Ikuti kami di berita google
Kembalinya ajang MotoGP di Indonesia harus melalui jalan berliku. Dibalik MotoGP Mandalika, berbagai kontroversi meruak mengenai apakah gelaran tersebut sudah pas diselenggarakan di sirkuit yang membutuhkan biaya besar ini. Salah satunya dari jurnalis MotoGP asal Inggris, Simon Patterson.
Beragam masalah di mata Simon Patterson
Simon sendiri merupakan jurnalis paruh waktu yang meliput tentang MotoGP di seluruh dunia. Dalam tulisannya di laman The-Race.com, jurnalis asal Inggris ini mengungkapkan pendapatnya mengenai beragam masalah yang terjadi selama penyelenggaraan MotoGP Mandalika.
Keluhan terbesar Simon terletak pada tempat penyelenggaraan. Pemerintah sendiri memiliki sirkuit Sentul yang terletak tak jauh dari Jakarta. Dengan promosi yang tepat, kembalinya MotoGP di Indonesia mampu menampung hingga 400.000 pengunjung.
Sirkuit Mandalika yang baru dibangun di Lombok, Nusa Tenggara Barat
Alih-alih balapan berlangsung di Sirkuit Mandalika yang terletak di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Simon juga mengeluhkan trek yang bermasalah. Termasuk pelapisan ulang venue yang disebut tergesa-gesa bisa membahayakan bagi pembalap.
“Sebaliknya, balapan akan berlangsung di pulau Lombok, dua jam waktu terbang dari Jakarta dan dikenal terutama sebagai resor Barat, bahkan kota kecil Kuta, yang terletak tepat di sebelah trek, penuh dengan penyewaan selancar dan toko kopi hipster. Itu tidak dianggap sangat dapat diakses oleh pengunjung dan penggemar lokal,” ungkap Simon.
>>> Marq Marquez Cicipi Trek Monasco Bersama Pembalap MotoGP Lainnya
Dalam tulisannya, Simon tak lupa membahas mengenai kurangnya akomodasi lokal yang menyebabkan kenaikan harga yang signifikan untuk penginapan. Misalnya saja sebuah agen perjalanan yang menyediakan layanan kamar hotel hingga paddock mematok harga €205 (sekitar Rp 3,2 juta) per malamnya.
Simon mengungkapkan banyak hotel yang belum selesai (via Simon Patterson)
Digadang-gadang sebagai ‘kota pusat resor baru”, namun masih banyak hotel yang tak kunjung selesai. Termasuk permasalahan tanah, dimana Simon menuliskan “penduduk setempat dipaksa keluar dari tanah mereka tanpa kompensasi yang memadai”. Sedang masih banyak keluarga yang tinggal di sekitar sirkuit selama gelaran World Superbike yang berlangsung November lalu.
>>> Dikomplain Pebalap MotoGP, Sirkuit Mandalika Saat Ini Diaspal Ulang
'Bukan untuk pengembangan pariwisata'
Walaupun di satu sisi, Simon mengungkapkan kekagumannya atas pesona alam Mandalika, khususnya Lombok yang tak bisa ditemui pada gelaran MotoGP lainnya. Menyukai keelokan alam Lombok dan Indonesia, ia menyayangkan gelaran MotoGP di Indonesia terburu-buru dan tanpa persiapan yang sangat matang.
Beberapa komentar turut sibuk menanggapi tulisan yang juga diposting Simon di akun Twitter-nya, @denkmit. Sebagian besar menanggapi bagaimana penyelenggaraan MotoGP di Mandalika bertujuan untuk meningkatkan potensi wisata di Lombok dan sekitarnya.
>>> Antara Sirkuit Mandalika dan Antusiasme Warga Lokal Menonton MotoGP
Antusiasme warga lokal menyambut tes pramusim MotoGP Mandalika
Menanggapi banyaknya komentar yang menyanggah tulisannya, Simon menegaskan bahwa MotoGP seharusnya bisa diminati oleh lebih banyak masyarakat Indonesia dengan menghadirkan balapan di tempat yang mudah diakses, bukan untuk mengembangkan pariwisata lokal.
Meski dengan segala kontroversinya, Indonesia masih tetap jumawa dengan kembalinya gelaran balapan internasional tersebut. Setelah parade bersama Presiden Joko Widodo pada hari Rabu, (16/3/2022), para pembalap siap bersaing dalam MotoGP Mandalika yang akan diselenggarakan mulai dari hari Jumat, (18/3/2022) besok.
>>> Dapatkan harga mobil baru dan promo menarik lainnya di sini
