
DFSK Super Cab bisa dibilang menjadi satu-satunya mobil pick up ringan dengan brand asli Tiongkok yang berani melawan kedigdayaan pick up asal Jepang seperti Suzuki New Carry Pick Up bahkan Daihatsu GranMax. Dan bukan tidak mungkin Super Cab akan menghadapi sang calon pendatang baru yakni Toyota Rangga.
Toyota Rangga siap acak-acak dunia persilatan kendaraan niaga di Tanah Air
Untuk itu pikap ringan racikan rakitan Cikande, Banten ini harus berbenah. Sebab Toyota Rangga akan datang memasuki persaingan di dua kelas berbeda, yakni kelas Mitsubishi L300 dan Isuzu TRAGA which is upper class dari Carry, INTRA, Super Cab, namun juga punya 'niat' untuk menghajar dominasi Carry di kelas ini.
1. Kembalikan Varian Diesel!
Saat artikel ini diturunkan, Agen Pemegang Merek (APM) dari DFSK yakni PT Sokonindo Automobile sudah tidak lagi menjual Super Cab varian diesel. Ketika tim Cintamobil.com konfirmasi ke DFSK, mereka bilang demand tinggi ada di varian bensin, sehingga Super Cab Diesel dihentikan penjualannya.
Opsi mesin diesel bisa membuat peminat Toyota Rangga berpikir dua kali
Padahal Super Cab dengan mesin tanpa busi tersebut merupakan salah satu keunggulan komparatif bila dibandingkan dengan pesaingnya asal Jepang. Tak ada brand lain di kelas ini yang menawarkan dua jenis mesin seperti Super Cab. Maka saran kami kembalikan varian bermesin diesel!
>>> DFSK Super Cab Diesel Tidak Lagi Dijual
2. Tuning Mesin DK15 Agar Lebih Irit
Saat mengetes Super Cab 4 tahun lalu dengan standar baku kami, tester tim Cintamobil.com menemukan fakta bahwa Super Cab bermesin bensin 4-silinder 1.500 cc dengan kode DK15 ini tidak terlalu irit. Apalagi ketika dibandingkan dengan New Carry Pick Up dan GranMax.
Konsumsi BBM harus lebih irit dari Toyota Rangga
Solusi murah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan re-tune terhadap mesin DK15 di Super Cab. Harus diset agar lebih irit konsumsi bahan bakar namun tetap menghasilkan tenaga yang cukup untuk membawa barang di bak belakang, mengingat kapasitas angkut Super Cab ini 200 - 300 kilogram lebih tinggi dari kompetitor sekelas.
3. Permudah Ketersediaan Spare Parts
Kami memantau di media sosial grup pengguna DFSK Super Cab, cukup banyak yang mengeluhkan soal sulitnya mendapatkan spare part untuk pick up jagoan DFSK ini. Hal tersebut sebenarnya dapat dimaklumi sebab brand Tiongkok ini jaringan purna jualnya belum seluas merek Jepang.
Kalau soal ini sih harus diakui DFSK masih bakal kesulitan lawan Toyota Rangga
Namun sebenarnya DFSK Indonesia tidak tinggal diam, PT Sokonindo Automobile meluncurkan program DFSK Flight Service untuk menjangkau para konsumen Super Cab di beberapa wilayah Tanah Air. Mungkin program ini bisa lebih digencarkan lagi agar lebih menjangkau ke pelosok-pelosok negeri.
>>> Punya DFSK Super Cab Kian Menguntungkan, Oli Dan Filter Oli Gratis Selama 5 Tahun!
4. Jadikan Tachometer Sebagai Standar
Pada Super Cab varian bermesin diesel keberadaan jarum pemantau putaran mesin sudah tersedia, namun entah kenapa fitur sederhana ini tidak ada di varian bensin. Padahal keberadaan tachometer bukan gaya-gayaan semata.
Takometer itu bukan untuk gaya-gayaan semata
Dengan keberadaan tachometer maka pengemudi akan lebih mudah untuk memantau putaran mesin, sehingga enggak pakai 'feeling' lagi saat hendak melalukan perpindahan gigi. Ujung-ujungnya konsumsi BBM bisa ditekan lebih hemat...
5. Setting Tuas Transmisi Agar Lebih Presisi
Injakan pedal kopling di mobil Super Cab ini sebenarnya menyenangkan karena ringan, sayang hal itu tak dibantu dengan pergerakan tuas persnelingnya yang terasa kaku dan kurang presisi pergerakannya.
Tuas transmisi bentuknya pas dan enak digenggam, sayangnya pergerakannya terasa kurang natural
Beberapa kali saat mencoba tes jalan mobil ini kami melakukan miss gear (gagal masuk gigi), padahal saat mengetes pick up lain asal Jepang (Suzuki New Carry Pick Up & Daihatsu GranMax) maupun India (TATA ACE dan TATA INTRA) dengan metode serupa, kami tidak sampai miss gear.