Mari kita simak spesifikasi Toyota Sprinter Trueno 1983 di bawah ini.
11/04/2019
Terlihat biasa saja, tapi jago nge-drift. Itulah kesan yang tersemat pada Toyota Sprinter Trueno Hatchback 1983, atau biasa kita kenal dengan kode variannya, AE86. Sebelum membaca lebih lanjut review dari Cintamobil.com, kami sarankan Anda putar lagu-lagu genre Eurobeat untuk menambah semarak suasana saat membaca.
Mari kita simak spesifikasi Toyota Sprinter Trueno 1983 di bawah ini.
Cukup powerful untuk mobil penumpang di kelasnya
Penggerak roda belakang menjadi favorit drifter
Hot rare item
Harganya kian melambung tinggi berkat kepopuleran komik dan animasi Initial D
Relatif sulit menemukan penjual sparepart di Indonesia
Sprinter merupakan varian sporty dari Toyota Corolla
Review Toyota Sprinter Trueno Hatchback 1983 - Sebelum kepopuleran Toyota Sprinter Trueno Hatchback 1983, Toyota lebih dulu meluncurkan Corolla Sprinter E10 pada Maret 1968. Kala itu, nama Sprinter merupakan varian sporty Corolla khusus untuk pasar Jepang. Pun demikian, banyak orang masih meragukannya karena bentuk bodi yang nyaris serupa, khususnya bila disejajarkan dengan Levin coupé. Selain dijual ke konsumen dalam negeri, Sprinter juga menjadi basis berbagai produk General Motors, seperti Chevrolet Prizm dan Holden Nova.
Corolla terus mendapat pembaruan hingga tibalah kita pada generasi kelimanya, atau biasa disebut E80. Bentuk bodi lebih tegas dibanding pendahulunya. Kami menilai bodinya cenderung mengotak seperti Ford Laser, eks mobil taksi di Indonesia. Selain sedan, E80 juga punya dua model andalan, AE85 Levin dan AE86 Trueno.
Perbedaan utama kedua varian sport E80 itu terletak pada jenis lampu depan di mana Levin memakai headlight fix sementara Trueno memasang lampu model pop-up, saat itu lumayan trendy. Produk sportscar Toyota lain seperti MR2 generasi pertama (AW11) juga memakai lampu depan seperti ini. Baik AE85 maupun AE86 memiliki dua varian, coupé dan hatchback tiga pintu. Perlu diketahui juga bahwa Levin dan Trueno menjadi model RWD terakhir dari Corolla sebelum beralih sepenuhnya ke FWD.
AE86 andalan tim Kraft Racing di kelas GT300
lah yang lebih populer berkat komik dan animasi Initial D, meski sebenarnya model coupé-nya pun juga muncul jelang berakhirnya serial. Dalam waralaba buatan Shigeno Shuichi tersebut, AE86 tiga pintu digeber oleh Takumi Fujiwara, seorang anak tukang tahu dari pegunungan Akina, Jepang, yang kemudian bergabung dengan tim balap jalanan Project D. Lawan terakhirnya, Shinji Inui, memakai AE86 dua pintu.
Mobil tersebut tak hanya tenar di komik, namun juga dunia balap profesional. Selain kejuaraan drift, beberapa pembalap ajang Japanese Grand Touring Championship (kini bernama Super GT) pernah memakainya di kelas GT300. Sudah cukup membuktikan tingginya potensi AE86, yang pernah laku seharga Rp 1,7 miliar saat event pameran modifikasi Indonesia Modification Expo (IMX) 2018, November lalu.
Nama Sprinter memang merupakan versi sporty-nya Corolla. Tapi secara penampilan, banyak yang meragukannya.
Lebih ganteng saat lampunya terangkat
Saat posisi diam, Toyota Sprinter Trueno Hatchback 1983 terlihat hanya memiliki lampu sein dan kabut. Terlihat lempeng kalau kami bilang. Beda cerita saat kontak diputar, dua buah headlight akan muncul. Lampu model ini seperti ini pertama muncul pada dekade 30an, sebelum akhirnya dilarang awal abad 21 karena alasan keamanan.
Tulisan Trueno terpampang di gril depan, di antara lampu belok dan di atas plat nomor. Meski dibilang varian sporty, tidak nampak banyak guratan-guratan aerodinamika di bumper. Mobil terlihat sangat kotak, terlebih bila melihat dari sudut pandang lebih tinggi.
AE86 hatchback panjang juga ternyata
AE86 menyematkan pola warna utama putih (atau merah dan warna lainnya) di bagian atas, serta hitam untuk side skirt dengan sentuhan garis vertikal hitam, melintang dari fender depan ke belakang. Supaya semakin mirip dengan mobil di komik, banyak pemiliknya menambahkan tulisan Fujiwara Tofu Ten (Toko Tahu Fujiwara) dalam aksara kanji Jepang, termasuk salah satu eksibitor event IMX 2018. Tidak seperti bagian depan, sisi samping AE86 hatchback lebih enak dipandang, terlebih bila lampu pop-up terbuka.
Bentuk pelek yang kami liat pada acara tersebut tentu bukan seperti bawaannya. JK, sang empunya, telah mengganti merek Watanabe 14 inci. Sedangkan untuk pelek bawaannya (gambar di atas) dibuat oleh Toyota dengan diameter 13 inci.
Membulat di tiap sisi, lempeng di bagian bumper
Berbeda dengan di depan, bagian belakang Toyota Sprinter Trueno Hatchback 1983 relatif membulat. Jendelanya berbentuk trapesium, dilengkapi dengan wiper. Kesan kotak kembali terasa pada lampunya, di mana sinyal rem terlihat menyatu dengan sein. Bumpernya terasa lempeng, tanpa ada tambahan ornamen aero apapun.
>>> Baca juga:
Layout dasbor mirip dengan mobil-mobil 80an
Begitu membuka pintunya, kita akan menemukan desain minimalis dari setir dan dashboard Toyota Sprinter Trueno Hatchback 1983. Sentuhan cat kayu terdapat di bagian laci penumpang depan dan unit meteran berbentuk persegi panjang. Tuas sein ada di sebelah kanan, berdekatan dengan lubang starter dan pengatur lampu depan. Gril AC ada tiga buah, masing-masing satu untuk penumpang dan dua di tengah. Khas mobil jadul, Anda hanya menemukan radio tape sebagai sarana hiburan. Tak ada peranti pendukung perjalanan lain pada head unitnya. Setirnya memakai desain palang tiga menekuk, sesuai dengan nama Sprinter sebagai brand sporty Corolla. Bagian ini juga menjadi salah satu target modifikasi pemilik, khususnya bila mereka ingin nge-drift. Namun tanpa dioprek pun, bentuknya tak usang dimakan zaman.
Aksen merah di sandaran punggung menambah semarak interior
Jok Toyota Sprinter Trueno Hatchback 1983 dilapisi bahan kain, dengan sentuhan aksen merah di sandaran punggung. Terdapat dua model dudukan kepala, fiks dan yang bisa digeser menyesuaikan tinggi. Seperti model penerusnya, GT86, satu-satunya cara menjangkau kursi belakang adalah dari depan. Itu pun kami rasa cukup sempit. Jadi mungkin AE86 hanya mampu menampung maksimal empat penumpang, meski di brosurnya tertulis berkapasitas lima orang.
Bisa ga ya masuk dari pintu bagasi?
Pintu ketiga Toyota Sprinter Trueno Hatchback 1983 mengantar kita ke bagasi. Terdapat sebuah tirai tambahan untuk menambah privasi barang-barang yang diletakkan. Kami merasa pintu di bagian belakang ini cukup lebar. Mungkin untuk anak-anak atau Anda dengan badan mungil bisa langsung ke kursi belakang tanpa perlu melipat kursi depan.
>>> Mungkin Anda ingin baca:
Ornamen seperti gelas kertas ala Initial D bisa jadi inspirasi
Secara bawaan pabrik, hanya terdapat radio untuk hiburan sepanjang perjalanan. Tidak ada fitur pendukung layaknya mobil zaman now, seperti ABS dan parking assist. Karena memang sudah lekat dengan balap, banyak rumah modifikasi yang membenamkan fitur tambahan untuk dipacu di lintasan atau mengikuti kontes modifikasi.
Bicara soal kontes modifikasi, ada satu hal kecil yang bisa kita tiru dari JK, eks pemilik AE86. Ia menambahkan sebuah modul untuk menempatkan gelas kertas. Bila Anda pernah melihat serial animasi Initial D, Takumi sengaja menaruh gelas berisi air hampir penuh sebagai indikator kondisi tahu yang ia antarkan di pagi hari. Bila tumpah, berarti barang dagangan ayahnya hancur setibanya di tempat pelanggan. Masih banyak perdebatan mengenai hal itu, yang pasti bisa menjadi sentuhan tersendiri bagi pemilik AE86.
Rasanya tidak perlu dilakukan swap engine
Dapur pacu dan berbagai komponen di kaki-kaki menjadi daya tarik utama Toyota Sprinter Trueno Hatchback 1983. Mesin 1.587cc konfigurasi DOHC inline empat baris dengan kode 4A-GE menjadi sumber penggerak inti. Adapun jenis tersebut juga dipakai di model sportcar Toyota lainnya, seperti MR2 generasi pertama (AW11) dan Celica (AA63 dan AT160). Khusus untuk yang pertama disebut dan AE86 ada tambahan teknologi Toyota Variable Induction System (T-VIS), berfungsi untuk meningkatkan torsi. AE86 hatchback dilengkapi dengan rem cakram berventilasi serta suspensi depan dan belakang, masing-masing model MacPherson strut dan four-link live axle dengan per coil, masih ditunjang dengan stabilizer bar.
AE86, baik hatchback maupun coupé, memakai penggerak roda belakang. Kombinasi RWD dan bobot mobil ringan menjadi favorit pembalap drift dari berbagai tempat. Keiichi Tsuchiya, pembalap legendaris Jepang, menjadi sosok yang memopulerkan Sprinter Trueno Hatchback lewat berbagai ajang.
Berikut spesifikasi dari Toyota Sprinter Trueno Hatchback 1983
Toyota Sprinter Trueno Hatchback 1983 dibanderol dengan harga yang relatif terus meningkat. Pernah kita mendengar kabar AE86 ditawar dengan harga setara dengan Toyota GT86, Rp 490 jutaan sebelum akhirnya menyentuh angka Rp 1,7 miliar! Ketersediaan barang ini juga langka; Anda mungkin harus menyambangi bengkel-bengkel tertentu untuk mengadakan menemui pemiliknya langsung bila ingin meminang.
>>> Anda ingin beli Toyota Corolla bekas? Atau produk Toyota bekas lainnya? Kami punya koleksinya!
Tetap layak dikoleksi terutama pecinta mobil JDM
Bagi orang awam, Toyota Sprinter Trueno Hatchback 1983 mempunya penampilan kurang wah, terlebih bila dibandingkan dengan mobil sekelas di zamannya. Namun bagi yang paham sejarah otomotif dan penyuka komik-animasi Jepang, tidak ada yang tidak terkesima dengan AE86.
Punya performa mumpuni sebagai salah satu produk Sprinter, mobil tukang tahu tersebut cenderung semakin mahal. Kami cukup maklum mengingat reputasi AE86 baik di budaya populer Negeri Matahari Terbit maupun dunia balap drift. Pilihan kembali ke tangan Anda, apakah mau berburu produk ini di Indonesia, atau memboyong penerus spiritualnya, GT86.
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat