Bisa Berabe! Ini Akibatnya Jika Salah Memilih Oli Mesin

22/04/2020

Perawatan dan service

4 menit

Share this post:
Bisa Berabe! Ini Akibatnya Jika Salah Memilih Oli Mesin
Meski mobil jarang dijalankan selama PSBB, kita sebaiknya tetap rutin mengganti oli. Tapi jangan salah pilih, khususnya untuk oli mesin bensin dan diesel karena akan ada beberapa risiko jika keliru saat memilih.

Meski mobil tidak berjalan selama PSBB, kita harus tetap memperhatikan interval untuk mengganti oli mesin. Umumnya, penggantian dilakukan tiap 6 bulan atau 10.000 km, tergantung mana yang tercapai lebih dulu.

Tidak hanya soal interval, Anda juga harus memperhatikan jenis oli mesin yang akan digunakan. Anda tidak bisa sembarangan memilih oli mesin yang paling murah, atau oli dengan kualitas terbaik untuk mobil kesayangan Anda.

Line-up oli mesin mobil TMO

Ada banyak sekali oli mobil yang bisa Anda pilih untuk mobil Anda, jangan sampai keliru

Sebagus apapun kualitas oli mesin yang Anda pilih, akan percuma saja jika tidak sesuai dengan spesifikasi mobil Anda. Contohnya, saat Anda memilih oli mesin diesel untuk kendaraan bermesin bensin, atau sebaliknya.

Dikutip dari Toyota Connect, ada beberapa risiko yang bisa terjadi saat salah memilih oli mesin. Untuk lebih jelasnya, simak uraian di bawah ini:

>>> Ingat, selama PSBB jangan abaikan penggantian oli mobil

1. Mesin Bensin Pakai Oli Diesel

Jika Anda memakai oli Diesel pada mesin bensin Anda, ada beberapa risiko yang bisa terjadi. Contohnya, mesin bensin yang memakai oli mesin diesel punya risiko start-up yang berat yang juga berimbas pada tarikan yang ikut berat karena oli lebih kental.

Efek jangka panjangnya, konsumsi bensin boros dan emisi gas buang tinggi. Formula pembilas jelaga juga akan mengendap di ruang mesin akibat oksidasi dan menimbulkan lapisan gel di filter oli dan celah komponen mesin. Akibatnya, oli tidak bisa bersirkulasi dengan baik dan komponen cepat aus karena fungsi pelumas terhalang oleh gel.

>>> Memilih Filter Oli yang Tepat Buat Mobil Anda

2. Mesin Diesel Pakai Oli Bensin

Bagaimana dengan oli mesin bensin yang dipakai oleh mesin diesel? Kalau nilai kekentalan oli tidak sesuai, akan membuat mesin overheat karena fungsi pendingin oli tidak bekerja dengan baik.

Dalam jangka panjang, kandungan kimia oli juga akan rusak sehingga pelumas tidak dapat melaksanakan 4 tugas utamanya dengan optimal. Kalau sudah begini, potensi mesin rusak bisa terjadi kapan saja.

Apalagi jika oli mesin bensin yang dipakai tidak memiliki fungsi detergensi sebaik oli mesin diesel. Jelaga yang tertinggal akan menempel di komponen mesin, terutama piston, dan menciptakan kerak.

Kerak mampu menahan proses pelepasan panas piston mesin. Kerak juga menghalangi pelumas melakukan proses pendinginan pada piston. Akibat terburuknya, piston memuai dan kemudian menyebabkan mesin berhenti bekerja.

Kerak yang menempel juga membuat proses pembakaran yang mengandalkan tekanan piston tidak akan berjalan optimal dan membuat konsumsi BBM meningkat.

>>> Simak tips perawatan mobil lainnya di sini

Mengisi oli mesin mobil

Baiknya, pakailah oli mesin yang sudah direkomendasikan pabrikan

Bagaimana, ribet kan kalo sampai salah ketika memilih oli mesin? Karena itu, usahakan untuk selalu menggunakan oli mesin yang sesuai peruntukannya. Atau yang lebih aman, pakai saja oli yang direkomendasikan pabrikan. 

>>>  Klik sini untuk lanjut simak tips & trik otomotif paling lengkap di Cintamobil.com

Bergabung di Cintamobil sejak 2019, Derry adalah seorang penyuka kecepatan tulen. Pengalaman di salah satu situs motorsport global membuatnya khatam soal dunia balap. Masih mengejar gelar Sarjana, Derry juga sering memacu adernalin dengan go-kart.
 
back to top