
Satu dari sekian banyak bentuk perawatan pada kendaraan termasuk mobil adalah rutin mengganti oli. Baik oli mesin, oli transmisi, atau oli gardan. Tentunya interval waktu ganti oli mobil tiap berapa lama bisa melihat dari acuan km (kilometer) yang diberikan oleh pihak pabrikan mobil atau produsen pelumas tersebut. Namun kalau kondisi lalu lintas yang kerap dilalui lebih sering macetnya daripada lenggang, maka sebaiknya lakukan penggantian oli lebih cepat dari saran pabrikan.
Sebaliknya, kalau mobil jarang digunakan, maka interval ganti oli mesin harus berpatokan pada waktu. Yakni minimal tiap 6 bulan sekali oli harus diganti dengan yang baru. Jadi, apapun mobilnya dan sering atau tidak mobil itu digunakan, tetap harus ganti oli ya, utamanya oli mesin.
>>> Veltec with Clean Shield Formula Jadi Andalan Oli Evalube Terbaru
Lihat Spesifikasi Oli Mesin Sesuai Saran Pabrikan
Perhatikan spesifikasi oli yang disarankan oleh pihak pabrikan mobil
Sementara untuk menentukan jenis oli yang cocok dipakai pada mobil tersebut, tentu harus mengikuti anjuran yang diberikan pihak produsen mobil yang bersangkutan. Informasi terkait spesifikasi oli yang disarankan ini pasti sudah tertuang dalam buku manual pedoman pemilik kendaraan yang wajib diberikan pihak dealer jika Anda membeli mobil.
Kalau pun membeli mobil bekas yang tak punya buku manualnya, unduh saja secara online. Cukup banyak kok situs penyedia manual book kendaraan, tinggal cari yang sesuai dengan merek dan tipe mobil Anda. Atau di forum online dari merek dan tipe kendaraan itu juga tak jarang menyediakan dokumen buku manual kendaraan untuk diunduh secara gratis.
>>> Segini Biaya Ganti Oli Mobil Sendiri dan di Bengkel
Perhatikan Jenis Olinya
Kalau kurang yakin tentang jenis oli untuk mobil Anda, bisa tanyakan ke bengkel resmi
>>> Review Toyota Harrier XU60 2015: SUV JDM Toyota Bergelimang Fitur
Pertanyaan yang sering muncul berikutnya adalah bolehkan ganti oli mobil dengan merek oli yang bukan dari produsen mobilnya? Atau ganti oli yang berbeda karena merek pelumas yang lain menawarkan harga lebih murah? Sebenarnya boleh-boleh saja tapi ada syaratnya. Yang perlu diperhatikan selain spesifikasi oli untuk mobil Anda, adalah jenis oli yang akan digunakan.
Dikutip dari laman Toyota Indonesia, setiap oli mesin memiliki grade kualitas yang berbeda-beda dilihat dari kandungan mineralnya, yakni semi sintetik dan full sintetik. Pastikan kalau mobil itu butuh oli mesin yang jenisnya full sintetik maka jangan pakai yang kandungannya semi sintetik. Meskipun lebih murah, namun akan berpengaruh ke kondisi mesin dari mobil Anda.
Disamping itu, setiap oli memiliki zat aditif yang sebenarnya tidak sama antara merek yang satu dengan yang lainnya. Jika di mesin itu masih terdapat sisa oli dari merek berbeda dengan kandungan zat aditif yang berbeda pula, maka ketika mengganti oli tapi pakai merek oli yang lain lagi dengan zat aditif yang berbeda pula, maka ada risiko munculnya sludge (lumpur).
Untuk menghindari resiko tersebut, maka sebaiknya saat akan mengganti oli, gunakan pelumas dengan spesifikasi yang serupa dengan saran dari pabrikan mobil tersebut. Kemudian sesuaikan pula jenis olinya, jika sedari awal menggunakan oli full sintetik, maka harus terus pakai oli jenis ini.
Dan alangkah baiknya, jika memang akan ganti oli mobil dengan pelumas yang beda merek, maka lakukan itu sekali saja. Misalnya, di awal Anda memakai pelumas merek A, kemudian hendak berganti jadi merek B. Maka untuk ganti oli mobil berikutnya pakai lagi pelumas merek B. Hal tersebut demi menghindari risiko munculnya lumpur tadi akibat terlalu banyak zat aditif berbeda yang tercampur di ruang mesin.