Setiap komponen yang ada dalam mobil memiliki masa pakainya tersendiri. Waktunya pun berbeda-beda dan juga turut terpengaruh dari perilaku pengendara itu sendiri.
Begitu pula jika bicara soal ban. Umur ban pendek juga rupanya ada kontribusi dari perilaku pengendara. Lantas apa saja sederet perilaku pengendara yang bisa membuat umur ban pendek?
Berikut penjabarannya dikutip Cintamobil.com dari situs Dunlop Indonesia, Selasa (29/9/2020).
Ban mobil harus terus dirawat
>>> Simak 5 Tips Merawat Ban Tubeless Mobil
1. Tekanan Tidak Sesuai
Kondisi tekanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi panjang atau pendek umur ban. Jaga agar selalu sesuai dengan rekomendasi.
Jika tekanan kurang, ban akan terlihat kempis. Selain bisa membuat konsumsi bahan bakar meningkat, hal itu juga dapat merusak sisi samping ban. Lama kelamaan ban aus sehingga rawan pecah.
Lalu, jika tekanan berlebihan, pengendalian mobil tidak akan nyaman. Ban tidak mampu menyerap getaran dengan baik. Selain itu, bagian tengah ban lebih cepat rusak karena aus. Pada akhirnya, ban kurang awet.
Maka, pastikan tekanan ban selalu sesuai rekomendasi. Pengendara bisa melihat tekanannya di kendaraan masing-masing. Biasanya petunjuknya berada di sekitar bagian dalam pintu depan mobil.
Pastikan tekanannya sesuai
2. Malas Membersihkan Kotoran
Ban mobil merupakan komponen kendaraan yang menyentuh permukaan jalan secara langsung. Selama itu banyak hal yang akan dilewatinya. Bisa jadi sejumlah kotoran seperti batu atau kerikil kecil hingga cipratan minyak akan menempel di ban.
Paling sering kotoran-kotoran tersebut terselip di sela-sela ban. Kalau ingin masa pakai ban lebih panjang, rajin-rajinlah membersihkannya.
Meski kecil, kotoran seperti kerikil bisa merobek ban. Jika sudah seperti itu, air bisa masuk ke dalam ban. Kalau dibiarkan, lambat laun hal tersebut dapat memicu korosi anyaman kawat baja di ban. Walhasil umur ban pendek.
>>> Beli Ban Bridgestone Lewat Online Semakin Mudah, Bisa Diantar Langsung!
3. Menyetir Secara Agresif
Mengemudi mobil secara agresif ternyata juga membuat umur ban pendek. Agresivitas yang dimaksud adalah berakselerasi hingga ban spin, menikung dengan kencang , serta senang melakukan hard braking.
Aneka manuver tersebut ternyata memicu keausan ban di satu titik. Pada akhirnya ban tidak lagi bundar, sehingga ban tidak lagi awet. Selain itu, ban juga dapat terkikis secara tidak wajar terutama di area tapak ban. Hal itulah yang membuat ban kurang awet.
4. Tak Merotasi Ban
Jangan lupa untuk merotasinya supaya bisa panjang umur
Rotasi ban rupanya dapat berpengaruh terhadap awetnya usia ban. Rotasi harus dilakukan secara berkala supaya ban awet.
Kalau dirotasi, keausan ban akan merata. Hal itu dapat memastikan performa ban tetap baik. Ban bakal mampu terus menapak dengan kuat.
Disarankan untuk merotasi ban ketika sudah menempuh jarak antara 7 ribu kilometer hingga 10 ribu kilometer. Namun, jika kendaraan dipakai dalam intensitas tinggi, rotasi setiap 5 ribu kilometer akan lebih baik.
>>> TNI AD Kembangkan Ban Tanpa Udara Antikempes Sekaligus Antipeluru!
5. Mengangkut Beban Berlebih
Bawalah barang-barang di mobil seperlunya. Jika tidak sebaiknya keluarkan dari mobil agar tak menambah bobot kerja mesin sekaligus ban.
Tapak dan dinding ban akan cepat rusak jika dipaksa menahan beban yang berlebihan.
Agar kondisi itu tidak terjadi, pastikan beban kendaraan sesuai dengan kapasitas ban. Cara mengetahuinya dengan melihat load index yang tertera di ban. Jika nilainya semakin tinggi, beban yang sanggup ditahan juga bertambah berat. Hal itu juga berlaku sebaliknya.