
Menurut beberapa penelitian, dalam 2 tahun pertama seseorang bisa mengemudi adalah waktu paling rawan terlibat kecelakaan. Maka dari itu sebelum memohon SIM (Surat Izin Mengemudi), lebih baik untuk memiliki kompetensi mengemudi yang aman. Menurut Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center (RDC), belajar mengemudi otodidak biasanya hanya fokus pada kemampuan mengoperasikan kendaraan.
>>> Baca juga: Ini Alasannya, Mengapa “Lampu Merah” Menggunakan Warna Hijau, Kuning dan Merah
Kursus mengemudi menggunakan mobil khusus dengan modifikasi adanya pedal emergency pad bagian penumpang depan
“Padahal dalam mengemudi itu skill (kemampuan) saja tidak cukup. Harus pelajari juga SOP dan juga pengetahuan mengenai safety dan defensive driving” ujarnya saat dihubungi Cintamobil.com beberapa waktu lalu. Marcell menambahkan para pendamping yang tidak kompeten saat seseorang belajar mengemudi otodidak biasanya skill yang dipelajari tidak sesuai dengan SOP seharusnya. Akibatnya mobil bisa menjadi lebih cepat rusak.
Beberapa lembaga kursus mengemudi umumnya selain skill yang benar sesuai SOP mengemudikan mobil, juga diajarkan tentang sikap (attitude) yang benar dalam berlalu lintas. Tidak hanya itu, para pengemudi yang belajar di tempat kursus biasanya juga diberi pengetahuian mengenai defensive driving atau safety driving.
>>> Tips pengemudian terbaru dan terlengkap bisa Anda dapatkan di sini
Tidak hanya skill mengemudi tapi Anda juga diajarkan teknik defensive atau safety driving
Tidak kalah penting saat belajar mengemudi otodidak tidak ada kepastikan akan aman. Sedangkan di lembaga kursus mengemudi telah disediakan unit mobil khusus yang dilengkapi dengan pedal emergency serta instruktur yang kompeten. Sehingga bila dalam situasi darurat, pendamping atau instruktur bisa ambil alih melalui pedal emergency tersebut.