Dynamometer atau biasa disebut dyno test merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur besaran tenaga mesin secara detail dan real time. Dyno test sendiri menggunakan dua macam alat ukur, yakni engine dyno dan chassis dyno. Pada alat engine dyno, proses dyno test akan dilakukan hanya pada mesin kendaraan, demi mengukur besaran peforma yang mampu dihasilkan oleh sebuah mesin. Umumnya peranti ini tersedia di manufaktur mobil atau produsen aftermarket dan menggunakan sebuah ruangan tertutup layaknya laboratorium.
Pada mesin dyno tipe rolling/roler , mobil dinaikkan pada roda berjalan yang ikut berputar seiring putaran mesin untuk mencatat tenaga dan torsi maksimal yang dihasilkan
Sementara pada alat chassis dyno, mampu mengukur performa dan besaran tenaga mesin pada sebuah kendaraa, mulai dari mobil, motor, truk bahkan kendaraan berat. Chassis dyno sendiri terdiri dari dua macam, yakni roller/rolling dyno, dengan cara menaikkan mobil ke atas sebuah roda berjalan atau roller dyno. Roda berjalan ini akan ikut berputar seiiring tenaga mesin yang disalurkan lewat ban dan mencatat tenaga yang dihasilkan mobil. Kedua, adalah hub dyno, yakni sebuah alat yang dipasangkan pada teromol roda, yang mengukur tenaga mesin lewat putaran roda tersebut. Di Indonesia, chassis dyno tipe roller dyno-lah yang paling digunakan di bengkel.
>>> Kenali PCD Pelek Mobil Anda Sebelum Membeli Pelek Aftermarket Idaman
Pada mesin dyno tipe hub, mesin dyno dipasangkan pada teromol roda untuk memantau tenaga dan torsi maksimal lewat putaran teromol
Tujuan dyno test adalah untuk mengukur besaraan performa dan tenaga mesin yang terukur dalam satuan tenaga, mulai dari horsepower (HP), daya kuda (dk) atau Kilowatt (kW). Selain tenaga maskimal, dyno test juga mampu mengukur besarnya torsi (Nm dan Kgm) yang dihasilkan suatu mesin. Lantaran menggunakan sebuah komputer untuk merekam peforma dan tenaga mesin, maka kenaikan tenaga bisa terlihat di setiap putaran mesin dan posisi gigi, dalam bentuk kurva. Sementara itu, besarnya tenaga mesin juga dapat terhitung di mesin (on engine) atau terhitung di roda (on wheels).
>>> Mengenal Jok Balap Berdasarkan Konstruksi Dan Ajang Kompetisinya
Pada engine dyno, mengukur tenaga dan torsi maksimal hanya pada mesin kendaraan
Ketika melakukan dyno test dengan perhitungan yang terukur pada roda, tenaga yang keluar akan lebih kecil ketimbang terukur di mesin. Hal tersebut wajar, lantaran ketika mengukur tenaga di roda, tenaga mesin tereduksi saat disalurkan ke roda oleh beberapa komponen, dari mesin, transmisi hingga ban itu sendiri. “Maka kalau terukur di roda, tenaga mesin umumnya lebih kecil sekitar 30 sampai 40 persen dari yang terukur di mesin,” sahut Ovi Sardjan, operator dyno di Khatulistiwa Surya Nusa ini.
>>> Pilihan mobil bekas paling lengkap ada disini
Proses dyno test sedang berjalan dan dipantau oleh seorang operator
Selain kemampuannya dalam mengukur performa dan tenaga mesin, dyno test pada perkembangannya juga bisa digunakan untuk melihat kondisi mesin. “Pada mesin dyno, dapat terlihat ketika mesin ngelitik akibat kualitas bahan bakar atau ada settingan mesin atau ECU hingga transmisi yang bermasalah. Itu bisa terlihat di kurva tenaga dan putaran mesin di komputer,” sahut Teddy dari bengkel REV Engineering di Kedoya, Jakarta Barat. Sehingga, dyno test juga bisa digunakan untuk memantau seberapa ideal kondisi mesin dan kualitas bahan bakar yang Anda gunakan sehari-hari.
>>> Simak pula artikel teknopedia menarik lainnya di sini
Foto hasil dyno dalam bentuk kurva yang mencatat keseluruhan performa mesin mobil Anda berdasarkan putaran mesin
Dyno test juga bisa digunakan untuk melihat seberapa efektif penggunaan komponen aftermarket di mesin atau modifikasi yang digunakan. Karena pada dyno test, kenaikan tenaga mesin sekecil apapun akan terdeteksi. “Jadi ketika ingin mengganti saringan udara aftermarket misalnya, bisa terlihat kenaikan tenaga dengan melakukan dyno test ketika sebelum memasang saringan udara dan sesudah pemasangan saringan udara. Sehingga kenaikan tenaganya tidak bisa bohong,” tambah Teddy.
Jika Anda tertarik untuk melakukan dyno test, tarif jasanya pun tak terlalu tinggi. Umumnya, bengkel menetapkan tarif jasa dyno test sebesar Rp 500 hingga 800 ribu per sesinya. Namun jika melakukan tuning atau menyetting mesin dengan dyno test, maka jasa dyno test sebesar Rp 1,5-2 juta per sesinya. Tentunya, biaya yang kamu keluarkan senilai dengan informasi detail dan real time yang didapatkan seputar performa, tenaga dan kondisi mesin.
>>> Artikel tips dan trik dunia otomotif lainnya di Cintamobil.com