Dampak Buruk Mobil Diisi BBM dengan Oktan Rendah, Bisa Turun Mesin!

23/07/2020

Perawatan dan service

4 menit

Share this post:
Dampak Buruk Mobil Diisi BBM dengan Oktan Rendah, Bisa Turun Mesin!
Setiap pabrikan pasti memiliki rekomendasinya tersendiri agar pengendara mengisi BBM dengan oktan yang sesuai. Apa dampaknya jika mobil isi BBM oktan rendah?

Banyak cara yang bisa dilakukan agar mobil Anda tetap awet. Salah satunya adalah menggunakan bahan bakar dengan oktan yang telah dianjurkan oleh pabrikan. 

Angka oktan dalam bahan bakar pada mobil Anda turut mempengaruhi performa dari kendaraan itu sendiri. Angka oktan merupakan indeks yang menunjukan kualitas penyalaan dan pembakaran BBM serta kemampuan bakar itu untuk menahan penyalaan prematur akibat tekanan yang tinggi. 

Di Indonesia, untuk mesin mobil bensin yang diproduksi pada tahun 2018 sudah memiliki standar bahan bakar Euro 4. 

>>> Mobil RI 2 Wajib Tenggak BBM yang Pas

Pengendara Masih Abai Gunakan BBM Sesuai Standar

Dikutip Cintamobil.com dari instagram milik Pertamina, Kamis (23/7/2020), dalam laman instagram Pertamina, mobil dengan standar emisi Euro 4 direkomendasikan untuk menggunakan bahan bakar dengan angka oktan 91 ke atas yang kandungan sulfurnya kurang dari 50 ppm.

Sementara untuk mesin diesel berstandar Euro 4 disarankan untuk menggunakan bahan bakar dengan angka Cetane lebih dari 51 karena kandungan sulfurnya kurang dari 50 ppm. 

Namun nyatanya dari belasan 16.440.987 mobil pribadi, 120.101.047 sepeda motor, dan 2.538.182 kendaraan umum yang mengaspal di Tanah Air belum semuanya menggunakan BBM sesuai dengan standar teknologinya. 

>>> Mobil Diesel Salah Isi Bensin? Ini yang Akan Terjadi

Misalnya untuk mobil jenis Low Cost Green Car (LCGC), sudah disarankan untuk menggunakan bensin dengan oktan minimal 92 atau sekelas Pertamax. Tapi di lapangan kerap ditemui pengendara yang masih mengisi mobilnya dengan Premium atau Pertalite. Atau dalam kata lain BBM dengan oktan rendah, di luar yang disarankan.

Dampak penggunaan BBM tak sesuai oktan

Beragam jenis BBM yang ditawarkan di Indonesia

Memang pengendara tak bisa disalahkan sepenuhnya, keduanya masih ditawarkan di sejumlah SPBU dan tentunya menjadi pilihan bagi masyarakat lantaran harganya lebih terjangkau.

Perlu diketahui bahwa Premium memiliki angka oktan 88 sementara Pertalite 90. Itu artinya, baik Premium maupun Pertalite belum sesuai dengan standar Euro 4. 

Lantas apa dampaknya bila mobil menggunakan BBM dengan oktan rendah? 

Untuk jangka pendeknya, mesin tak akan mengeluarkan tenaga yang optimal. Di samping itu, konsumsi bahan bakar juga lebih boros.

>>> Pilihan mobil bekas yang bensin dan yang diesel ada disini

Pernahkah Anda mendengar suara mengelitik pada mesin? Nah ini juga merupakan salah satu dampak jangka pendek dari penggunaan bensin yang oktannya tak sesuai anjuran. Biaya perawatan mesin pun akan lebih mahal. 

Dampak penggunaan BBM tak sesuai oktan

Dampak buruk yang dapat ditimbulkan bila mobil menggunakan BBM dengan oktan rendah

Efek yang ditimbulkan dari penggunaan BBM dengan oktan rendah juga bisa berlaku jangka panjang, seperti merusak piston. Bahkan dalam beberapa situasi terburuk piston bisa berlubang. 

Kemudian bisa juga menyebabkan turun mesin, pengendapan kerak karbon, dan emisi gas buang yang dihasilkan mencemarkan udara. 

Itu tadi sejumlah dampak buruk dari penggunaan bahan bakar yang oktannya tak sesuai anjuran pabrikan. Ada baiknya Anda mengecek buku manual mobil dan mengecek dengan pasti bahan bakar apa yang seharusnya digunakan. Ini dilakukan untuk mencegah kerusakan dini pada mobil. 

>>> Tips dan trik menarik lainnya ada disini

Menjadi jurnalis otomotif di salah satu media ternama di Indonesia sejak 2016 dan telah memiliki ragam pengalaman menguji mobil hingga mengunjungi pameran otomotif tingkat dunia. Bergabung sebagai Editor di Cintamobil sejak tahun 2020. Lulusan Universitas Trisakti ini mengawali karir sebagai jurnal
 
back to top