Pabrikan Asia Paling Sukses, Simak Sejarah Honda di F1

06/10/2020

Pasar mobil

8 menit

Share this post:
Pabrikan Asia Paling Sukses, Simak Sejarah Honda di F1
Dibandingkan pabrikan asal Asia lainnya, Honda adalah yang paling berpengalaman di ajang balap F1. Tidak cuma soal trofi dan kesuksesan, tragedi juga menghiasi perjalanan merek Jepang satu ini. Bagaimana sepak terjangnya?

Debut pertama kali di Formula 1 tahun 1964, sejauh ini Honda sudah mengikuti lebih dari 500 balapan baik sebagai pabrikan ataupun pemasok mesin.

Dalam kurun waktu tersebut, Honda F1 memenangi 77 balapan, 79 pole position, dan enam gelar juara dunia, keduanya saat jadi pemasok mesin bagi dua tim, yakni Williams (1986-1987), dan McLaren (1988-1991). 

Namun, kisah Honda F1 tidak melulu manis. Mereka tak mampu berbuat banyak sebagai pabrikan, sampai kolaborasi kedua dengan McLaren yang kacau balau. Bagaimana sih sepak terjang Honda di F1 baik sebagai pabrikan ataupun pemasok mesin? Simak kisahnya di Cintamobil.com.

>>> Fokus ke elektrifikasi, Honda pamit dari F1 akhir 2021

Honda F1 sebagai pabrikan

Empat tahun setelah memproduksi mobil pertamanya, Honda memulai debutnya di Formula 1 tahun 1964 dengan merancang mobil dan mesin sendiri, membuatnya jadi tim pabrikan ketiga di musim ini setelah Ferrari dan BRM.

Butuh satu musim untuk pabrikan Jepang itu menorehkan kemenangan perdana di GP Meksiko 1965 di mana Richie Ginter berhasil membawa Honda RA272 melintasi garis finis pertama di sirkuit Autodromo Hermanos Rodriguez.

Richie Ginther memenangi balapan pertamanya menggunakan Honda RA272

Richie Ginther jadi pemenang pertama Honda F1

Setelah itu, Honda F1 merekrut empat kali juara Grand Prix 500cc dan juara Formula 1 musim 1964, John Sutrees, sebagai ujung tombak tim Honda musim 1967, dan menorehkan satu kemenangan di GP Italia. Setelah kecelakaan fatal yang dialami Jo Schlesser di GP Prancis 1968, dan fokus ekspansi pasar Amerika, Honda meninggalkan Formula 1.

Butuh waktu 30 tahun bagi Honda untuk kembali ke F1 sebagai pabrikan, tepatnya pada tahun 1999. Untuk menangani proyek ini, Honda merekrut desainer kondang Harvey Postlethwaite sebagai Technical Director, dan Jos Verstappen sebagai pembalap tes.

Jos Verstappen sedang mengetes prototype Honda RA099

Honda hampir masuk lebih dulu sebagai pabrikan di tahun 2000-an awal

Berkolaborasi dengan Dallara, lahir Honda RA099, yang terlihat kompetitif sepanjang tes di tahun 1999. Namun, proyek ini berhenti di tengah jalan setelah Postlethwaite meninggal akibat serangan jantung.

Meski proyek tim berhenti di tengah jalan, Honda tetap memasok mesin untuk tim Jordan sampai musim 2002, dan British-American Racing (BAR) sampai 2005. 

Jenson Button mengendarai Honda RA108 di GP China 2008

Honda terakhir turun sebagai pabrikan Formula 1 tahun 2008

Satu tahun berselang, BAR diakuisisi oleh Honda F1 sebagai tim pabrikan dengan duet Rubens Barichello dan Jenson Button. Tak butuh waktu lama, Honda langsung berdiri di podium tertinggi lewat Button di F1 Hongaria. 

Sayang, menjadi kemenangan terakhir Honda F1 sebagai pabrikan sampai saat ini. Rentetan hasil buruk, dan krisis global tahun 2008 membuat Honda kembali meninggalkan Formula 1 sebagai tim pabrikan di akhir 2008, dan belum kembali lagi sampai saat ini.

>>> Empat mobil Honda F1 pulang dari Russia dengan poin

Honda F1 sebagai pemasok mesin

Honda pertama kali terjun di F1 sebagai pemasok mesin di tahun 1983 di era turbo pertama dengan memasok mesin V6 turbo RA163E ke tim Spirit. Kala itu, Stefan Johansson tak mampu mendulang poin dengan finis ketujuh jadi hasil terbaik.

Spirit F1 Honda, Stefan Johansson

Honda pertama kali jadi pemasok mesin tahun 1983 dengan Spirit

Tahun berikutnya, Honda dilirik Williams F1. Bersama tim milik Frank Williams, Honda F1 mulai kompetitif dengan memenangi 23 balapan, 19 pole, dua gelar juara dunia konstruktor (1983-1987), dan gelar juara dunia pembalap lewat Nelson Piquet (1987).

Selanjutnya, Honda F1 berkolaborasi bersama McLaren. Mengemas 44 kemenangan, 53 pole, empat gelar juara konstruktor, dan empat gelar juara pembalap lewat Ayrton Senna (1988, 1990-1991) serta Alain Prost (1991) dalam kurun 1988-1992 menjadikan era ini sebagai masa keemasan Honda di F1.

McLaren MP4-6 yang dipakai Ayrton Senna tahun 1991

Kolaborasi pertama dengan McLaren jadi era keemasan Honda di Formula 1

Berpisah dari McLaren tahun 1992, Honda menyerahkan proyek F1 ke rumah modifikasi Mugen yang memasok mesin untuk beberapa mesin antara 1993 sampai 2000, mulai dari Footwork, Lotus, Ligier, sampai Jordan.

Memasuki musim 2001, Honda kembali sepenuhnya ke F1 sebagai pemasok mesin untuk BAR dan Jordan. Setelah kontrak dengan Jordan usai musim 2002, dan BAR diakuisisi sebagai tim pabrikan, Super Aguri jadi tim pelanggan mesin Honda sampai Honda mematikan seluruh program Formula 1 baik sebagai tim ataupun pemasok mesin di akhir 2008.

Dua tim customer Honda, BAR dan Jordan

BAR dan Jordan jadi tumpuan Honda di 2000-an awal

Memasuki era hybrid, Honda kembali ke F1 sebagai pemasok mesin untuk McLaren. Tapi berbeda dari kolaborasi pertama yang sarat kesuksesan, kini hubungan keduanya lebih seperti pesakitan. Puncaknya ketika pembalap McLaren, Fernando Alonso, secara frontal menyebut mesin F1 Honda sebagai GP2 Engine di GP Jepang 2015. Tak heran, bab kedua McLaren-Honda cuma berlangsung sampai 2017.

Setelah hancur lebur bersama McLaren, Honda F1 beralih ke Scuderia Toro Rosso tahun 2018. Tapi berbeda dengan era McLaren, kini mesin F1 Honda jauh lebih kompetitif yang pada akhirnya menarik minat Red Bull sebagai pelanggan kedua. Bersama Red Bull dan tim satelitnya, Scuderia Toro Rosso (sekarang Alpha Tauri), Honda punya platform sempurna untuk mengembangkan proyek mesin Formula 1 nya, dan mengancam dominasi Mercedes-AMG.

Dua tim pemakai mesin Honda saat ini, Red Bull dan Scuderia AlphaTauri

Tahun 2020, Honda memasok power unit untuk Red Bull dan Scuderia AlhpaTauri

Sejak 2019, kedua tim total memenangi 4 balapan, tiga di antaranya oleh Max Verstappen dari Red Bull, dan satu ditorehkan pembalap Scuderia AlphaTauri, Pierre Gasly, di GP Italia 2020. Sayang, saat semua orang berharap Honda sebagai rival kuat Mercedes di tengah menurunnya performa Ferrari, pabrikan Jepang itu akan pergi dari hingar-bingar Formula 1 pada akhir tahun 2021. 

Menarik untuk melihat apakah Honda akan habis-habisan sepanjang musim 2021, dan menutup kiprahnya di F1 dengan menorehkan tinta emas lewat gelar juara dunia dari Red-Bull Racing atau Scuderia AlphaTauri.

>>> Berita mobil baru, event, promosi, informasi pasar mobil baru 2020

Bergabung di Cintamobil sejak 2019, Derry adalah seorang penyuka kecepatan tulen. Pengalaman di salah satu situs motorsport global membuatnya khatam soal dunia balap. Masih mengejar gelar Sarjana, Derry juga sering memacu adernalin dengan go-kart.
 
back to top