![5 Hal Tentang Toyota C-HR Di Indonesia, Deja vu Kisah Nissan Juke](https://img.cintamobil.com/resize/600x-/2023/09/04/KM1pHMws/toyota-c-hr-2018-9109.jpg)
Toyota C-HR telah berhenti produksi di Thailand. Otomatis penjualan di Tanah Air ikutan tersendat, sebab seluruh stok C-HR itu didatangkan bulat-bulat dari Negeri Gajah Putih tersebut. Namun, Anda percaya atau tidak bila kisah Toyota C-HR yang enggak lagi dijual lagi di Indonesia ini mirip dengan cerita Nissan Juke? Ikuti kisahnya...
1. Love And Hate Situation
Desain dari Toyota C-HR ini mirip dengan Nissan Juke, maksudnya mampu menghasilkan perasaan 'Love and Hate Situation'. Selayaknya buah durian, bagi yang suka akan sangat mengaguminya, bagi yang enggak suka mendekatinya saja tidak selera.
Desainnya cukup kontroversial, tetapi lebih mudah diterima ketimbang Nissan Juke
Namun, C-HR punya desain eksterior yang lebih 'mending' bila dibandingkan dengan Juke. Karakter sporty mobil ini lebih mudah ditemukan dibandingkan Juke yang dengan berani menggabungkan 'lampu katak' di bagian depan dan tailamp a la Nissan 370Z di buritan. Singkatnya, desain C-HR lebih mudah diterima konsumen.
2. The 1st TNGA Product In Indonesia
Sama seperti Nissan Juke saat pertama kali melenggang ke Indonesia tahun 2012, Juke merupakan line up Nissan dengan mesin tercanggih karena sudah menerapkan double injector plus pilihan fitur mode berkendara. Fitur tersebut jadi yang pertama di kelasnya dan langsung membuat rivalnya seperti Suzuki SX-4 melirik.
C-HR merupakan produk berbasis TNGA pertama yang dijual di Indonesia
Demikian pula dengan C-HR, Toyota C-HR merupakan mobil dengan basis Toyota New Global Architecture (TNGA) pertama yang dijual di Tanah Air. Menyusul setahun kemudian Toyota Camry. C-HR pun dibekali rancang suspensi yang membuatnya layak jadi 'drivers car' seperti penerapan suspensi Double Wishbone di bagian buritan.
>>> Rilis Konsep Baru, Toyota C-HR Gen 2 Lebih Berani dan Nyentrik
3. Mesin Bensin Canggih
Toyota memilih unit 2ZR-FBE berkapasitas 1.800 cc. Mesin pintar yang serupa dengan Toyota Corolla Altis ini mampu menelurkan daya 140 PS atau sekitar 137,5 HP pada putaran mesin 6.400 rpm dan torsi 171 Nm atau 17,4 kgm pada kitiran 4.000 rpm.
Mesin bensin ini sanggup minum Ethanol
Istimewanya unit 2ZR-FBE memiliki kemampuan flexi-fuel alias mampu ‘menenggak’ ethanol sebagai bahan bakarnya. Tersedia pula tiga mode berkendara: ECO, NORMAL dan SPORT. Ketiganya dibedakan lewat algoritma perpindahan gigi, serta respon throttle body. Akselerasi terasa halus dan tetap linear berkat transmisi CVT-nya.
4. Handling Memukau
Salah satu keunggulan C-HR berkat duduk di atas platform baru TNGA. Toyota menjanjikan TNGA memiiki keunggulan dari sisi kualitas berkendara. Ditambah dengan suspensi Double Wishbone plus Stabilizer di buritan tadi membuatnya nikmati dikendarai.
Suspensi MacPherson Strut with Stabilizer di depan & Double Wishbone with Stabilizer di buritan
Ketika kami coba, terasa sekali bagaimana Toyota C-HR mampu menghadirkan sensasi berkendara yang tidak terdapat pada mobil sejenisnya. Bahkan, seperti yang kami bilang pada pendahuluan, tidak seperti membawa mobil Toyota pada umumnya saat Anda mengemudikan mobil ini.
5. Kemahalan?
Banyak yang bilang kalau harga saat peluncuran C-HR di Indonesia ini kemahalan, sebab menembus angka psikologis Rp 400 jutaan dan diandingkan dengan Honda HR-V sebagai lawannya. Namun, jika ditelaah sebenarnya tidak. Toyota C-HR masuk di kelas SUV C-Segment, berbeda dengan HR-V yang di kelas B-Segment.
Kemahalan? Sebenarnya enggak, karena ia adalah SUV C-Segment
Harga jadi handicap terberatnya. Saran kami, ada dua cara yang dapat dilakukan untuk memiliki mobil ini, Anda dapat menabung sampai mobil terbeli atau Anda tunggu saja bekasnya, biasanya mobil impor Thailand akan punya depresiasi yang tinggi.