Awal "kegilaan" Scuderia Cameron Glickenhaus: Ferrari P4/5 berbasis Enzo (belakang) dan versi balap P4/5 Competizione berbasis Ferrari F430 (depan)
Jika ada penghargaan untuk produsen memiliki hasrat dan gairah di dunia otomotif paling tinggi, mungkin akan diberikan pada Scuderia Cameron Glickhenaus (SCG) asal Amerika Serikat. Secara produk, mereka memang tidak sepopuler nama-nama lebih mapan, namun rekam jejak SCG patut diapresiasi setinggi mungkin. Dimana, mereka saat ini menjadi satu dari dua pabrikan rumahan yang berani menantang “the big boys” di ajang FIA World Endurance Championship dengan mobil SCG 0007 LMH.
Semakin patut diapresiasi karena SCG memilih jalur LMH yang mengharuskan merek membangun sendiri mobil balapnya dari nol, bukan jalur LMDh dimana pabrikan cukup menyumbangkan mesin dan identitas desain pada 1 dari 4 pilihan sasis spek berbasis LMP2.
SCG 007 LMH, mimpi pabrikan kecil dalam menantang merek besar di ajang balap ketahanan
Dengan percaya diri, SCG mengumumkan niatnya menjadi merek Amerika pertama memenangkan Le Mans setelah terakhir kali Ford pada 1969. Walau hingga detik ini niat tersebut belum terlaksana, SCG berhasil finish podium ke-3 pada balap Le Mans tahun silam. Sementara prestasi lain di balap FIA WEC adalah 2 kali meraih pole position dan hampir saja memenangkan balap Monza 6 Jam 2022 kalau tidak dilanda gangguan mekanis.
Menjadi pabrikan pertama yang menampilkan kontestan Hypercar, SCG 007 hadir dengan penampilan gabungan mobil balap era GT1 akhir 1990-an dengan LMP1. Mobil menggunakan mesin buatan PIPO Motors berkapasitas 3.500 cc V8 dengan daya maksium sekitar 690 dk. Bersama dengan Vanwall, Glickhenhaus menjadi kontestan non-hybrid di kategori Le Mans Hypercar.
Tampak samping SCG 007 LMH dengan kelir merah musim 2022
Sayang serbuan pabrikan besar membuat Glickenhaus sulit mengulangi kisah manis musim 2022. Dari 3 balap tahun ini, SCG 007 LMH gagal finish di Sebring, menempati P8 keseluruhan di Portimao dan P7 kelas Hypercar di Spa. Beredar kabar bahwa tim tidak akan mengikuti balap musim 2024 karena akan sulit menantang tim-tim besar.
>>> Simak juga beragam ulasan menarik dari banyak produk lainnya
Siapa itu SCG?
Nama Glickenhaus mendadak populer pada 2006 ketika produsen film asal AS dan kolektor mobil langka kelas kakap ini menjadi salah satu pelanggan pertama proyek one-off Ferrari dengan memesan satu model custom dinamai P4/5 berbasis Enzo Ferrari.
James Glickhenaus bersama Ferrari P4/5 by Pininfarina (2006)
Tidak berhenti di situ, Glickenhaus kemudikan membuat satu unit P4/5 baru untuk keperluan balap dengan menggunakan sasis Ferrari F430 standar dan mesin F430 GT2. Dinamai Scuderia Cameron Glickenhaus P4/5 Competizione, mobil ini menjadi pelanggan tetap kejuaraan Nurburgring 24 Jam diselenggarakan VLN, Jerman. Tahun 2012, P4/5 mendapatkan tambahan KERS dan meraih FIA Alternate Energy Cup di balap Nurburgring 24 Hours.
>>> Tertarik membeli mobil terbaru? Klik disini untuk informasi selanjutnya
SCG P4/5 Competizione berbasis Ferrari F430
Berbeda dengan P4/5 jalan raya, kali ini Ferrari tidak memberikan restu. Bahkan emblem Kuda Jingkrak pun tidak diizinkan, sehingga mobil hadir dengan nama Scuderia Glickenhaus.
Dari sini, muncul ide luar biasa. Mengapa tidak membuat perusahaan supercar sendiri? Sebuah hasrat dan obsesi yang terwujud pada 2015 dengan peluncuran SGC 003 di Geneva Motor Show yang hadir dalam dua versi Stradale dan Competizione. Diikuti perkenalan SGC 004 (juga memiliki versi balapnya) pada 2017 dan mobil bergaya retro SGC 006.
>>> Dapatkan berita informatif tentang mobil baru hanya di sini
SCG 003 Stradale (2015)
SCG 004 tahun 2017
SCG 006 bergaya retro (2018)
>>> Berita terbaru dari dunia otomotif hanya di Cintamobil.com