Run flat tire, (atau jika diartikan secara harfiah sama dengan ban yang masih bisa berjalan meskipun kempes) adalah salah satu penemuan yang membantu pengemudi ketika sedang mengalami nasib sial; ban yang kempes di tengah jalan. Dengan ban jenis ini, pengemudi bisa berjalan lebih lama untuk menemukan tempat untuk mengganti ban atau bengkel terdekat.
Sejarah Run Flat Tires
Sejarah ban super ini dimulai pada tahun 1934 ketika Michelin memperkenalkan ban yang memiliki pelek pengaman. Jadi, apabila ban tertusuk, ban akan berjalan dengan lapisan bisa khusus. Tahun 1958 Chrysler bekerja sama dengan Goodyear Tire and Rubber Company menawarkan run flat tire Captive Air.
Tahun 1972, Dunlop meluncurkan Total Mobility Tire (kemudian bernama Denovo) dan sistem ban yang menjadi ban opsional pada Rover P6 3500 pada tahun 1973. Terakhir, tahun 1983 berkembang menjadi TD/Denloc yang menjadi peralatan standar di seluruh dunia.
Desain Run Flat Tyres dari Michelin (foto: Autoevolution)
Apa itu run flat tire
Run flat tire atau RTF adalah salah satu jenis ban dimana anda bisa mengemudi meskipun telah tertusuk paku sehingga Anda dapat menemukan area yang aman untuk mengganti ban atau mencari bengkel terdekat untuk memperbaiki ban kendaraan.
>>> Posisi Ban Yang Benar Saat Parkir Di Jalan Menurun Dan Menanjak
Meskipun begitu, ban ini tidak bisa dipakai seterusnya. Ada batasan-batasan yang harus dipenuhi, seperti seberapa cepat kendaraan bisa melaju serta seberapa jauh Anda bisa mengemudi. Run flat tire yang dimiliki Bridgestone memungkinkan pengemudi berkendara dengan kecepatan maksimum hingga 80 km/jam dan menempuh 80 kilometer sebelum kehilangan semua tekanan.
Cara kerja ban run flat tire
Desain self-supporting pada RFT Bridgestone (foto: Bridgestone)
Ada dua tipe utama dari sistem RFT: Self-Supporting RFT dan RFT Support ring system. Pada kebanyakan sistem self-supporting RFT, ban memiliki konstruksi dinding samping yang diperkuat dan akan terus mendukung kendaraan ketika terjadi kehilangan udara. Kontruksi ini memungkinkan ban tetap bisa dibawa berjalan setelah kehilangan tekanan udara pada kecepatan dan jarak yang ditentukan pabrikan.
>>> Tertarik membeli mobil bekas terbaik di pasaran? Dapatkan informasinya di sini
Karena ban terus berfungsi meskipun mereka kempes, semua ban akan kehilangan udara dan hanya dapat digunakan pada kendaraan yang dilengkapi Sistem Pemantauan Tekanan Ban (TPMS). TPMS akan memberi tahu ketika salah satu ban Anda kehilangan tekanan.
Cara kerja support ring pada RFT Bridgestone (foto: Bridgestone)
>>> Temukan tips dan trik perawatan mobil lainnya disini
Manfaat ban RFT
Salah satu manfaat yang telah dijelaskan yaitu Anda tidak harus langsung mengganti ban dalam kondisi berbahaya atau tidak nyaman. Ini mungkin merupakan keuntungan terbesar dari RFT dan menjadi salah satu alasan kenapa teknologi ini dibuat. Dengan ban konvensional, Anda harus langsung mengganti ban yang kempes atau membiarkan mobil diderek.
Ban RFT yang dijual di Indonesia (foto: Kompas)
Selain itu, ketika ban tertusuk duri atau paku, ban lebih stabil daripada ban konvensional. Karena ban RFT dibuat untuk bekerja keras, bahkan pada ketika ban tidak memiliki udara, ban akan memiliki kontrol yang lebih baik.
Selain Bridgestone, ada banyak pabrikan ban yang sudah mengeluarkan ban run flat tire di Indonesia. Selain Hankook, ban merek Accelera juga disebut sebagai ban RFT pertama yang dibuat di Indonesia. Untuk harga tentu saja lebih mahal dibandingkan ban lain. Satu ban RFT bisa dibeli dengan harga sekitar Rp3.5 juta hingga mencapai Rp5 juta.
>>> Tips terlengkap seputar mobil bisa ditemukan di Cintamobil