IMI dan Bea Cukai Sepakat Permudah Impor Spare Part dan Mobil Langka

06/12/2021

Pasar mobil

6 menit

Share this post:
IMI dan Bea Cukai Sepakat Permudah Impor Spare Part dan Mobil Langka
Demi mendukung aktivitas motorsport di Indonesia, Ikatan Motor Indonesia bersama Dirjen Bea dan Cukai sepakat untuk mempermudah impor spare part dan mobil.

Para pelaku olahraga otomotif atau motorsport bisa bernafas lebih lega. Kini mereka bisa berharap banyak pada kebijakan baru yang sedang diramu oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. Kebijakan tersebut berkaitan dengan peraturan impor spare part dan kendaraan roda dua serta roda empat untuk kebutuhan balap.

Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum IMI, Bambang Soesatyo, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Kementerian Perdaganan, dan Kementerian Perindustrian sepakat untuk saling bersinergi meningkatkan kerjasama demi mendukung para pebalap untuk berprestasi di kancah nasional dan internasional.

>>> Mazda Kembali Produksi Spare Part Mazda RX-7, Siapkan Dua Generasi

Mempermudah Impor Barang-barang yang Dibutuhkan

Salah satu hal yang disinggung oleh Bambang Soesatyo adalah sulitnya para pebalap untuk mendapatkan fasilitas penunjang berupa mobil dan spare part meski sudah ada regulasi yang mengatur ketentuan tersebut.

Gambar Mesin Spoon

Meski sudah ada regulasinya, memasukkan mesin dan spare part balap ke Indonesia bukan perkara yang mudah

"Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 14 tahun 1 tentang Kriteria Teknis Impor Barang Modal dalam Keadaan Tidak Baru telah mengatur ketentuan masuknya berbagai suku cadang kendaraan, yang bisa digunakan para pembalap untuk memperkuat kendaraan balapnya," terang Bamsoet dalam keterangan resminya.

Kenyataannya, ia merasa bahwa fakta di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Para pebalap serta bengkel-bengkel yang membangun kendaraan mereka masih kesulitan untuk mendapatkan spare part yang dibutuhkan.

"Implementasinya di lapangan, khususnya di pelabuhan saat barang masuk, seringkali  terdapat berbagai kesulitan, sehingga tidak jarang suku cadang yang sudah dibeli dari luar negeri, tidak bisa masuk ke Indonesia," tambahnya.

Karena itulah, Bamsoet mengajak pihak-pihak yang terkait untuk mengadakan pertemuan demi membahas fenomena ini. Pertemuan tersebut dihadiri oleh jajaran Direktorat Jenderal Bea Cukai, antara lain Direktur Teknis Kepabeanan R Fadjar Donny, Kepala Kantor Pelayanan Utama  Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok Dwi Teguh, Kepala Bidang Fasilitas Pabean dan Cukai Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tanjung Priok Evi Octavia, serta Kepala Subdirektorat Impor, Direktur Teknis Kepabeanan Chotibul Umam.

Gambar IMI

Ketua IMI berdiskusi dengan pihak terkait demi mendukung prestasi para pebalap Indonesia

Hadir pula pengurus IMI Pusat, antara lain Badan Pembina Ricardo Gelael dan Tinton Soeprapto, Badan Pengawas Brigjen Pol Syamsul Bahri dan Jeffrey JP, Bendahara Umum Effendi Gunawan, Wakil Ketua Umum Mobilitas Rifat Sungkar, serta Hubungan Antar Lembaga Andrys Ronaldi.

>>> Review Ferrari 599 GTO 2011: Performa Mobil Balap Dalam Tubuh Supercar Langka

Pebalap Tak Perlu Lagi Menguras Kantung Demi Membangun Mobil

Bamsoet menjelaskan bahwa rata-rata setiap satu kendaraan balap, bisa membutuhkan 4-5 mesin cadangan. Karenanya sulit mengurus impor masuk mesin, tidak jarang pembalap justru menyiasatinya dengan membeli kendaraan sejenis hanya untuk mengambil mesinnya saja yang tentunya sangat menguras kantung.

"Tidak heran jika satu pembalap yang menggunakan kendaraan balap jenis Honda Jazz, misalnya, bisa memiliki 4-5 mobil Jazz di garasinya, hanya untuk diambil mesinnya saja. Menjadikan bengkaknya pengeluaran sekaligus ketidakefektifan dalam sistem penyelenggaraan olahraga balap di Tanah Air," terangnya.

IMI juga sedang mengupayakan agar Indonesia melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, serta Direktorat Bea dan Cukai, bisa membuat regulasi yang semakin memudahkan impor permanen masuknya kendaraan balap internasional dengan posisi setir di sebelah kiri. Mengingat berbagai kejuaraan balap mobil internasional, 99 persennya menggunakan mobil balap dengan posisi setir di sebelah kiri.

Gambar GR Yaris

Tak hanya spare part, kebijakan ini diharapkan akan memudahkan para pelaku motorsport untuk mengimpor mobil balap

"Karena ketiadaan kendaraan balap dengan posisi setir di sebelah kiri di Indonesia, menjadikan para atlet nasional kesulitan berlatih di dalam negeri. Sementara untuk berlatih di luar negeri, ongkos yang dikeluarkan sangat tinggi. Efeknya, saat harus bertanding di luar negeri, para atlet harus terlebih dahulu beradaptasi dengan posisi setir di sebelah kiri, Tidak heran jika terkadang hasil akhir yang diberikan kurang maksimal," ucap Ketua DPR RI ke 20 ini.

Artinya, jika semua berjalan lancar, kita sebagai penikmat otomotif akan lebih banyak melihat mobil-mobil performa tinggi yang langka di ajang balap Indonesia. Tak hanya pebalap yang diuntungkan, para penonton pun bisa melihat kompetisi yang lebih menarik dan kompetitif.

>>> Simak Pilihan dan Harga Mobil Terbaru yang Telah Kami Rangkum di Sini

Mengawali karir sebagai jurnalis otomotif di tahun 2017, Taufan mengisi berbagai posisi mulai dari reporter, test driver, dan host untuk salah satu portal berita otomotif nasional. Kini, Ia bergabung sebagai content writer di Cintamobil.com. Taufan merupakan lulusan Hubungan Internasional Fakultas
 
back to top