
Mobil terbakar umumnya dialami oleh mobil-mobil yang sudah berusia 'lanjut'. Namun, beberapa kasus belakangan ini justru banyak mobil baru yang mengalami kejadian serupa.
Fenomena ini banyak kami temukan ketika mobilitas masyarakat berangsur normal setelah level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai diturunkan.
Sayangnya kami belum bisa memastikan apakah mobil yang lama tidak digunakan menjadi salah satu pemicu. Tetapi, sistem kelistrikan merupakan salah satu penyebab utamanya seperti diungkapkan oleh Brand Ambassador Mitsubishi Indonesia, Rifat Sungkar.
Kelistrikan mobil merupakan salah satu komponen yang paling ringkih
"Sistem kelistrikan ini paling ringkih, hal ini perlu disadari. Karena gangguan elektrikal adalah gangguan dalam, di luar bisa terlihat baik-baik saja tetapi di dalamnya ternyata ada kerusakan," tukas Rifat dalam MMKSI Virtual Interview.
Karena kekhawatiran ini, Rifat pun memberikan beberapa tips agar para pengendara mobil bisa menghindari risiko mobil terbakar. Berikut 3 di antaranya:
>>> Ford Mustang yang Terbakar di Pondok Indah Bukan Punya Atta-Sean Gelael
1. Berhati-hati Melewati Genangan
Pereli nasional ini menyebutkan bahwa kemungkinan konsleting pada elektrikal biasanya terjadi saat pengendara memaksakan mobilnya untuk melewati genangan air. Ini menjadi sangat penting mengingat curah hujan Indonesia yang cukup tinggi.
"Genangan air ini cukup jahat karena tidak semua mobil prepare. Contohnya, ada mobil-mobil yang ECU-nya di bawah lantai," sebutnya.
Setelah melewati genangan air, bisa saja mobil masih berjalan dan semua terlihat normal-normal saja. Padahal, ECU yang terendam air sangat bisa menyebabkan konsleting tanpa disadari oleh pengendara. Ini salah satu hal yang bisa menyebabkan mobil terbakar secara tiba-tiba.
Mengetahui ground clearance dan kemampuan mobil dalam melewati genangan air menjadi kunci
Selain ECU, Rifat juga menyebut bahwa komponen kelistrikan lain juga bisa mengandung risiko saat terendam. Sebut saja kabel bodi dan perangkat audio. Karena itu, jangan sampai memaksakan mobil untuk melewati genangan yang tidak bisa dilewatinya.
2. Tidak Asal Melakukan Modifikasi
Selain genangan air, modifikasi yang sembarangan menjadi salah satu faktor konsleting pada mobil. Rifat merekomendasikan agar pemilik mobil tidak melakukan modifikasi terhadap engine harness.
>>> Mitsubishi Kembangkan Layanan Digital dengan MIRA dan 4 Fitur Baru
"Engine harness spesifikasi pabrikan jangan dimodifikasi. Saya tidak merekomendasikan pemasangan piggyback," ujarnya.
Selain modifikasi pada engine harness, pemasangan aksesori yang berhubungan dengan kelistrikan mobil juga perlu diperhatikan. Seperti penggantian atau penambahan lampu, serta modifikasi audio bawaan mobil.
Melakukan modifikasi terhadap audio bawaan mobil tidak boleh sembarangan
Selain rawan human error yang bisa menyebabkan konsleting, ia mengkhawatirkan bahwa pemasangan aksesori tersebut akan membebani kelistrikan mobil yang sudah dirancang oleh pabrikan untuk muatan listrik tertentu.
3. Menyiapkan Alat Pemadam Api Ringan
Yang terakhir, Rifat menganjurkan agar para pemilik mobil menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di dalam kendaraannya. Ini sebagai langkah preventif untuk mencegah api yang lebih besar saat mengalami insiden mobil terbakar.
Satu hal yang perlu diperhatikan mengenai APAR, Rifat mewanti-wanti agar peletakannya juga harus diperhatikan. Jangan sampai tabung APAR tersebut justru mengakibatkan risiko lain saat berkendara.
Keberadaan APAR di dalam mobil sangat penting untuk mengantisipasi potensi insiden mobil terbakar
"Taruh APAR di tempat yang strategis. Jangan sampai APAR-nya mengganggu Anda, bahkan berpotensi menyebabkan celaka karena diposisikan tidak benar," tutup pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Mobilitas di IMI ini.
Selain masalah di atas, ada beberapa kasus yang terbilang 'spesial' dan sulit untuk diantisipasi sedari awal. Ia menyebut salah satu insiden mobil terbakar yang ia temukan diakibatkan oleh selang power steering yang lepas sehingga minyaknya menyambar ke header yang panas.
Karena itu, APAR menjadi sangat penting keberadaannya. Pabrikan mobil di Indonesia sendiri sudah menyediakan tabung pemadam ini di mobil-mobil baru sesuai dengan kebijakan pemerintah.