Pabrikan asal Jerman Volkswagen disebut-sebut menjadi salah satu perusahaan yang memiliki utang paling banyak sedunia pada tahun 2019.
Hal itu terungkap dalam sebuah studi yang melibatkan 900 perusahaan ternama di dunia seperti dilansir Carscoops, Senin (20/7/2020).
Volkswagen bercokol di tempat pertama perusahaan paling banyak utang di dunia
Volkswagen berada di tempat teratas sebagai perusahaan yang memiliki banyak utang yakni sebesar 192 miliar dolar atau setara dengan Rp 2,8 kuadriliun. Angka tersebut bahkan lebih besar dari utang yang dicetak negara Afrika Selatan yang hanya mencapai 180,1 miliar dolar ataupun Hungaria sebesar 101,9 miliar dolar.
>>> Volkswagen Tiguan 2021 Adopsi Styling dan Teknologi Terbaru
Utang VW Paling Banyak Diantara Produsen Mobil Lain
Utang itu paling besar disumbang oleh divisi keuangan produsen mobil yang bermarkas di Wolfsburg.
Deretan mobil listrik Volkswagen
Volskwagen bukanlah satu-satunya produsen mobil yang memiliki utang yang menggunung. Pabrikan lain yang juga berasal dari Jerman Daimler juga tercatat bercokol di tempat ketiga sebagai perusahaan yang memiliki utang terbanyak di dunia, tepatnya di bawah perusahaan telekomunikasi AT & T.
>>> VW Beetle Bakal Come Back?
Daimler tercatat memiliki utang senilai 151 miliar dolar atau kalau dirupiahkan setara dengan Rp 2,2 kuadriliun. Menyusul di bawah Daimler terdapat produsen Jepang Toyota dengan nilai utang sebesar 138 miliar dolar yang setara dengan Rp 2 kuadriliun.
Kemudian ada juga Ford serta BMW yang turut masuk dalam perusahaan paling banyak utang di dunia.
Masih sulit memprediksi pulihnya penjualan mobil
Di luar itu, masih ada perusahaan besar di dunia yang justru tak memiliki utang dan mempunyai cadangan kas yang besar. Perusahaan tersebut diantaranya Alphabet, Samsung, Microsoft, Facebook, Song, dan Alibaba Group.
>>> Pilihan Mobil Volkswagen Bekas Terlengkap dengan Harga Terbaik
Pasar Masih Sulit Diprediksi
Penyebaran virus corona semakin memperparah masalah utang dari perusahaan besar tersebut. Utang global bahkan tercatat meningkat hingga 12 persen menjadi 9,3 triliun dolar.
"Covid mengubah segalanya. Sekarang ini tinggal memanfaatkan modal yang ada dan membangun neraca keuangan yang lebih baik," ujar Manajer Portofolio di Janus Henderson, Seth Meyer.
Volkswagen sendiri memprediksi bahwa penjualan baru bisa kembali pulih pada tahun 2022 dan fokus di pasar Eropa. Bos penjualan Volkswagen Christian Dahlheim juga mengatakan China yang paling akan cepat pulih dalam hal penjualan mobil.
"Amerika mungkin akan sama dengan Eropa, namun masih sulit untuk memprediksinya," ungkap Dahlheim.