
Pabrikan otomotif biasanya merekomendasikan mobil diesel modern untuk mengkonsumsi bahan bakar mahal, seperti Pertamina Dex atau Shell V-Power Diesel. Seperti yang kita tahu, harga kedua bahan bakar tersebut kian melambung seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia. Sebagai informasi, per Februari 2022 Dex dan V-Power Diesel dibanderol di kisaran Rp 13.200 per liter.
Pertamina Dex merupakan bahan bakar dengan Cetane Number 53 dan kandungan sulfur maksimal 300 ppm atau setara standar emisi EURO 3. Sementara rivalnya memiliki Cetane Number 51 dengan kandungan sulfur 10 ppm yang setara dengan standar emisi EURO 5.
Shell V-Power Diesel merupakan satu-satunya bahan bakar diesel dengan standar EURO 5
Lantas, mengapa mobil diesel dengan mesin common rail seperti Hyundai SANTA FE, Toyota Fortuner, atau Mitsubishi Pajero Sport disarankan untuk menggunakan bahan bakar mahal tersebut?
>>> Update Harga BBM Pertamina, Naik Hingga Rp 2.650 per Liter
Alasan Mesin Common Rail Membutuhkan Bahan Bakar Mahal
Common rail adalah sistem Direct Fuel Injection yang dibangun oleh fuel-rail bertekanan tinggi yang mendistribusikan bahan bakar melalui katup solenoid, yang berlawanan dengan diesel konvensional dengan pompa bahan bakar bertekanan rendah yang mengumpan bahan bakar ke inkektor.
Ilustrasi sistem common rail
Tekanan bahan bakar di dalam fuel-rail ini sangat tinggi, bisa mencapai 2.000 bar. Sebagai ilustrasi, tekanan selang air yang biasa digunakan untuk mencuci mobil berada di kisaran 120 - 130 bar.
Tekanan tinggi ini bertujuan untuk menghasilkan kabut bahan bakar yang baik dan merata, sehingga akan menghasilkan pembakaran sempurna ketika bertemu dengan udara terkompresi yang suhu dan tekanannya tinggi.
Bahan bakar diesel berkualitas rendah yang memiliki kandungan sulfur tinggi sangat berpotensi untuk merusak sistem common rail yang sensitif ini. Itu dikarenakan unsur sulfur yang terkandung di dalam bahan bakar bisa menyebabkan korosi sulfasi pada saluran bahan bakar.
>>> Begini Jadinya Jika Mobil Diesel Modern Pakai Solar Biasa
Apa Efek Negatif dari Sulfur?
Salah satu efek negatif dari sulfur adalah korosi pada komponen-komponen yang bertugas untuk mendistribusikan bahan bakar. Salah satunya adalah adalah fuel pump yang bertugas memompa bahan bakar dari dalam tangki. Korosi ini akan mengakibatkan kinerja fuel pump terganggu bahkan membuatnya macet.
Penggunaan bahan bakar dengan kandungan sulfur tinggi pda mobil diesel dapat menyebabkan korosi
Selain korosi, bahan bakar dengan sulfur yang tinggi juga mempercepat terbentuknya deposit atau kotoran yang menumpuk. Penumpukan sulfur ini akan membentuk kerak yang dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran bahan bakar. Itu lah mengapa bahan bakar seperti Pertamina Dex dan Shell V-Power Diesel memiliki tingkat sulfur yang rendah.