Dibekali teknologi tinggi, tak sedikit yang menduga biaya perawatan mobil listrik akan lebih menguras kantong ketimbang mobil konvensional. Realitanya komponen mekanis pada mobil listrik tak sebanyak mobil bermesin konvensional lainnya. Di satu sisi, ini bisa saja berarti bahwa mobil listrik tak membutuhkan perawatan ekstra. Benarkah demikian?
Yang namanya benda bergerak, pasti ada masa pakainya tersendiri. Kalau di mobil konvensional mesin tentunya mendapat perhatian ekstra. Mesin memiliki ribuan komponen bergerak sehingga dibutuhkan perawatan berkala pada interval tertentu.
Mobil listrik pun demikian, hanya interval dan penggantian komponennya berbeda. Mengutip Autocar, Rabu (10/2/2021), motor listrik sebagai penggerak memiliki komponen yang tak lebih dari 20.
Mesin mobil konvensional lebih rumit ketimbang motor listrik
>>> Ini Penyebab dan Cara Memperbaiki Aki Mobil Tekor
Perawatan Mobil Listrik Dilakukan dengan Pengecekan Berkala
Walhasil, tak perlu ada pergantian oli, filter oli, dan sederet komponen lainnya. Tapi itu bukan berarti mobil listrik tak mendapat perawatan. Motor listrik yang tersemat pada mobil tanpa asap ini tetap harus dicek karena ada potensi kesalahan pada sistem. Pun demikian dengan baterainya. Walaupun tidak memiliki komponen bergerak sama sekali, masing-masing sel baterai tetap harus dicek guna memastikan bisa memberikan performa optimal.
Teknisi bakal menggunakan kabel listrik bervoltase tinggi untuk inspeksi visual. Nantinya dapat diketahui kerusakan ataupun adanya aliran yang putus. Transmisi pun begitu. Transmisi mobil listrik memiliki tak lebih dari satu gigi mundur dan maju. Tipe girboksnya tidak serumit transmisi manual multirasio, otomatis, ataupun twin-clutch.
Komponen tetap harus dicek dalam periode tertentu
Seperti mobil konvensional pada umumnya, mobil listrik juga punya sistem pendingin. Pada mobil listrik, pendingin berfungsi untuk menjaga baterai bekerja pada temperatur yang optimal. Kebanyakan menggunakan cairan pendingin dan membutuhkan pengecekan untuk volumenya. Bahkan kalau kurang pun harus ditambahkan.
Kemudian, perawatan mobil listrik lainnya kurang lebih sama dengan mobil berbahan bakar konvensional. Misalnya pada rem yang tetap harus dilakukan penggantian bila perlu. Terlebih, kebanyakan mobil listrik memiliki bobot lebih berat sehingga harus bekerja lebih keras. Keseluruhan sistem hidroliknya seperti minyak rem, membutuhkan penggantian setidaknya tiap dua tahun sekali.
>>> 5 Hal yang Bikin Konsumen Masih Ragu Beli Mobil Listrik di Indonesia
Biaya Perawatan Mobil Diklaim Lebih Minim
Suspensi dan komponen setir juga tak luput dari perhatian. Ban pun tak boleh dihiraukan begitu saja. Menanggung bobot yang lebih berat, serta distribusi torsi yang lebih cepat maka ban berpotensi lebih cepat aus kecuali bannya khusus untuk mobil listrik. Sistem ventilasi juga perlu dicek dan kalau perlu filter udaranya harus diganti.
Minimnya komponen membuat biaya perawatan kendaraan listrik diklaim lebih hemat
Punya komponen bergerak yang lebih sedikit, biasanya interval perawatan mobil tanpa asap itu juga tak banyak. Interval perawatan ini berbeda-beda, tergantung dari para pabrikan. Sebagai gambaran, Nissan Leaf yang memiliki jadwal perawatan berkala setiap setahun sekali atau 29.000 km pertama, tergantung mana yang lebih dulu tercapai. Sedangkan Porsche Taycan memiliki interval perawatan setiap dua tahun sekali atau 32.000 km pertama.
Biaya servis mobil listrik pun diklaim lebih irit karena minimnya komponen penyusun di dalamnya. Nissan Leaf misalnya, perawatan berkala dalam dua tahun sekali menghabiskan biaya 368 Poundsterling atau setara RP 7,1 juta.