
Dilansir dari Bloomerg News, XC90 merupakan jenis mobil generasi teranyar Uber yang mengedepankan teknologi driverless (tanpa sopir). Setelah membeli mobil ini, Uber direncanakan akan memasang teknologi berupa fitur sensor dan kemudi yang dikomputasi.
Kendaraan driverless Uber, XC90
Jeff Miller, Kepala Aliansi Auto Uber mengatakan, “Kesepakatan ini menempatkan kita pada jalur menuju produksi masal untuk kendaraan otonom.” dikutip dari The Verge, (22/11/2017)
Dari Finansial Times, kesepakatan ini dikabarkan bernilai sekitar US$ 1.4 Milliar dengan harga 1 unit XC90 senilai US 46,900 (sekitar Rp. 600 Juta) di Amerika, untuk pasar konsumen. Sebelumnya, Uber sudah menguji XC90 di Arizona, San Francisco dan Pittsburgh dalam pengujian kendaraan otonom untuk memperbaiki perangkat lunak mereka.
Uber juga berpasangan dengan Volvo dalam mengembangkan teknologi otonom dan mobil driverless yang telah disepakati tahun lalu.
Volvo dan Uber bekerjasama dalam pengembangan mobil otonom
Armada XC90 akan melangkah lebih jauh dari kendaraan yang ada, kerena sudah menggabungkan sistem pengereman dan kemudi yang memungkinkan mobil bisa berjalan tanpa sopir. Semua 24.000 unit yang dipesan bisa mendapatkan teknologi dan pengembangan yang berbeda, tergantung teknologi yang diinginkan Uber. Uber juga diperkirakan telah mendapatkan hak untuk memesan kendaraan dari OEM lain untuk membantu memberikan kontribusi pada armada yang ada sebagai bagian dari kesepakatan.
>>> Klik di sini untuk mengupdate berita baru tentang pasar mobil!
Pesaing Uber, Waymo, yang merupakan unit kendaraan otonom dari Alphabet besutan Google, baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meluncurkan layanan self-driving (kemudi sendiri) yang terbuka untuk konsumen. Sepertinya, langkah ini menjadi penggerak Uber untuk mempercepat perkembangan mobil otonomnya.
Waymo juga mengeluarkan mobil self-drivingnya
Dengan mulai meningkatnya perkembangan mobil otonom di seluruh dunia, Volvo juga berencana untuk merilis mobil otonomnya sendiri pada 2021. Volvo juga menggunakan kendaraan dengan model yang sama dalam pengembangannya. “Industri otomotif sedang terganggu oleh teknologi dan Volvo Cars memilih menjadi bagian aktif dalam gangguan tersebut. Tujuan kami adalah menjadi pemasok pilihan untuk penyedia layanan ride-sharing secara global.” kata Hakan Samuelsson, presiden dan Chief Excecutive Volvo dalam sebuah pernyataan, dilansir dari The Verge.