 27,8% (yoy).

Saat ini usulan untuk bisa melanjutkan program PPnBM DTP sudah disampaikan ke Kementerian Keuangan. Bila melihat dari pernyataan Agus, tidak semua mobil bisa mendapat keringanan pajak itu melainkan yang memenuhi persyaratan. Adapun persyaratannya berupa kapasitas mesin tak lebih dari 1.500 cc, local purchase 80%, dan terpenting harganya di bawah Rp 240 juta. 

“Dengan tingkat kandungan lokal yang tinggi, industri mobil di Tanah Air makin berpeluang menjadi basis ekspor kendaraan, terutama untuk negara-negara berkembang,” pungkas Agus.

>>> Cek Pilihan Mobil Rp 250 Jutaan di Sini

Menjadi jurnalis otomotif di salah satu media ternama di Indonesia sejak 2016 dan telah memiliki ragam pengalaman menguji mobil hingga mengunjungi pameran otomotif tingkat dunia. Bergabung sebagai Editor di Cintamobil sejak tahun 2020. Lulusan Universitas Trisakti ini mengawali karir sebagai jurnal
 
back to top