Setiap kendaraan tentu memerlukan pelumas untuk membantu kinerja mesin. Dan pelumas ini wajib diganti secara berulang sehingga semua komponen di dalam mesin terlindungi dengan pelumas yang berkualitas.
Nah Anda pernah berpikir tidak, kemana sisa pelumas yang sudah terpakai itu? Pelumas atau oli dikategorikan sebagai limbah berbahaya (B3). Lalu apakah oli yang tidak terpakai itu dibuang ke sungai? Atau dikubur ke dalam tanah?
Bayangkan jika kedua hal itu dilakukan, padahal di Jakarta saja ada jutaan unit kendaraan, baik motor maupun mobil yang pasti akan mengeluarkan oli bekas.
>>> Bukan dari Jarak Tempuh, Ini Cara Menghitung Waktu Ganti Oli yang Tepat
1. Tidak Selamanya Jadi Limbah
Ada pengempul oli bekas yang memanfaatkannya untuk hal lain
Mungkin Anda juga pernah mendengar adanya oknum yang mengumpulkan sisa-sisa oli untuk diracik ulang menjadi pelumas oplosan. Parahnya lagi, oli-oli bekas itu pun kemudian diperjualbelikan kembali ke pasar suku cadang kendaraan. Wuih ngeri ya...
Tapi bak sisi mata uang, ada hal buruk pasti ada hal baik. Ternyata ada beberapa pihak yang berhasil mengambil manfaat oli bekas. Seperti dikutip dari Motorplus, di wilayah Sawangan, Pasir Putih, dan Sasak Panjang, Bogor, Jawa Barat, oli bekas ini dimanfaatkan kembali untuk aktifitas lain.
"Bisa jadi bahan bakar untuk buat macam-macam. Bisa buat mematangkan batu bata, kapur, juga buat aspal," ucap Slamet, pengepul oli bekas dari Bojonggede, Bogor, Jawa Barat.
>>> Waspada, 3 Masalah yang Terjadi Akibat Salah Pakai Oli Mesin
2. Jadi Bahan Bakar Murah
Oli bekas bisa untuk bahan bakar aktifitas lain yang bermanfaat
Slamet mengungkapkan, ia mendapat pelumas yang sudah tidak terpakai itu dari bengkel-bengkel yang ada kawasan Bogor dan sekitarnya. Ia menggunakan mobil pickup untuk mengangkut oli bekas sebelum dimanfaatkan buat kebutuhan lain.
Saat digunakan untuk mengambil manfaat oli bekas sebagai bahan bakar untuk membuat beragam kebutuhan, ternyata harga oli bekas ini cukup murah. Satu drum oli bekas berkapasitas 8 liter hanya dihargai Rp20.000. Sementara untuk drum yang kapasitasnya jauh lebih besar harganya Rp100.000.