Udara Jakarta Tak Layak Hirup, Luhut Ingin Peredaran Mobil Gasoline Dipersulit

15/06/2023

Pasar mobil

3 menit

Share this post:
Udara Jakarta Tak Layak Hirup, Luhut Ingin Peredaran Mobil Gasoline Dipersulit
Pemerintah terus genjot peralihan kendaraan gasoline ke listrik, dengan insentif pembelian kendaraan listrik baru dan konversi agar udara kian bersih.

Gawat! Bukan Gajah Makan Kawat, tapi langit Jakarta terlihat saat ini tampak keruh setiap harinya, itu menandakan bahwa udara di Jakarta sedang tidak baik-baik saja. Seminggu terakhir hingga hari ini, 15 Juni 2023, IQ Air mengukur konsentrasi particulate matter PM 2,5 udara Jakarta enam kali lebih buruk dari batas aman.

Angka itu sangat berbahaya, terutama untuk kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Pekatnya polusi juga mengganggu aktivitas masyarakat sehari-hari. Tentu masalah polusi udara yang melanda Jakarta ini bukan kali pertama menjadi topik utama yang meresahkan.

Dilansir dari data World Air Quality Report, Jakarta pernah menempati peringkat ke-5 sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada 2019 silam. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, bicara kendaraan listrik tidak hanya mengenai kendaraannya saja tapi seluruh ekosistem pendukung.

Wuling ALVEZ EX 2023
Menteri Luhut akan "persulit" peredaran mobil konvensional (gasoline) seperti ini, gawat nih!

Luhut mengatakan, ke depan pemerintah tidak hanya mendorong percepatan peralihan ke kendaraan listrik dengan memberikan insentif, tapi juga membatasi peredaran mobil berbahan bakar minyak (gasoline).

"Kita juga secara bertahap akan mulai mempersulit ya, (dalam) tanda kutip, mobil-mobil kombusi sehingga dengan demikian Jakarta air quality (kualitas udara) lebih baik," kata Luhut, Jakarta, Senin (12/6/2023).

Hanya saja menurut kami, jika langkah tersebut dilakukan kok agak kurang bijak ya, sebab lebih ke pendekatan net zero tail pipe. Sementara untuk sumber penghasil listrik di Indonesia masih banyak yang pakai batubara yang mana itu tidak ramah lingkungan.

>>> Pilih mobil baru dan mobil bekas terbaik hanya di sini

Persulit Peredaran Mobil Konvensional

Luhut juga menambahkan, jika nantinya peredaran mobil konvensional berbahan bakar minyak itu dipersulit. Sehingga mobil listrik akan jadi pilihan utama untuk dibeli masyarakat. Dengan demikian, lama kelamaan, udara di Jakarta akan menjadi lebih baik lagi.

"Sehingga keluarga kita akan mendapat kualitas udara seperti mungkin di negara tetangga kita," ucap Luhut. Namun sebenarnya ada solusi yang lebih masuk akal menurut kami, yakni dengan memperbanyak penjualan kendaraan hybrid yang lebih ramah lingkungan.

Dengan mobil listrik, kualitas udara akan semakin baik
Dengan mobil listrik, kualitas udara akan semakin baik

Asap yang mengandung banyak gas buang berbahaya dari kendaraan bermotor.(dosomething) Luhut mengatakan, pemerintah mempunyai target pada 2030 yaitu populasi kendaraan listrik di Indonesia mencapai 10 persen dari total populasi kendaraan yang ada.

"Kendaraan listrik tidak hanya berbicara kendaraannya saja, tapi seluruh ekosistem pendukungnya. Kita mau 10 persen nanti populasi dari EV ini sudah terjadi di 2030," ujar Luhut. "Kita melihat kendaraan listrik harus utuh sebagai suatu ekosistem tidak hanya bisa melihat mobil karena ada 4 wheeler, 2 wheeler, bus itu satu sistem, kemudian dan only requirement colfit itu juga terjadi," ujarnya.

>>> Toyota Yaris Cross Hybrid Siap Jadi Standar Baru Mobil Irit Di Indonesia

Udara Jakarta Tak Layak Hirup

Buruknya kualitas udara di Jakarta jadi perbincangan belakangan ini setelah penyedia data polusi kota-kota besar dunia, AirVisual menunjukkan Jakarta masuk dalam empat kota dengan pencemaran udara terburuk di dunia.

Sementara, standar pengukuran pencemaran udara di Indonesia, termasuk Jakarta, bersandar pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Dokumen itu hanya mengatur standar untuk menghitung ISPU di Indonesia menggunakan parameter partikel debu berukuran 10 mikron (PM 10).

​​​​​​​Udara di Jakarta saat ini bahkan tak layak hirup
Udara di Jakarta saat ini bahkan tak layak hirup

Sementara itu, data AirVisual menggunakan parameter PM 2,5, partikel debu berukuran kurang dari 2,5 mikron. Saking halusnya, partikel 2,5 mikron sanggup menembus masker dan sulit disaring oleh bulu hidung, sehingga besar kemungkinan menyusup sampai paru-paru dalam jumlah besar.

Bahaya ini juga diakui oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO. Menurut WHO, PM 10 masuk kategori partikulat kasar yang dampaknya terhadap kesehatan tidak separah PM 2,5. So, engga bahaya Ta?

>>> Efek Tilang Manual, Tertib Lalu Lintas Meningkat?

Menggeluti dunia Jurnalistik sejak 2013, berbagai desk berita umum telah dilakoninya. Mulai dari kriminal dan metropolitan, seleb dan gaya, kesehatan dan lingkungan, ekonomi bisnis, serta kepemerintahan. Terakhir, yakni di 2020 mulai jatuh cinta dengan Otomotif. Kata siapa perempuan nggak
 
back to top