Masih banyak masyrakat yang masih awam dan belum banyak tau nih, kalau kereta api (KA) sejatinya tidak bisa berhenti atau rem mendadak. Hal itu terbukti dari beberapa komentar netizen tanah air yang menanyakan mengapa masinisnya tidak melakukan pengereman saat ada kendaraan atau orang yang berada di tengah jalur kereta.
Atau yang baru-baru ini terjadi, saat mengetahui ada truk tronton yang tersangkut di perlintasan sebidang, minggu lalu, di Semarang.
Padahal, kereta api itu memang tidak bisa melakukan pengereman mendadak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Nah, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi bahwa kereta tidak bisa melakukan pengereman mendadak. Simak terus ulasannya di bawah ini.
>>> Dapatkan pilihan mobil baru dan bekas berkualitas lainnya di sini
Panjang dan Berat Rangkaian Kereta
Hal yang menyebabkan kereta tidak dapat berhenti mendadak salah satunya adalah, karena panjang dan bobot dari kereta itu sendiri. Makin panjang dan berat rangkaian kereta, maka jarak yang dibutuhkan untuk kereta api dapat benar-benar berhenti akan semakin panjang.
Pamjang dan bobot kereta api yang besar sulit untuk rem mendadak
Di tanah air, rata-rata kereta penumpang terdiri dari 8 hingga 12 rangkaian kereta. Dan bobot dari rangkaian kereta tersebut mencapai 600 ton, lho. Itu pun belum termasuk penumpang dan barang bawaannya.
Dengan kondisi tersebut, maka akan dibutuhkan energi yang besar untuk membuat rangkaian kereta api bisa berhenti sempurna.
Sistem Pengereman
Sistem pengereman yang dipakai pada kereta api saat ini menggunakan jenis rem udara. Cara kerjanya adalah, dengan mengompresi udara dan disimpan hingga proses pengereman terjadi.
Saat masinis mengaktifkan sistem pengereman, udara tadi akan didistribusikan melalui pipa kecil di sepanjang roda dan membuat traksi pada roda. Traksi ini yang akan membuat roda dan kereta berhenti sempurna.
Walaupun kereta telah dilengkapi dengan rem darurat, rem ini tetap tidak dapat membuat kereta berhenti mendadak, butuh waktu.
Sistem rem kereta api dengan kompresi udara yang disimpan
Rem darurat itu hanya dapat menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar untuk menghentikan kereta lebih cepat. Jadi, meskipun masinis melihat ada yang menerobos palang kereta, biasanya akan tetap terlambat untuk melakukan pengereman dengan rem darurat tersebut.
Bahaya jika rem mendadak
Rem pada rangkaian kereta api bekerja dengan tekanan udara. Rem pada roda dihubungkan ke piston dan susunansilinder. Mekanisme yang mengurangi tekanan udara di KA, akan memaksa rem mengunci dengan roda.
Jika tekanan dilepaskan secara tiba-tiba, maka akan menyebabkan pengereman yang tidak sseragam. Sehingga rem bekerja lebih dulu dari titik keluarnya udara.
Butuh waktu untuk kereta api bisa rem mendadak
Nah, penegreman yang tidak seragam tersebut, dapat menyebabkan kereta dan gerbong tergelincir, terseret atau terguling dari lintasan.
>>> Kecelakaan KA Brantas, KNKT: Ban Truk Nyelip di Perlintasan Kereta Api dengan Jalan yang Tak Rata
Faktor lain yang berpengaruh pada jarak pengereman
Selain dua alasan di atas, setidaknya ada enam faktor yang membuat kereta tidak bisa berhenti secara mendadak, berikut faktornya:
- Kecepatan kereta api (semakin tinggi kecepatan kereta api, maka semakin panjang jarak pengereman).
- Kemiringan atau lereng lintasan rel.
- Persentase gaya pengereman.
- Jenis kereta api (kereta penumpang atau barang).
- Jenis rem (blok komposit atau blok besi cor).
- Kondisi cuaca.
So, sekarang sudah paham dan semakin mengerti kan kalau kereta api memang tidak bisa melakukan pengeraman atau berhenti mendadak?
>>> Empat Teknologi Andalan Suzuki XL7 Hybrid yang Bikin Petualangan Makin Happy