Guyuran hujan deras yang akhir-akhir ini melanda seluruh Indonesia kerap menyebabkan masalah klasik berupa genangan air yang sering muncul di ruas jalan raya. Banyak kejadian genangan air yang cukup tinggi menimbulkan kemacetan luar biasa karena tidak sedikit kendaraan yang terjebak atau berhenti untuk menunggu surut.
Mobil menerobos genangan air, butuh persiapan khusus
Dalam kondisi demikian, pengemudi sebaiknya tidak nekad dan jangan mencoba untuk menerobos genangan air tersebut. Lebih baik mencari jalan lain yang lebih aman dari genangan air untuk menghindari kerusakan pada kendaraan. Namun lain lagi kisahnya jika karena satu dan lain terlanjur menerobos genangan air. Pada sisi lain, berbeda lagi masalahnya jika mobil terendam banjir.
>>> Polisi Siapkan Layanan Perbaikan Surat Kendaraan Rusak karena Banjir
Mobil Menerobos Banjir
Pada dasarnya, hanya ada dua kemungkinan yang terjadi setelah mobil menerjang banjir atau genangan air; selamat atau tidak selamat. Dan jangan senang dahulu kalau mobil selamat usai melewati genangan air. Sebab ada segudang potensi masalah yang siap menggerogoti dompet Anda. Intinya, semakin tinggi genangan air yang dilewati maka semakin besar kemungkinan ruang mesin dan ruang kabin dibanjiri air.
Perhitungkan untung dan ruginya pasca melibas banjir
Menurut Mohamad Syaiful selaku pemilik bengkel Garage 23 yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan, “Air yang memasuki ruang mesin umumnya membawa kotoran seperti lumpur yang kemudian menempel di kisi-kisi radiator dan kondensor AC. Segera bersihkan dengan menyiramkan air dari selang, bukan air bertekanan. Kalau kotoran lumpur mengering, berpotensi menyebabkan masalah pada mesin (kepanasan) dan AC (tidak dingin).”
Evaporator AC bisa kotor pasca melibas banjir
Berikutnya periksa kondisi saringan udara, apakah sudah basah atau masih kering. Kalau saringan udara sudah basah, segera jemur hingga kering atau ganti baru sekalian jika kondisinya kotor. Saringan udara yang basah membutuhkan pemeriksaan lanjutan yang lebih cermat pada jalur air intake menuju mesin. “Karena ada banyak komponen elektronik yang sensitif terhadap air seperti sensor-sensor,” lanjut Mohamad Syaiful yang kerap dipanggil Ipul. Sementara saringan udara yang masih kering menjadi patokan kondisi mesin relatif aman.
Oli gardan bisa tercampur air
Kemudian lakukan pengecekan kondisi oli mesin, oli transmisi (transaxle untuk mobil FWD) dan oli gardan (untuk mobil RWD). Jika kondisi pelumas-pelumas tersebut masih “normal”, berarti mesin, transmisi dan gardan dalam kondisi aman. “Kalau warnanya coklat susu menandakan oli sudah bercampur air dan harus segera diganti baru. Beberapa mobil memiliki transmisi yang dilengkapi breather valve (katup hawa) yang disambung hose posisi tinggi sehingga lebih aman dari kemungkinan pelumas bercampur air,” jelas Syaiful panjang lebar.
Kalau EPS rusak, nyetir tak akan nikmat lagi
Faktor fatal selanjutnya adalah komponen kemudi yang jebol setelah mobil menerobos banjir. “Tidak langsung rusak saat itu juga, namun beberapa waktu kemudian sistem kemudi bermasalah,” sebut Syaiful sambil mencontohkan kasus kerusakan EPS (power steering elektrik). Kerusakan pada sistem kemudi seperti rack & pinion terjadi karena air terperangkap dalam rumah kemudi dan tidak bisa keluar sehingga menyebabkan komponen di dalamnya berkarat dan rusak.
Sistem kemudi bisa bermasalah
Umumnya karena “seal” atau “boot” sudah kurang rapat. Untuk EPS, kerusakan sering melanda motor listrik terutama pada EPS yang menganut sistem motor listrik menyatu dengan rack & pinion di rumah kemudi. Sedangkan pada power steering hidraulik, kerusakan berupa kebocoran fluida power steering. Akibatnya, putaran kemudi terasa berat sehingga menyebabkan pengemudi cepat lelah.
Kaki-kaki rawan bunyi setelah melibas banjir
O iya, pada dasarnya mobil jangan sampai berhenti ketika melewati genangan air. Kalau mobil sempat berhenti dalam waktu cukup lama, maka air segera menerobos ke semua komponen mobil. “Salah satunya adalah wheel bearing. Ketahuan rusaknya setelah beberapa bulan kemudian saat wheel bearing berbunyi karena gemuk (grease) mengering dan kalau dibiarkan bisa macet,” tutur Syaiful yang kini menekuni hobi bercocok tanam. Saat mobil berhenti di tengah genangan air, maka air leluasa menyusup ke dalam kabin. Dampaknya, modul elektronik yang ditempatkan di lantai mobil seperti modul airbag dan modul seat belt beserta konektornya turut mengalami kerusakan.
Modul-modul bahkan transmisi rentan rusak kena banjir
Lalu bagaimana jika mesin mati saat menerobos genangan air? “Jangan buru-buru mencoba menghidupkan mesin karena ada bagian atau komponen sensitif yang terkena air sehingga mesin mati. Dikhawatirkan air sudah masuk ke dalam silinder mesin dan kalau mencoba menghidupkan mesin bisa terjadi water hammer. Sebisa mungkin pindahkan mobil ke posisi aman lalu periksa saringan udara dan oli mesin. Karena sistem mobil saat ini sudah serba elektronik, sebaiknya gunakan layanan darurat bengkel,” saran Syaiful lebih lanjut.
>>> Jangan Nekat Nyetir Saat Banjir, Ini 5 Kerugian Utamanya
Mobil Terendam Banjir
Saat hujan deras mengguyur bumi, tentunya pemilik mobil bisa memprediksi berdasarkan pengalaman sebelumnya apakah genangan air akan semakin tinggi atau masih dalam batas aman. Pilihan paling bijak adalah segera mengungsikan mobil ke tempat aman sebelum genangan air terus meningkat. Jika tidak bisa mengungsikan mobil, upayakan mengganjal mobil supaya posisinya lebih tinggi daripada genangan air. Jika genangan air kian bertambah, segera lepas kabel-kabel baterai untuk mengurangi efek kerusakan pada komponen elektronik mobil.
Mobil kena banjir seperti ini bisa habis biaya banyak perbaikannya
Setelah genangan air surut, bawalah mobil banjir ke bengkel dan mintalah estimasi biaya serta waktu perbaikan. Umumnya, estimasi biaya perbaikan mobil banjir dapat mencapai puluhan juta rupiah dan butuh waktu sampai hitungan bulan. Jika estimasi biaya perbaikan berbeda tipis dengan harga jual kembali, lebih baik mobil banjir direlakan saja. “Gambarannya begini, estimasi biaya perbaikan mobil banjir mencapai Rp 60 juta, sedangkan mobil dalam kondisi bekas terendam banjir dihargai Rp 75 juta, ya lebih baik lepas saja mobilnya,” saran Syaiful sambil menyebutkan contoh kasus mobil banjir yang pernah dikerjakan oleh bengkel miliknya.
Jika pemilik mobil banjir setuju dengan estimasi biaya dan waktu perbaikan, maka bengkel akan melakukan langkah-langkah pemulihan mobil bekas terendam banjir. Langkah-langkah tersebut antara lain mencakup;
- Pengeringan dan perbaikan komponen elektronik (modul ECU) dan ganti bila perlu
- Pembersihan semua konektor elektronik
- Ganti dan kuras semua pelumas (mesin, transmisi/transaxle, gardan)
- Kuras tangki bahan bakar
- Cek sistem rem, termasuk rem tangan yang macet
- Cek wheel bearing (bantalan roda) dan ganti bila perlu
- Cek sistem kemudi, termasuk sistem power steering (elektrik atau hidraulik)
- Cek sistem kopling transmisi manual, ganti bila berkarat
- Cek transmisi otomatis, kuras semua pelumas lebih dahulu
- Bongkar kabin (pembersihan dan pengeringan)
Untuk waktu perbaikan mobil banjir, butuh waktu minimal 2 pekan sampai 1 bulan. Perbaikan mobil banjir bisa lebih cepat dari 2 pekan atau lebih lama dari 1 bulan tergantung situasi dan kondisi kerusakan dan perbaikan. Salah satu faktor yang menyebabkan waktu perbaikan mobil banjir menjadi molor adalah pengadaan komponen terutama modul elektronik yang memang butuh waktu lama. Jika tidak ada penggantian komponen elektronik, maka waktu perbaikan mobil banjir berkisar 3 hari sampai 1 pekan.
Mobil terendam banjir, perbaiki atau jual?
Terkait biaya perbaikan mobil banjir, Syaiful menyebutkan minimal Rp 3 juta dan bisa mencapai Rp 50 juta. “Tahun 2020, ada kasus mobil banjir Toyota Yaris 2015 yang terendam genangan air sampai atap. Diperbaiki di bengkel Garage 23, biaya penggantian komponen elektronik mencapai Rp 50 juta dan semua perbaikan selesai dalam waktu 7 bulan.
Contoh mobil Toyota Yaris 2015 tipe G
Setelah perbaikan dalam waktu 3 bulan, mobil banjir sudah bisa dipakai kembali. Kondisi mobil banjir kembali normal dan sehat setelah 7 bulan. Butuh waktu sampai 7 bulan karena terkendala pengadaan suku cadang elektronik,” tutur Syaiful yang memiliki Suzuki Jimny versi custom kreasi sendiri. Jadi intinya, berpikir sangat panjang sebelum mencoba menerobos genangan air. Selain itu, berhitung sangat panjang sebelum memasukkan mobil banjir ke bengkel.
>>> Bukan Hanya Pribadi, Dealer Juga Enggan Beli Mobil Bekas Banjir