Toyota Fortuner 2.8 Bikin Raja Ugal Cipali Bertambah?

11/01/2022

Pengemudian

2 menit

Share this post:
Toyota Fortuner 2.8 Bikin Raja Ugal Cipali Bertambah?
Artikel ini merupakan sudut pandang tim Cintamobil.com terhadap steriotip pengendara mobil SUV ladder frame seperti Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero yang kerap memacu kencang kendaraannya di tol

Pernahkah Anda sedang berkendara santai di jalan tol trans jawa (cipali) lalu tiba-tiba disalip Toyota Fortuner maupun Mitsubishi Pajero yang melaju kencang melewati bahu jalan maupun lajur kanan? Bagaimana perasaan Anda?

Toyota Fortuner Ngebut Anda Terkesima Atau Kesal?

Mungkin ada dua hal yang ada di benak Anda saat itu, dalam hati bergumam terpesona, "Wah kencang banget, gimana rasanya ngebut begitu di mobil tinggi?" Atau mengumpat kesal, "Mentang-mentang mobil gede, tinggi, ngebut seenaknya!"

Toyota Fortuner VRZ 2016

Toyota Fortuner dengan mesin 2.400 cc saja sudah cukup kencang

Ya, mobil berjenis SUV (Sport Utility Vehicle) bersasis tangga (Ladder Frame) ini memang kerap menjadi buah bibir. Bukan hanya soal penampilannya yang macho dan membuat hampir setiap orang ingin punya, tapi juga kelakuan pengemudinya yang kadang sok jago di jalanan.

Honda Civic Turbo 2019

Sedan seperti Honda Civic jelas lebih stabil dari Toyota Fortuner

Padahal seperti yang kita tahu, mobil berperawakan tinggi secara alami cenderung tidak se-stabil mobil yang punya dimensi membumi (Ground Clearance pendek, demikian pula dengan tinggi bodinya) seperti sedan atau hatchback.

Mesin Fortuner 2.8

Fitur secanggih apapun tetap tergantung pengendaranya

Kendati mobil-mobil tersebut sudah dilengkapi dengan kontrol kestabilan dan kontrol traksi, tetap saja potensi celaka masih ada. Mau secanggih apapun mobilnya, se-aman apapun pabrikan memberikan fitur keselamatan akan percuma bila tidak ada kesadaran dari pengendaranya untuk berperilaku aman dan defensif ketika mengemudi.

Pandangan Ahli Safety Dan KNKT

"Mengemudi secara defensif itu menyangkut empat kunci, yakni Alertness (Kewaspadaan), Awareness (Kesadaran), Attitude (Sikap, mental), dan juga Anticipation (Antisipasi, menjaga segala kemungkinan). Karena tiga faktor utama dalam defensive driving itu ada pada kondisi pengemudi, karakter pengemudi, dan kondisi kendaraan," kata Bintarto Agung selaku Direktur IDDC (Indonesia Defensive Driving Center).

>>> Ini Jam-jam Rawan Kecelakaan di Jalan Tol

"Jalan tol yang baik, dengan tingkat pelayanan jalan A, pada akhirnya akan memicu euforia pengguna jalan untuk memacu kecepatan kendaraannya. Sepanjang Indonesia merdeka baru kali pertama pengemudi bisa mencapai kecepatan free flow speed (di atas 100 km/jam) ya di tol yang sekarang," tukas Ahmad Wildan Senior Investigator Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) ke Cintamobil.com.

Jalan tol Cikampek Layang

Jalan tol makin mulus dan membuat orang terlena untuk ngebut

Pria yang akrab disapa Wildan ini pun menambahkan, "Jalan tol yang tersambung, dengan pelayanan jalan A tadi menghilangkan kemacetan, pada akhirnya menimbulkan euforia juga pada pengemudi, menempuh  Jakarta - Surabaya sekali jalan, tanpa perlu istirahat, hal ini bisa menyebabkan fatigue pada pengemudi. Tidur sedetik pada kecepatan 140 km/jam itu bisa berarti maut baginya. Jadi disini masalah fatigue menjadi issue yang menonjol pada kecelakaan di jalan tol," tambahnya.

>>> Kecelakaan Vanessa Angel: Pentingnya Memahami Batas Kemampuan Mobil

Tapi, bukan berarti pemerintah bersama pengelola jalan tol tidak tinggal diam untuk mengurangi angka kecelakaan. Untuk menurunkan kecelakaan di tol, ada beberapa rekomendasi KNKT yang saat ini sedang gencar digalakkan oleh pengelola tol yaitu :

1. Menurunkan speeding kendaraan, melalui inovasi marka chevron reducing marking;

2. Mendorong orang memasuki rest area dengan melengkapi rest area dengan hal hal menarik seperti taman bermain, spot selfie, tempat mandi air panas dsb;

3. Memasang pembatas rigid pada median jalan untuk mencegah pengguna jalan menyeberang;

4. Memasang crash cushion pada pagar pengaman jalan sehingga jika tertabrak, kendaraannya tidak akan (seperti) disate;

5. Menghilangkan tiang tengah jembatan pada desain konstruksi penyeberangan di tol;

6. Melindungi tiang tengah jembatan dan bangunan lainnya dengan baik untuk memperkecil resiko tertabrak oleh kendaraan yang lengah

Jadi apakah nanti dengan kehadiran Toyota Fortuner bermesin 2.800 yang tenaganya lebih perkasa itu akan menambah panjang daftar mobil yang suka berperilaku ugal-ugalan di jalan tol? Semoga saja tidak ya...

Mengawali karir sebagai jurnalis otomotif pada 2014, setahun kemudian Arfian menjadi test driver di sebuah tabloid otomotif nasional. Bergabung di Cintamobil.com sejak 2018, kini ia menjadi Head of Content di Cintamobil.com   About Arfian Lulusan kampus Trisakti angkatan 2009 ini sebe
 
back to top