
Regulasi ini sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 2012. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) pun sudah menerbitkan Peraturan Menteri tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O atau Euro 4 sejak tahun 2017. Namun, standar ini baru berlaku untuk mobil diesel pada April 2022.
Sebenarnya, apa itu Euro 4? Mengapa regulasi ini penting untuk masyarakat Indonesia? Bagaimana dampak langsungnya terhadap para konsumen? Kami akan berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara sederhana dalam artikel ini.
Apa Itu Euro 4?
Standar emisi Euro adalah standar yang digunakan negara Eropa untuk kualitas udara di negara Eropa. Semakin tinggi angka di belakang kata Euro, artinya semakin kecil batas kandungan gas karbon dioksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, volatil hidrokarbon, dan partikel lain yang berdampak negatif pada manusia dan lingkungan.
Standar Euro untuk mobil diesel dari tahun ke tahun, sayangnya Indonesia masih tertinggal di tahun 1996
Untuk Euro 4, kandungan nitrogen oksida pada kendaraan berbahan bakar bensin tidak boleh lebih dari 80 miligram per kilometer, 250 miligram per kilometer untuk mesin diesel, dan 25 miligram per kilometer untuk diesel particulate matter.
>>> Ternyata Ini Alasan Mobil Diesel Langka di Pasar Mobil Bekas
Lantas apa saja yang perlu disiapkan untuk mengikuti standar Euro 4? Salah satunya adalah kualitas bahan bakar, dalam hal ini menjadi tugas penyedia bahan bakar untuk memenuhi standar bahan bakar minyak (BBM) untuk mesin berteknologi Euro 4.
Produsen otomotif di Indonesia sebenarnya tidak terlalu memusingkan hal ini. Pasalnya, kendaraan yang mereka produksi secara global termasuk yang diekspor dari Indonesia sudah memiliki standar emisi yang lebih tinggi.
Mobil diesel diekspor memiliki standar emisi yang lebih tinggi
Untuk memenuhi standar emisi negara-negara tersebut, para pabrikan menggunakan tambahan katalitik konverter serta konfigurasi mesin atau pengaturan ECU yang lebih ramah lingkungan. Artinya, teknologi yang sama sebenarnya sudah siap untuk diterapkan di Indonesia.
Mengapa standar emisi menjadi penting? Standar emisi bertujuan untuk mengurangi senyawa-senyawa pada gas buang kendaraan yang berkaitan dengan pencemaran udara, potensi kesulitan pernapasan untuk makhluk hidup, dan mencegah efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global. Intinya, ini dilakukan untuk keberlangsungan hidup.
Indonesia sendiri termasuk lamban dalam menerapkan regulasi yang akan memperbaiki kualitas udara ini. Ketersediaan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan mesin Euro 4 selalu menjadi kendala. Sejauh ini, Pertamina saja baru menyiapkan Pertamax Turbo dan Dex yang memenuhi standar tersebut.
>>> Ini Sebabnya Mobil Diesel Modern Harus Pakai Bahan Bakar Mahal
Konsumen 'Terpaksa' Membeli Bahan Bakar Mahal
Saat semua mobil diesel dibekali dengan mesin berstandar Euro 4, Anda tak lagi bisa berkompromi terhadap bahan bakar yang digunakan. Mesin-mesin tersebut membutuhkan bahan bakar dengan kandungan sulfur maksimal 50 ppm.
Padahal, Pertamina Dex sebagai bahan bakar diesel tertinggi saat ini kandungan sulfurnya masih di angka 100 - 150 ppm. Artinya, mobil seperti Hyundai SANTA FE yang memiliki mesin Euro 4, sebenarnya belum mendapatkan bahan bakar yang sesuai dari Pertamina.
Baru Shell yang memiliiki bahan bakar mobil diesel dengan standar di atas Euro 4
Sampai artikel ini ditulis, baru Shell dengan V-Power Diesel yang menawarkan bahan bakar dengan standar Euro 5 yang justru lebih bersih dari regulasi yang akan ditetapkan April nanti. Sementara Pertamina kabarnya akan meluncurkan Dex dengan sulfur rendah untuk diluncurkan April nanti.
Lantas, bagaimana efek langsungnya terhadap para konsumen? Pertama, sudah pasti mobil-mobil dengan standar Euro 4 akan dibanderol lebih tinggi dibanding pendahulunya. Kedua, mitos bahwa mobil diesel lebih ekonomis akan tumbang mengingat harga bahan bakarnya yang kian meningkat seiring kenaikan harga minyak dunia. Pertamina Dex saja per Maret 2022 dibanderol Rp 13.700 per liternya, sementara Shell V-Power Diesel dihargai Rp 13.750 per liter.
Secara praktek, mobil-mobil dengan standar Euro 4 memang masih bisa meminum solar 'busuk'. Tetapi, dengan efek negatif seperti filter bahan bakar yang lebih cepat diganti dan potensi kerusakan pada sistem penyaluran bahan bakar yang berarti Anda tetap harus mengeluarkan dana lebih besar.
Kami tidak menyebut bahwa pemberlakuan regulasi ini berdampak buruk. Justru ini adalah langkah yang baik untuk masa depan makhluk hidup. Pada akhirnya, ada harga yang dibayar untuk menghirup udara yang lebih segar di Indonesia.