Budaya Lowrider Jepang: Hobi untuk Kebebasan dari Dunia Kerja

09/02/2019

Pasar mobil
Share this post:
Budaya Lowrider Jepang: Hobi untuk Kebebasan dari Dunia Kerja
Meskipun tidak dikenal sebagai negara dengan budaya mobil terbesar di dunia, namun lowrider Jepang menjadi salah satu kebudayaan menarik yang bisa Anda rasakan di Negeri Matahari Terbit tersebut.

Lowrider bukan istilah yang Anda rasakan ketika mendengar kata Jepang. Tetapi, negara yang dikenal dengan anime dan J-Pop ini juga memiliki kebudayaan lowrider yang cukup lama. Dan para anggotanya juga seringkali berkumpul untuk memamerkan mobilnya masing-masing. Salah satunya ketika beberapa lowrider Jepang bertemu di Shibuya beberapa waktu lalu.

Yang perlu Anda ingat adalah Shibuya merupakan salah satu bagian tersibuk di Tokyo. Sering dibandingkan dengan Times Square di Amerika dengan papan iklan yang terang, gedung-gedung tinggi, dan pejalan kaki yang lalu Lalang. Shibuya merupakan rumah bagi Shibuya Scramble yang terkenal, salah satu penyeberangan pejalan kaki tersibuk di Jepang.

mobil ceper berwarna biru di jalanan di Shibuya

‘Mobil ceper’ melaju mengarungi terangnya kota Shibuya

Pada pukul 10 malam, lowrider mulai masuk ke tempat pertemuan biasa mereka. Sekitar 20 hingga 30 lowrider berkumpul pada satu titik. Salah satu dari mereka menyebut dirinya Yu-Ki dari Whodies Car Club, mengatakan alasan mengapa ada begitu banyak penggemar ‘mobil ceper” tersebut. Ternyata, malam itu adalah libur nasional Golden Week.

Ekspresi lowrider Negeri Matahari Terbit

Yu-Ki dan teman-temannya membuat Whodies Car Club untuk mewakili pendapat mereka tentang lowrider. Mengagumi desain menawan dari mobil tersebut, Yu-Ki menyebutkan bagian mobil favoritnya adalah sistem hidrolik yang “langka dan menarik”.

sistem hidrolik lowrider berwarna hitam

Sistem hidrolik lowrider Jepang yang mengagumkan

Dijelaskan oleh Jalopnik, apa yang menyatukan penggemar lowrider Jepang adalah keinginan untuk mengekspresikan gaya masing-masing. Tampak mirip dengan budaya bosozoku di Jepang, di mana mereka menggunakan mobil biasa dan mengubah mereka menjadi sesuatu yang sangat berbeda. Berkendara dengan Chevrolet Impala atau Cadillac Fleetwood tua akan membuat Anda menjadi pusat perhatian di Tokyo.

>>> Alfa Romeo Racing: Nama Baru Sauber F1 Team Pembawa Nilai Historis Sekaligus Pertegas Koneksi dengan Ferrari

“Ketertarikan pada lowrider dimulai sekitar tahun 1980-an tetapi populer di sekitar tahun 1990,” ungkap Yu-Ki ketika diwawancarai. “Baru-baru ini saya merasa bahwa jumlahnya telah meningkat oleh pengaruh media sosial. Tapi saya pikir ini hanya sementara. Orang-orang ini mencari inspirasi dari majalah luar negeri, video YouTube, dan Instagram.”

Yu-Ki mengatakan bahwa masih ada stigma negatif terhadap budaya lowrider di Jepang. Bahwa banyak yang berpikiran bahwa hobi ini harus dibarengi dengan uang yang banyak. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya. “Setiap orang memiliki pekerjaan yang layak dan menggunakan tabungan mereka untuk hobi mereka,” jelas Yu-Ki.

pertemuan lowrider di Jepang dengan beberapa penonton di pinggir jalan

Pertemuan lowrider yang seringkali dilakukan di kota-kota di Jepang

Pertemuan semacam ini hanyalah pembebasan bagi penggila mobil rendah untuk menyalurkan hobi dan keluar dari rutinitas mereka. Seperti yang diketahui, Jepang dikenal dengan masyarakat yang menjunjung tinggi disiplin kerja tingkat tinggi. Karena itu, lowrider bisa menjadi obat penenang dari tekanan kerja yang sangat tinggi.

>>> Dapatkan berita pasar mobil terlengkap hanya di Cintamobil.com

Jepang rasa Amerika

Pengaruh budaya Amerika sangat terasa di Jepang. Mulai dari budaya harian, seperti Starbucks hingga sesuatu yang jauh seperti konstitusi negara paska perang. Seperti aspek lain dari budaya mobil Jepang, klub-klub lowrider tersebut menyebarkan hasrat dan hobi mereka kepada orang lain, terutama kaum muda dan generasi millennial.

mobil lowrider Jepang berwarna hitam dan biru

Desain mobil kebanyakan terinspirasi dari West Coast Amerika

Boleh dibilang, klub mobil lowrider tertua dan paling terkenal adalah Klub Mobil Homies. Dimulai sebagai klub kecil di Prefektur Saitama pada awal 1990-an dan berkembang dengan anggota di seluruh Jepang hingga luar negeri, anggotanya bukan hanya penggemar lowrider. Mereka juga menjunjung tinggi gaya hidup California dan membawanya ke Jepang.

>>> Ingin membeli mobil bekas unik? Dapatkan berbagai daftarnya hanya di sini

Menurut Yu-Ki, generasi muda di Jepang menjadi kurang tertarik pada mobil, bukan hanya lowrider. Meningkatnya masalah ekonomi bagi kaum muda dikombinasikan dengan transportasi umum yang terjangkau dan efisien, jalanan yang sempit, serta biaya parkir yang mahal berarti kepemilikan mobil di kota kurang menarik.

Mengadakan pertemuan rutin, bertemu, dan semua acara yang dilakukan diharapkan dapat menunjukan kepada generasi muda sisi yang menyenangkan dan menarik dari mobil. Tidak hanya menjadi alat yang membawa Anda dari satu tempat ke tempat yang lain.

Budaya lowrider yang menghiasi malam di Tokyo, Jepang

Untuk para lowrider Tokyo, hal ini dilakukan untuk memamerkan kebanggaan dan kegembiraan mereka dengan semua orang. Itulah sebabnya Shibuya dipilih, karena kepadatan dan lalu lintas pejalan kaki. Setiap hari Sabtu ketiga setiap bulannya, berbagai klub dan kelompok lowrider mengadakan pertemuan di seluruh Jepang, tidak hanya di Tokyo.

Pada akhirnya, kebudayaan lowrider yang sangat terinspirasi dari Amerika ini menangkap salah satu hal hebat tentang dunia mobil Jepang: kultur yang beragam. Ada banyak pencampuran dari tampilan masa lalu dengan tren masa kini. Etos ini berlaku untuk semua hal, dari mobil domestik sederhana hingga supercar impor paling eksotis.

>>> Berita terlengkap dari dunia otomotif hanya ada di Cintamobil.com

Pria asal Minang ini menjadi salah satu tim pelopor eksistensi Cintamobil.com di Indonesia dan bergabung sejak 2017. Dengan bekal ilmu SEO yang mumpuni, Padli menjadi salah satu spesialis SEO di Cintamobil.com. Pertemuannya dengan Cintamobil terjadi pada Oktober 2017, kala Auto Portal sedang mencar
 
back to top