Akhir 2017, Volvo memulai kerjasama dengan Uber untuk kendaran otonom
Tren mobil listrik dan mobil tanpa sopir (otonom) terus berkembang di berbagai negara. Berbagai upaya dilakukan perusahaan otomotif agar produk unggulannya jadi pilihan utama. Tak hanya menyasar konsumen individu, perusahaan mobil listrik juga menargetkan konsumen fleet agar lebih banyak yang terjual dan beredar di jalanan. Seperti yang dilakukan Volvo, perusahaan otomotif asal Swedia telah menjalin kesepakatan dengan Uber untuk memasok sebanyak 24.000 mobil listrik otonom yang akan dipergunakan sebagai kendaraan operasional Uber.
Kesepakaan itu disepakati oleh Volvo dan Uber melalui sebuah perjanjian pada akhir 2017. Sebanyak 24.000 unit Volvo XC90 dijadikan mobil listrik tanpa sopir dan bakal dipasok ke Uber secara bertahap mulai 2019 hingga 2021. Uber menyetujui penawaran setelah Volvo menerima teknologi mobil listrik otonomnya disesuaikan dengan kebutuhan Uber.
Nah, untuk kali ini Volvo melebarkan sayap ke negeri tirai bambu China. Perusahaan otomotif asal Swedia itu menggandeng perusahaan layanan Internet China Baidu untuk bersama-sama mengembangkan kendaraan listrik otonom di China. Volvo bertanggung jawab terhadap pengembangan mobil, sementara Baidu menyediakan teknologi otonomnya.
Berbagai sumber daya dikumpulkan kedua perusahaan ini termasuk platform mengemudi otonom yang sudah dikembangkan oleh Baidu, yaitu Apollo. Kerjasama Volvo dengan Baidu memastikan Volvo memiliki akses menggunakan platform ini setelah sebelumnya Apollo juga dipakai oleh beberapa produsen otomotif dunia seperti Daimler, Ford, Honda dan Hyundai.
>>> Lihat Spesifikasi Volvo XC90, Kembalinya SUV Kebanggaan Swedia
Kerjasama dimulai awal November 2018 antara Volvo dengan Baidu
Volvo menganggap Baidu sebagai industri yang sangat berpengaruh dan penting di sektor teknologi, sementara Baidu mengklaim kredibilitas Volvo dalam hal keamanan mobil listrik tidak perlu diragukan. Untuk pangsa pasar mobil listrik otonom di China, Analis IHS Markit yang bermarkas di London memperkirakan bakal ada 14,5 juta mobil beredar di China pada tahun 2040. Belum diketahui apakah pasar China yang begitu menggiurkan ini bakal mengalihkan fokus Volvo dari pasar negara lain.
Håkan Samuelsson, President and CEO Volvo Cars mengatakan dalam sebuah pernyataan:
"Dengan Baidu kami mengambil langkah besar ke depan dalam mengkomersilkan mobil kami yang kompatibel secara otonom, yang dibangun di atas teknologi keselamatan industri terkemuka Volvo. Ada perkembangan yang kuat dalam drive otonom di China, di mana Baidu adalah pemain terkemuka, dan pasar di sana menawarkan peluang besar. bagi kami sebagai pemasok pilihan untuk armada otonom. "
>>> Ingin mencari mobil baru dan bekas? Intip di listing Cintamobil.com
Bus tanpa sopir yang dikembangkan produsen otomotif King Long menggunakan platform Apollo dari Baidu
>>> Perbarui informasi terkini dalam bidang otomotif dari seluruh dunia hanya di sini