Ternyata Ada Fakta Menarik Dibalik Sejarah Plat Nomor Kendaraan Mulai Dari Paris Hingga Indonesia

04/12/2018

Pengemudian

7 menit

Share this post:
Ternyata Ada Fakta Menarik Dibalik Sejarah Plat Nomor Kendaraan Mulai Dari Paris Hingga Indonesia
Plat nomor kendaraan atau yang sering dikenal sebagai Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB), memiliki esensi historis tersendiri. Apakah pernah terbayang, bagaimana sejarah plat nomor kendaraan? Siapa orang di baliknya hingga bisa terus diaplikasikan di era modern ini? Inilah dia fakta menarik dibalik sejarah Plat Nomor Indonesia

Sejarah Plat Nomor Di Indonesia

Jika ditilik dari sejarahnya, plat nomor kendaraan pertama kali diperkenalkan di Paris pada tanggal 14 Agustus 1893. Louis Lepine yang tak lama menjadi ketua pelayanan sipil di Seine Police Department, menyadari bahwa lalu lalang kendaraan di masa itu membutuhkan sebuah regulasi baru. Dari pemikiran tersebut, akhirnya tercetuslah regulasi yang mana setiap mobil harus memiliki plat nomor dan harus membatasi kecepatan di angka 20 Km/Jam khususnya di area pedesaan serta 12 Km/Jam di jalanan perkotaan.

Plat nomor kendaraan pertama kali diadakan pada tahun 1983

Anda bisa mengamati plat nomor kendaraan yang digunakan di masa lampau

Seiring dengan hal tersebut, diterbitkan juga sebuah surat kendaraan bermotor yang kala itu masih disebut “certficat de capacité de conduit d’un véhicule à moteur”. (Sertifikat yang menunjukkan kemampuan pengendara dalam mengemudikan kendaraan bermotor).

Sertifikat Berkendara Pertama Kali sosoknya masih berupa kertas dan dituliskan berbagai kekuatan hukum di sana

Inilah sosok sertifikat berkendara pertama kali yang diusulkan oleh Karl Benz

>>> Plat Nomor Indonesia Membuat Polisi Lokal Perancis Kebingungan

Pemilik Sertifikat Berkendara Pertama Kali

Sejalan dengan regulasi baru, terlihat banyak masyarakat Paris yang ikut mendaftar untuk mendapat sertifikat berkendara. Namun jangan salah, regulasi tersebut  nyatanya ditanggapi negatif oleh masyarakat. Alasannya cukup menarik, mengendarai mobil masih dianggap sebuah hobi yang mewah kala itu. Sehingga, sebuah regulasi macam itu akan dianggap mengganggu hobi para Enthusiast mobil.

Orang yang mendapatkan surat tilang pertama kali adalah Duchess of Uzes di tahun 1898

Anne de Rochechouart de Mortemart adalah bangsawan Uzes yang pertama kali mendapatkan surat tilang

Menariknya lagi, sejarah mencatat wanita yang pertama kali mendaftar adalah seorang bangsawan asal Uzes. Lucunya, ialah orang pertama yang mendapatkan surat tilang karena melakukan pelanggaran di tahun 1898.

>>> Simak juga harga mobil bekas lengkap di semua modelnya yang dibanderol cukup terjangkau

Plat Nomor Kendaraan Mulai Berkembang Di Banyak Negara

Di New York, plat nomor dibuat oleh pemiliknya sendiri. Berbeda dengan masa kini yang mana di Indonesia kita perlu mendaftarkan diri dahulu ke Samsat. Ya, di tahun 1901 plat nomor masih dibuat secara manual menggunakan bahan dari besi ataupun kulit. Umumnya, plat tersebut diorientasikan bukan kepada angka tapi lebih ditekankan akan nama dari pemiliknya dengan inisial tertentu.

Tercatat mulai dari tahun 1918, semua negara bagian di United States akhirnya mencari cara untuk membuat regulasi bagi mobil, pengendara dan rambu-rambu lalu lintas. Setelah dua tahun berselang, pemerintahan Amerika memberikan mandat bagi masyarakatnya untuk meregistrasikan kendaraannya. Menariknya, regulasi ini masih dianggap baru sehingga desain dari plat nomor berubah dari waktu ke waktunya hingga ditemukan desain yang pas meliputi nomor registrasi, kode negara, tanggal pembuatan dan kadaluarsa dari registrasi plat nomor. Di sisi lain, masyarakat juga harus selalu mengganti plat nomor satu tahun sekali.

Plat Nomor Kendaraan di Amerika memiliki desain yang bermacam-macam sesuai dengan wilayahnya

Hingga kini plat nomor kendaraan di United States memiliki desain yang cukup beragam

Sejarah Plat Nomor Kendaraan Di Indonesia

Di zaman penjajahan tepatnya di tahun 1810, Inggris membawa 15.600 bala tentara yang didatangkan langsung ke Batavia untuk merebut Jawa dari tangan Belanda. Sejumlah pasukan tersebut terbagi menjadi 26 batalion yang dinamai A-Z. Setelah menduduki Batavia, segala kereta kuda Inggris dinamai B supaya tidak tertukar dengan milik lawan. Pemberian kode B sendiri dilakukan karena batalion B yang sudah berhasil menduduki Batavia. Sama halnya dengan batalion L yang sudah menduduki Surabaya dan batalion M yang berhasil menduduki Madura pada tanggal 27 Agustus 1811.

>>> Berapakah Tarif Plat Nomor Polisi Mobil dan Motor Cantik?

Penentuan Kode Plat Nomor Kendaraan

Di beberapa daerah seperti Magelang (AA), Yogyakarta (AB) dan Solo (AD) memiliki dua abjad. Mengapa begitu? Pada saat itu Kesultanan Mataram berdiri sendiri dan belum menjadi wilayah Belanda. Namun pada akhirnya, Kesultanan Mataram menyerah dan bergabung bersama Inggris. Sehingga, di beberapa daerah yang telah disebutkan dibekali batalion A dan batalion B untuk menjaga area Yogyakarta (diberi kode AB). Adapun di area Magelang hanya disediakan batalion A saja sehingga diberi kode AA. Hal serupa juga ditemui di beberapa daerah lainnya.

Setelah Inggris menduduki Jawa, Sir Thomas Stamford Raffles akhirnya membentuk wilayah administratif atau Karesidenan sesuai kode batalion yang disebutkan sebelumnya. Bahkan, saat Belanda kembali ke Indonesia di tahun 1816, sistem ini masih terus diterapkan hingga ke beberapa daerah di luar pulau Jawa seperti halnya Sumatera Selatan, Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku. Kini wilayah Karesidenan tersebut lebih dikenal sebagai Ibu Kota maupun Kabupaten.

Daftar Plat Nomor Kendaraan di Indonesia dibedakan sesuai wilayah administratif

Plat nomor kendaraan di berbagai wilayah di Indonesia dibedakan sesuai karesidenan yang dahulunya diputuskan oleh Inggris

Namun perlu menjadi catatan bahwasannya kode C, I, J, O, Q, U, V, W, X, Y dan Z tidak diaplikasikan. Pasalnya batalion dengan kode-kode tersebut hanya menjadi pasukan Back-Up saja atau Reserve Unit kala itu. Khusus kode W dan Z memiliki sisi historisnya sendiri yang kini ternyata diaplikasikan tanpa mengadopsi sistem batalion tersebut. Ya, kode wilayah W untuk Sidoarjo, dahulu masih satu kesatuan dengan Surabaya berkode L. Namun semenjak tahun 2000, Polres Gresik dan Sidoarjo  menetapkan kodefikasi sendiri menggunakan huruf W. Sedangkan Surabaya masih menerapkan kode L di bawah naungan Polrestabes Surabaya. Sama halnya dengan kode Z yang sebelumnya masih berkode D yang merupakan Eks-Karesidenan Parahyangan.

>>> Berbagai tips dan trik otomotif terpercaya hanya ada di Cintamobil.com

 
back to top